41 Napi Wanita Tewas di Penjara Honduras: Terbakar hingga Diberondong Peluru

21 Juni 2023 6:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kebakaran. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah penjara wanita yang berada di Honduras terbakar akibat bentrokan sengit antar geng. Api menghanguskan sejumlah fasilitas penjara dan menimbulkan korban jiwa. Sebanyak 41 orang dilaporkan tewas pada Selasa (20/6).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, kerusuhan mematikan itu terjadi di penjara yang terletak 25 Km arah utara Ibu Kota Tegucigalpa. Menurut jubir polisi, Edgardo Barahona, 41 korban tewas merupakan data awal. Belum diketahui apakah seluruh korban narapidana atau ada juga petugas.
Adapun lima orang wanita lainnya dilaporkan terluka dan dibawa ke rumah sakit.
Setelah kabar kebakaran mencuat, ratusan kerabat dari para narapidana datang berkumpul di luar fasilitas penahanan. Mereka dengan khawatir menunggu informasi terkait nasib keluarganya yang berada di dalam penjara.
"Kami tidak tahu siapa korbannya," kata seorang pria yang dilaporkan wartawan AFP tampak putus asa.
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
Tentara dan polisi bersenjata lengkap terlihat memasuki dan menjaga penjara, sementara tim pemadam kebakaran juga berada di lokasi untuk memadamkan api yang berkobar.
ADVERTISEMENT
Menurut Delma Ordonez, yang mewakili kerabat narapidana, anggota geng telah memasuki sel kelompok lawan dan membakarnya.
Dia mengatakan, sebagian penjara itu "hancur total" dalam kobaran api, katanya kepada media. Adapun fasilitas penjara Centro Femenino de Adaptación Social (CEFAS) di Tamara ini menampung sekitar 900 narapidana.
Sebagian besar korban dilaporkan tewas karena kebakaran. Sementara beberapa mayat lain penuh dengan peluru, kata juru bicara kantor kejaksaan, Yuri Mora. Investigasi sedang dilakukan untuk menentukan geng mana yang melancarkan serangan awal.
Presiden Honduras Xiomara Castro mengatakan di Twitter bahwa dia terkejut dengan "pembunuhan mengerikan terhadap wanita di CEFAS oleh geng-geng di depan umum dan toleransi otoritas keamanan," dan menyatakan solidaritas dengan anggota keluarga yang sedang berduka.
ADVERTISEMENT
Keadaan darurat diumumkan, dan Castro mengatakan dia akan meminta pertanggungjawaban para pemimpin keamanan atas apa yang terjadi.