Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
4 Fakta Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama di Eropa Barat hingga Pro-LGBT
28 Maret 2023 16:25 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Seorang anggota parlemen Muslim bernama Humza Yousaf terpilih sebagai Menteri Utama Skotlandia , pada Senin (27/3). Selain menjadi orang nomor satu di pemerintahan Skotlandia, dia juga menjadi pemimpin partai berkuasa Scottish National Party (SNP).
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Yousaf sebagai Menteri Utama dan pemimpin SNP merupakan peristiwa bersejarah, lantaran untuk pertama kalinya seorang Muslim dari etnis minoritas non-kulit putih menjadi pemimpin di negara itu — sekaligus memimpin salah satu partai besar di Eropa.
Berikut ini 4 fakta terkait sosok Humza Yousaf, disadur kumparan dari berbagai sumber.
Pria Muslim Pertama yang Pernah Jadi Pemimpin di Eropa Barat
Dikutip dari situs resmi The Scottish Parliament, Humza Yousaf — yang memiliki nama lengkap Humza Haroon Yousaf ini merupakan pria muslim dan non-kulit pertama yang pernah menjadi anggota di kabinet pemerintahan Skotlandia.
Melansir dari The Gulf News, terpilihnya Yousaf sebagai Menteri Utama Skotlandia tak hanya sebatas menorehkan sejarah sebagai pria muslim pertama yang pernah menduduki jabatan ini. Namun, Yousaf juga merupakan pemimpin beragama Islam pertama di negara Eropa Barat.
Sebelum terpilih sebagai Menteri Utama, Yousaf pernah menduduki tiga jabatan penting, yaitu Menteri Junior pada 2012, Menteri Kehakiman pada 2018 hingga 2021, lalu Menteri Kesehatan pada 2021 hingga 2023.
ADVERTISEMENT
Sejak usia dini, Yousaf telah terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan dan di komunitas Islam setempat — mulai dari organisasi pemuda hingga penggalangan amal.
Dia sempat menjadi juru bicara media secara sukarela untuk lembaga amal Islamic Relief, serta memiliki kepedulian besar terhadap kaum rentan, seperti tunawisma dan pencari suaka di kota kelahirannya, Glasgow.
Adapun Yousaf merupakan keturunan Pakistan-Kenya. Orang tuanya menjadi imigran generasi pertama yang tiba di Skotlandia, tepatnya di tahun 1960-an. Menurut laporan Reuters, Yousaf adalah pemimpin Muslim pertama yang menjadi orang nomor satu di pemerintahan negara Eropa Barat.
Menurut data resmi, jumlah pemeluk agama Islam di Skotlandia tak lebih dari 2 persen, sementara umat Kristen sejumlah 53,8 persen. Ini artinya, Yousaf juga akan memimpin warga Skotlandia lainnya yang mayoritas memeluk agama Kristen.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dalam kampanye politiknya sebelum terpilih, Yousaf mengatakan akan tetap menyeimbangkan pandangan keagamaan dengan kebijakan progresif sosial SNP.
Tumbuh besar di kalangan imigran dan penuh dengan perbedaan, Yousaf pun menegaskan bahwa dirinya memegang penuh paham inklusif, sosial-liberal, dan multietnis dalam skema pemerintahannya kelak.
Punya Visi Ceraikan Skotlandia dari Inggris
Dalam konteks politik, Yousaf memiliki pandangan yang sama dengan pendahulunya, Nicola Sturgeon.
Kedua pemimpin — Sturgeon di sisi lain merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai Menteri Utama Skotlandia, memiliki visi untuk memisahkan diri dari Inggris dan menjadi negara berdaulat.
Dikutip dari The Scotsman, visi ini sempat diutarakan Yousaf ketika berpartisipasi dalam acara debat kepemimpinan SNP yang digelar pada Minggu (12/3), sehari sebelum dia terpilih sebagai Menteri Utama.
ADVERTISEMENT
“Saya akan memimpin dari depan sebagai aktivis pertama, saya akan membangun tim yang akan memberikan kemerdekaan,” tegas Yousaf.
“Saya akan melindungi mayoritas pro-kemerdekaan di Parlemen, saya akan mempertahankan demokrasi Skotlandia dari serangan perebutan kekuasaan di Westminster,” sambung dia.
Hal serupa juga Yousaf tegaskan dalam pidatonya usai terpilih secara resmi. Dia menyerukan persatuan SNP agar dapat bersama-sama berupaya untuk menyatukan perbedaan dan agar Skotlandia merdeka.
“Di mana ada perpecahan yang harus diobati, kami harus melakukan secepat mungkin dan kami punya pekerjaan yang harus dilakukan dan sebagai partai kami berada dalam posisi terkuat ketika kami bersatu. Dan yang menyatukan kami adalah kebersamaan dan memberikan kemerdekaan bagi bangsa kami,” ujar Yousaf.
