46 Tenaga Medis RS dr Kariadi Positif Corona dan Pentingnya Kejujuran Pasien

17 April 2020 7:59 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga medis menggunakan alat pelindung diiri saat melayani warga yang akan berobat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Dumai Kota di Dumai, Riau. Foto:  ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga medis menggunakan alat pelindung diiri saat melayani warga yang akan berobat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Dumai Kota di Dumai, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikejutkan dengan kabar 46 tenaga kesehatan di RSUP dr Kariadi Semarang yang terkonfirmasi positif virus corona. Padahal, dalam laporan terakhir yang diterimanya, jumlahnya tak sebanyak itu.
ADVERTISEMENT
“Yang saya tahu, kemarin saya dilapori tapi jumlahnya 24 atau 25 (orang),” ucap Ganjar, Kamis (16/4).
Ganjar belum merinci siapa saja tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19. Namun, ia mengungkapkan sebagian besar adalah dokter dan beberapa perawat. Termasuk berapa banyak tenaga medis yang terpapar corona dari pasiennya.
Kini, pihaknya sedang fokus menyiapkan lokasi isolasi bagi para tenaga medis yang terpapar virus corona. Rencananya, mereka akan diisolasi di Hotel Kesambi Hijau, Jalan Diponegoro, yang menyediakan 80 kamar.
“Iya (benar). Kemarin saya dihubungi Kadinkes untuk menyiapkan tempat isolasi dan sudah kami sediakan. Mereka semua sudah menjalani isolasi di tempat itu. Kami akan dukung penuh para pejuang kemanusiaan ini untuk bisa kembali sehat dan dapat melaksanakan tugasnya,” kata Ganjar.
ADVERTISEMENT
“Mereka diisolasi sejak kemarin, semuanya dalam kondisi baik saat ini,” lanjutnya.
Perawat di Surabaya Meninggal Tertular Corona dari Pasiennya
Sementara itu, di Jawa Timur, seorang perawat RS Siloam Hospitals Surabaya meninggal dunia setelah dinyatakan positif COVID-10. Padahal, perawat itu tidak secara langsung menangani pasien positif COVID-19.
“Saya mendengar seorang pesawat yang barusan meninggal. Saya mengucapkan berbela sungkawa. Itu seorang supervisor perawat tugasnya mensupervisi. Kemudian, beberapa tenaga medis yang lain itu juga tidak tahu yang dirawat itu positif COVID-19 ini,” kata Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi.
Ilustrasi tenaga medis Foto: sasint
Joni mengakui banyak tenaga medis yang tidak melaporkan kondisinya kepada pihak berwenang. Bahkan, beberapa dari mereka tertular virus corona dari pasiennya dan tak menunjukkan gejala klinis.
ADVERTISEMENT
“Beberapa tenaga medis saat ini terpapar dan terkena COVID-19 hampir semuanya bukan tenaga medis yang merawat langsung pasien COVID-19. Beliau merawat pasien-pasien pada awalnya tidak terdiagnosa COVID-19,” jelas Joni.
Kabar meninggalnya perawat senior Siloam Hospitals Surabaya ini menjadi pertama yang dilaporkan. Sementara itu, kasus tenaga medis terpapar virus corona di Jawa Timur mencapai 46 orang.
Dari 46 itu diantaranya 1 orang apoteker, 16 dokter, 2 laboran, dan 27 perawat.
“Sudah sembuh 19, masih dirawat 26, meninggal 1,” ucapnya.
Dalam catatan kumparan, setidaknya ada 28 tenaga medis yang meninggal karena terinfeksi virus corona. Sebanyak 22 di antaranya merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sementara sisanya ialah dokter gigi yang bernaung di bawah organisasi Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
ADVERTISEMENT
Dokter Umum Rentan Tertular Virus Corona
IDI sebelumnya telah mengimbau semua dokter untuk melayani pasien virus corona. Tak hanya bagi dokter di RS rujukan, tetapi di semua layanan.
Dari temuan IDI, banyak pasien yang terpapar virus corona namun tak ditangani di RS rujukan, melainkan ke klinik dokter.
"Banyak korban yang dilaporkan ini kan tidak terpapar di rs rujukan. Tapi di pelayanan praktik sehari-hari," kata Humas IDI Halik Malik, Sabtu (4/4).
Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) juga mendapatkan banyak keluhan dari dokter umum yang kekurangan alat pelindung diri (APD). Padahal, dokter umum sangat rentan terpapar COVID-19, terutama dari pasien tanpa gejala.
Masalahnya lagi, kebanyakan dokter umum yang bertugas di Puskesmas maupun yang membuka praktik sendiri tidak selalu menerapkan protokol penanganan COVID-19 bagi seluruh pasien.
ADVERTISEMENT
"Karena pasiennya tidak bergejala, awareness-nya kita tidak selengkap dengan teman-teman di rumah sakit," kata Sekretaris Umum PDUI dr. Ardiansyah Bahar kepada kumparan, Minggu (12/4).
****
Simak panduan lengkap dalam menghadapi pandemi corona dalam Pusat Informasi Corona. Sebuah inisiatif yang dirancang kumparan untuk membantu masyarakat Indonesia.