40 Jalak Bali Dilepasliarkan dari Penangkaran

26 April 2019 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Curik Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Curik Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
40 ekor jalak Bali atau curik Bali dilepasliarkan ke alam bebas dari konservasi Bali Safari and Marine Park, Jumat (26/4). Hewan endemik Indonesia bernama latin Leucopsar rothschildi ini merupakan salah satu maskot Pulau Dewata.
ADVERTISEMENT
Acara pelepasan jalak Bali ini dilakukan oleh Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana, Wakapolda Bali Brigjen I Gede Alit Widana, Kepala Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna, dan Ketua Asosiasi Pelestarian Curik Bali (APBC) Tony Sumampu.
Tony menjelaskan, 40 ekor jalak Bali ini didapat dari asosiasi hewan Jepang dan Eropa tahun 2017 lalu. Selama dalam penangkaran, burung-burung ini dilatih untuk terbang ke alam bebas.
"Tim monitoring akan memantau pagi dan sore untuk melihat situasi mereka hidup di alam. Kami memonitor sampai tiga tahun, kemudian berkembang biak di alam," kata Tony di lokasi, Jumat (26/4).
Ia menyebut sebenarnya burung ini sudah hampir punah. Pada 2004, populasi jalak Bali hanya tinggal 4 ekor saja.
Curik Bali dilepasliarkan ke alam bebas dari penangkaran di konservasi Bali Safari and Marine Park, Jumat (26/4). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Selain karena faktor alam, perburuan liar juga menjadi penyebab utama kepunahan jalak Bali. Biasanya, burung ini laku dijual di pasaran dengan harga antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per ekor.
ADVERTISEMENT
"Untuk mencegah, kami menggunakan micro chip. Kalau ada yang menangkap, kami buktikan ke aparat kepolisian, langsung scan, dan keluar nomor chip dan asal-usul, kapan dia lahir, pakai ring juga berwarna. Maka tim monitoring bisa membedakan setiap curik," kata dia.
Berdasarkan catatan Taman Nasional Bali Barat, saat ini populasi jalak Bali sudah mencapai 191 ekor di alam bebas dan 280 ekor di unit pengelolaan khusus penangkaran jalak Bali. Jalak Bali merupakan hewan endemik yang awalnya hanya bisa ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali.
Jalak Bali pertama kali ditemukan pada tahun 1910 dan baru dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali pada tahun 1991. Nama ilmiah jalak Bali, Leucopsar rothschildi, diambil dari nama pakar hewan berkebangsaan Inggris yang pertama kali mendeskripsikan spesies ini di dunia pengetahuan pada tahun 1912, Walter Rothschild.
ADVERTISEMENT