Meski demikian, Yousef tidak akan mengikuti jejak pendahulunya yang fokus pada rencana menuju kemerdekaan. Menurut Yousef, yang perlu dilakukan SNP sekarang adalah membuat tuntutan kemerdekaan segera, dibanding memperdebatkan prosesnya.
ADVERTISEMENT
Pro-LGBT+
Dikutip dari The National, Yousaf telah beberapa kali menyuarakan dukungannya terhadap berbagai kelompok minoritas, termasuk komunitas LGBT+.
Selain itu, dia juga berjanji akan mencantumkan hak-hak kelompok LGBT+ ke dalam konstitusi tertulis Skotlandia, jika kelak merdeka dari Inggris.
Salah satu hak LGBT+ yang ingin dia perjuangkan adalah kemudahan setiap individu untuk mengubah gendernya masing-masing, tetapi tetap diakui oleh negara.
“Hal itu [mencantumkan hak kelompok LGBT+ ke dalam konstitusi tertulis] akan membantu mengokohkan hak-hak tersebut, sehingga ketika kita menghadapi serangan yang tak terelakkan terhadap hak-hak kita, kita memiliki landasan konkret untuk mempertahankannya,” ujar Yousaf.
Berbicara kepada media LGBT+ PinkNews, Yousaf mengatakan bahwa dirinya tidak hanya akan membela hak-hak kaum LGBT+ — tetapi juga bertujuan untuk memajukan kedudukan mereka di Skotlandia yang progresif dan menjunjung keadilan sosial.
ADVERTISEMENT
“Terlalu sering, kami dihambat oleh Pemerintah Inggris yang ingin membatalkan beberapa hak-hak ini. Itu bukanlah jenis Skotlandia yang merdeka, adil secara sosial, dan progresif yang saya lihat,” jelas dia.
Yousaf juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan mendukung kebencian dalam bentuk apa pun selama menjabat sebagai Menteri Utama Skotlandia. Ini artinya, dia memiliki tugas berat untuk mempersatukan berbagai pandangan berbeda di kalangan anggota SNP terkait LGBT+.
Terdapat berbagai anggota parlemen yang tidak mengakui perubahan gender (transgender), di antaranya adalah pesaing Yousaf dalam pemilu terbaru, Ash Regan dan Kate Forbes. Keduanya memiliki pandangan yang religius terkait hal tersebut dan tidak menyetujui praktik aborsi.
“Ada tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin SNP berikutnya, yaitu mencoba menyatukan partai dalam perdebatan yang sangat memecah belah,” ungkap Yousaf.
“Ada sebuah proses di mana jika ada orang yang bersikap fanatik, transfobia, homofobia, misoginis, rasis, maka hal itu akan diselidiki, dan tindakan yang tepat akan dilakukan, yang tentu saja bisa berupa pemecatan,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Pandangan Yousaf dalam mendukung komunitas LGBT+ tak lain sebagai salah satu upaya untuk melindungi kaum rentan dan minoritas yang kerap menjadi target kebencian.
“Sangat memalukan bahwa hal ini telah menjadi perdebatan yang sangat beracun dan beberapa peluit anjing yang saya dengar menentang komunitas trans kami — jika Anda menghapus kata 'trans' dan memasukkan kata 'Muslim' atau 'Yahudi' atau 'Orang kulit hitam', kami tidak akan mendukungnya,” tegas Yousaf.
Pemimpin Termuda di Skotlandia
Melansir dari The Washington Post, Humza Yousaf (37 tahun) — pria kelahiran 7 April 1985 ini telah memulai karier politiknya dari usia muda.
Dia memiliki gelar di bidang politik dari Universitas Glasgow, kota kelahirannya. Setelah lulus, dia bekerja sebagai ajudan Anggota Parlemen Skotlandia (MSP) sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota parlemen itu sendiri di tahun 2011.
ADVERTISEMENT
Mewakili wilayah Glasgow, Yousaf pun menjadi anggota parlemen termuda yang pernah dilantik SNP di umur 26 tahun. Setahun kemudian, pada 2012 dia ditunjuk sebagai Menteri Junior untuk Urusan Luar Negeri dan Pembangunan Internasional.
Dengan kata lain, dia bekerja di bawah naungan Sekretaris Kabinet untuk Urusan Kebudayaan dan Urusan Luar Negeri Skotlandia. Kala itu, dia menjadi orang termuda dan non-kulit putih pertama yang diangkat menjadi menteri di pemerintahan Skotlandia.
Ketika Sturgeon melakukan reshuffle kabinet di pemerintahan periode keduanya, dia menunjuk Yousaf sebagai Menteri Kehakiman pada 2018.
Pada 2021, Yousaf dipercayakan untuk menjadi Menteri Kesehatan — ketika pandemi sedang melanda dunia.
Hingga akhirnya, jabatan itu tak lagi dia duduki dan kini Yousaf hanya menunggu waktu untuk dilantik secara resmi oleh parlemen sebagai Menteri Utama Skotlandia termuda, sekaligus pemimpin Muslim pertama di Eropa Barat.
ADVERTISEMENT