4 Ribu Napi di Kongo Lepas, Ratusan Wanita Diperkosa & Dibakar Hidup-hidup

5 Februari 2025 17:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wanita Kongo. Foto: Margus Vilbas/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wanita Kongo. Foto: Margus Vilbas/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kekacauan masih terus melanda Goma, kota terbesar di timur Republik Demokratik Kongo. Pemberontak M23 yang didukung Rwanda merebut wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ribuan narapidana melarikan diri dari penjara Munzenze. Akibatnya, ratusan napi wanita diperkosa dan dibakar hidup-hidup saat bagian penjara mereka dibakar habis.
Wakil kepala pasukan penjaga perdamaian PBB di Goma, Vivian van de Perre, mengonfirmasi serangan itu.
“Terjadi pelarian besar-besaran dari penjara yang melibatkan 4.000 tahanan yang melarikan diri. Beberapa ratus wanita juga berada di penjara tersebut. Mereka semua diperkosa dan kemudian mereka membakar bagian tahanan wanita. Mereka semua meninggal setelahnya,” ujarnya, seperti diberitakan Guardian pada Rabu (5/2).
Gambar yang diambil pada 27 Januari lalu menunjukkan asap hitam membubung dari kompleks penjara. Video yang tersebar di media sosial juga memperlihatkan gerombolan napi yang kabur dari sana.
Pasukan PBB belum bisa masuk untuk menyelidiki lebih lanjut karena pembatasan yang diberlakukan M23.
ADVERTISEMENT
Di tengah kekacauan, sekitar 2.000 jenazah masih menunggu pemakaman di Goma.
Kini kota yang dihuni lebih dari satu juta orang itu berada di bawah kendali penuh M23.
PBB memperingatkan, kekerasan seksual telah digunakan sebagai senjata perang dalam konflik ini. Kelompok bersenjata terus menyerang warga sipil, sementara upaya bantuan kemanusiaan terhambat.

Gencatan Senjata Tak Terduga

Petugas keamanan Rwanda mengawal anggota Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) yang menyerah, setelah pertempuran antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) di Gisenyi, Rwanda, Selasa (27/1/2025). Foto: Jean Bizimana/REUTERS
Pada Senin (3/2) malam, M23 tiba-tiba mengumumkan gencatan senjata. Namun, pergerakan pasukan pemberontak ke arah Bukavu, ibu kota Kivu Selatan, tetap menimbulkan kekhawatiran.
Van de Perre mengatakan M23 kemungkinan mempertimbangkan ulang langkah mereka setelah 2.000 pasukan Burundi tiba di Bukavu.
“Mereka adalah petarung tangguh. Mungkin ini membuat M23 berpikir dua kali,” ujarnya.
Rwanda terus membantah keterlibatannya dalam konflik ini. Namun, Van de Perre menyebut pasukan penjaga perdamaian PBB telah melihat tentara Rwanda beroperasi di wilayah Kongo.
ADVERTISEMENT
“Mereka bergerak tanpa rasa takut, seolah tahu tidak akan ada konsekuensi internasional,” katanya.
PBB mendesak dewan keamanan untuk meningkatkan tekanan terhadap Rwanda dan Kongo guna menghentikan eskalasi konflik.
Hingga Sabtu (1/2), setidaknya 773 orang tewas dan 2.880 lainnya terluka akibat pertempuran itu. Ribuan warga pun dipaksa mengungsi.