4 Juta Warga Sudah Berikan Suara di Pemilu AS

7 Oktober 2020 6:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan kampanye di pemilu AS Foto: REUTERS/Terray Sylvester
zoom-in-whitePerbesar
Papan kampanye di pemilu AS Foto: REUTERS/Terray Sylvester
ADVERTISEMENT
Pemilu AS akan digelar 3 November mendatang. Dalam Pemilu kali ini, capres petahana Donald Trump dari Partai Republik akan melawan Joe Biden yang merupakan capres dari Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
Namun, empat minggu jelang pemilihan, dilaporkan sekitar 4 juta warga AS sudah memberikan suaranya di Pemilu kali ini menggunakan sistem early voting atau pemilihan awal.
Dikutip dari Reuters, Rabu (7/10), jumlah pemilih yang banyak saat early voting belum pernah terjadi sebelumnya. Diprediksi pemilih di Pemilu AS kali ini akan memecahkan rekor.
"Kami belum pernah melihat orang sebanyak ini yang memberikan suara sebelum pemilihan," kata Michael McDonald yang mengelola proyek Pemilu AS dari Universitas Florida.
"Orang-orang memberikan suara mereka ketika mereka membuat keputusan dan kami tahu bahwa banyak orang telah mengambil keputusan sejak lama dan sudah memiliki penilaian tentang Trump," tambah dia.
Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berpartisipasi dalam debat kampanye presiden 2020 pertama mereka di kampus Klinik Cleveland, di Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio, AS. Foto: Reuters
Berdasarkan data tim proyek Pemilu AS, 4 juta warga AS sudah memberikan suaranya. Jumlah itu 50 kali lipat jika dibandingkan Pemilu 2016 di mana kala itu hanya 75.000 orang yang memberikan suaranya empat minggu sebelum hari H.
ADVERTISEMENT
McDonald menuturkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan warga AS sudah mulai memilih. Salah satunya karena pandemi COVID-19 sehingga warga memilih melalui mail-in.
"Diprediksi jumlah pemilih sekitar 150 juta atau sudah mewakili 65% pemilih yang memenuhi syarat. Ini tertinggi sejak 1908," ucap McDonald.
Sementara berdasarkan hasil dari sejumlah lembaga survei, Joe Biden, boleh bernapas lega. Sebab dia masih diunggulkan dari pesaingnya Trump.
McDonald menambahkan, biasanya dalam pemungutan awal, jumlah warga yang memilih banyak kemudian akan turun sebelum kembali melonjak jelang hari H.
Akan tetapi, dalam pemilu kali ini, di beberapa negara bagian, tingkat partisipasi sudah melonjak dalam sebulan.
Misalnya, di South Dakota, pemungutan suara awal tahun ini sudah mewakili hampir 23% dari total jumlah pemilih pada 2016. Lalu di Virginia hampir 17% dari total pemilih 2016.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di Wisconsin, sudah 15% dari total pemilih 2016.
"Itu gila. Setiap data menunjukkan partisipasi yang sangat tinggi untuk pemilihan ini," tutur dia.