4 Pasukan UNIFIL asal Italia Luka Dihantam Roket di Lebanon Selatan

25 November 2024 19:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix dan Kepala Misi dan Komandan Pasukan UNIFIL, Letnan Jenderal Aroldo Lazaro, mengunjungi Posisi PBB 1-21 yang terletak di Garis Biru dekat Ramieh, Lebanon selatan. 12 Januari. Foto: Pasqual Gorriz/PBB
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix dan Kepala Misi dan Komandan Pasukan UNIFIL, Letnan Jenderal Aroldo Lazaro, mengunjungi Posisi PBB 1-21 yang terletak di Garis Biru dekat Ramieh, Lebanon selatan. 12 Januari. Foto: Pasqual Gorriz/PBB
ADVERTISEMENT
Empat penjaga perdamaian asal Italia yang tergabung dalam Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka akibat serangan roket di pangkalan mereka di Shama, Lebanon barat daya.
ADVERTISEMENT
Roket 122 mm menghantam pangkalan tersebut pada Jumat (22/11), menyebabkan sejumlah pasukan luka ringan. Mereka langsung dievakuasi ke rumah sakit.
UNIFIL, dalam pernyataannya, menduga serangan tersebut dilakukan oleh Hizbullah atau kelompok bersenjata yang berafiliasi dengannya.
Namun, hingga kini Hizbullah belum memberikan tanggapan resmi, meski sebelumnya kelompok tersebut mengeklaim meluncurkan roket ke arah pasukan Israel di sekitar wilayah Shama.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib berbicara dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan mitranya dari Mesir di ibu kota administratif baru Mesir pada 6 Agustus 2024. Foto: AHMED HASAN/AFP
Pada Senin (25/11), Lebanon buka suara dan mengutuk serangan tersebut. Menteri Luar Negeri, Abdallah Bou Habib, juga menyerukan penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701—aturan yang mampu mengakhiri perang antara Hizbullah-Israel pada 2006 dengan gencatan senjata.
"Lebanon mengutuk keras setiap serangan terhadap UNIFIL dan menyerukan semua pihak untuk menghormati keselamatan, keamanan pasukan dan tempat mereka," kata Habib dalam sebuah konferensi di Roma, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Lebanon mengutuk serangan baru-baru ini terhadap kontingen Italia dan menyesalkan permusuhan yang tidak dapat dibenarkan tersebut,” lanjutnya seraya menyatakan kesiapan untuk memenuhi kewajiban dalam resolusi yang disebutkan sebelumnya.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Foto: Ludovic Marin/AFP
Sementara Italia juga menduga Hizbullah kemungkinan bertanggung jawab atas serangan Jumat lalu itu. Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, pun geram.
“Ini adalah tindakan yang tidak dapat diterima,” tegasnya.
Insiden ini menambah daftar serangan yang menargetkan UNIFIL dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya, pangkalan UNIFIL di Shama telah diserang dua kali, dengan salah satu serangan menghancurkan bunker dan fasilitas logistik.
UNIFIL menyebut pola serangan ini sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan resolusi PBB 1701.
Oktober lalu, pasukan TNI yang bertugas di Lebanon pernah menjadi korban serangan Israel. Total ada tiga TNI yang mengalami luka.
ADVERTISEMENT

Indonesia Bertahan, Argentina Tarik Pasukan

Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia sedang berpatroli di sepanjang Garis Biru di sekitar El Odeisse, Lebanon selatan. 16 Februari 2023. Pasqual Gorriz (UNIFIL) Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
Di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah, Indonesia memastikan akan tetap mempertahankan pasukannya di misi UNIFIL.
Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Roy Soemirat, menyatakan bahwa keputusan ini sejalan dengan konstitusi dan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia.
“Sesuai amanat konstitusi, Indonesia terus mendukung misi UNIFIL di Lebanon,” ujarnya.
Sebaliknya, Argentina memutuskan menarik pasukannya dari misi ini. Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, mengonfirmasi langkah tersebut tanpa memberikan detail alasan.
“Argentina meminta para prajuritnya untuk pulang,” katanya.
Asap mengepul di pinggiran selatan Beirut setelah serangan Israel, di tengah permusuhan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Baabda, Lebanon, Kamis (14/11/2024). Foto: Thaier Al-Sudani/REUTERS
Sejak Oktober 2023, wilayah perbatasan Lebanon-Israel menjadi medan pertempuran sengit antara Israel dan Hizbullah. Serangan saling balas hampir terjadi setiap hari.
Israel menuduh UNIFIL gagal mencegah aktivitas Hizbullah di dekat perbatasannya dan mendesak pasukan penjaga perdamaian untuk meninggalkan wilayah itu demi keselamatan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, UNIFIL menolak mundur dan terus mendesak semua pihak menghentikan serangan langsung maupun tidak langsung terhadap pangkalan mereka.