4 Wilayah Ukraina Gelar Referendum, Sepakat Bergabung dengan Rusia

28 September 2022 1:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penduduk setempat memberikan suaranya ke dalam kotak suara pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk setempat memberikan suaranya ke dalam kotak suara pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Empat wilayah Ukraina yang dikuasai oleh Rusia menggelar referendum selama lima hari. Hasilnya, mereka menyatakan sepakat untuk bergabung bersama Rusia.
ADVERTISEMENT
Empat wilayah itu yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson. Keempat wilayah tersebut sekitar 15 persen wilayah Ukraina.
Pemungutan suara yang dilakukan Rusia ini terjadi setelah Ukraina merebut momentum di medan perang dengan mengalahkan pasukan Rusia di wilayah timur laut Kota Kharkiv.
Kepala Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Valentina Matviyenko mengatakan, jika hasil pemungutan suara ini berjalan lancar, pihaknya dapat mempertimbangkan penggabungan empat wilayah tersebut pada 4 Oktober, tiga hari sebelum Putin merayakan ulang tahun ke-70.
Warga Ukraina, yang melarikan diri dari Kherson di tengah invasi Rusia, berfoto usai menonton pertunjukan lumba-lumba di sebuah hotel, di Odesa, Ukraina, Sabtu (9/4/2022). Foto: Ueslei Marcelino/REUTERS
Media lokal Rusia, RIA mengatakan perhitungan awal dari tempat pemungutan suara empat wilayah tersebut sebagian besar mendukung bergabung dengan Rusia.
Misalnya di wilayah Kherson 96,97 persen penduduk menyatakan ingin bergabung sedangkan di Zaporizhzhia mencapai 98,19 persen dan Donetsk dan Luhansk di bawah 98 persen.
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, setiap upaya Ukraina untuk merebut wilayah tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap Rusia.
Putin mengatakan, bahwa dia bersedia untuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan 'integritas teritorial' Rusia.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba Foto: Ina Fassbender/Pool/AFP
Sedangkan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mendesak Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada Rusia karena mengadakan pemungutan suara yang dianggap tidak sah itu.
Sebelumnya, Ukraina telah berulang kali mengingatkan bahwa pencaplokan wilayah tambahan oleh Rusia akan menghancurkan peluang pembicaraan damai. Ukraina mengingatkan, bagi warganya yang membantu Rusia mengatur pemungutan suara akan dianggap makar.
Pemungutan suara juga sempat terjadi pada tahun 2014, saat itu terjadi di wilayah Krimea. Krimea menyatakan 97 persen suara untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
ADVERTISEMENT
Putin mengatakan pada TV pemerintah, bahwa pemungutan suara diatur untuk melindungi orang dari apa yang disebutnya penganiyaan terhadap etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia di Ukraina. Lantas, pernyataan tersebut pun dibantah oleh Kyiv, Ukraina.
"Menyelamatkan orang-orang di semua wilayah di mana referendum ini diadakan adalah hal yang paling penting dalam pikiran kami dan menjadi fokus perhatian seluruh masyarakat dan negara kami," kata Putin.