Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Libur panjang (long weekend ) kerap memicu lonjakan kasus corona di Indonesia. Berdasarkan pengalaman, sudah 3 kali long weekend dan seluruhnya berkontribusi pada peningkatan laju COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengungkapkan terdapat 4 provinsi yang paling banyak terdampak kasus corona pascalibur panjang akhir Oktober-awal November lalu. Mereka adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
"DKI Jakarta konsisten naik. Jawa Tengah sempat naik, turun, dan naik lagi. Jawa Barat peningkatan, Jawa Timur peningkatan. Setelah libur panjang ini lumayan kita melihat ada kenaikan-kenaikan yang angka sebelum liburan tidak sampai setinggi itu," kata Dewi dalam diskusi di YouTube BNPB, Rabu (16/12).
Dewi menjelaskan, lonjakan kasus saat libur panjang memang terkonsentrasi di Pulau Jawa. Di DKI misalnya, masyarakat banyak yang bepergian ke luar daerah, dengan daerah tujuan tertinggi di Jateng, Jabar, dan Jatim.
"Setelah mereka berpindah liburan balik lagi ke DKI Jakarta, terjadi peningkatan klaster keluarga di DKI, yang bisa jadi ada hubungannya terkait orang bepergian, terinfeksi, dan kembali lagi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Keterisian Tempat Tidur Bagi Pasien Corona Juga Meningkat
Efek libur panjang ini juga berakibat pada meningkatkan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) bagi pasien COVID-19. Sebelum masa libur panjang, BOR DKI berada di kisaran 60 persen.
"Kemudian naik terus 65% ke 69%, 72%, dan terakhir 14 Desember BOR sampai 73 persen. Terjadi kenaikan 13 persen setelah periode libur panjang," ucap Dewi.
Sementara di Jawa Barat terjadi peningkatan pesat. Dari sebelum long weekend berkisar 55 persen, kemudian naik jadi 75 persen.
Kondisi sedikit berbeda dialami Jawa Tengah yang sempat mengalami kondisi naik turun. Saat ini, keterisian bed sudah di kisaran 77 persen, atau naik 14 persen dari sebelum masa libur panjang.
ADVERTISEMENT
"Terakhir di Jawa Timur, ini menarik karena grafiknya tajam naik ke atas setelah libur panjang. Meskipun secara proporsi akhir karena jumlahnya juga banyak, masih di bawah 70 persen, di angka 63 persen. Tapi kenaikannya paling tinggi. Kalau tadi (naik) 13%, 20%, ini naiknya sampai 24%," jelas Dewi.
Dewi menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas daerah untuk memaksimalkan keterpakaian tempat tidur, baik untuk isolasi maupun ICU, maksimal 70 persen.
"Kita sangat-sangat alert dari Satgas dengan koordinasi daerah, di mana maksimal kita harapkan keterpakaian di bawah 70 persen. Karena kalau ada lonjakan kasus lagi, tidak cukup dan tak sanggup lagi, dampaknya akan ke fatalitas," pungkasnya.