5 Banjir Bandang Terparah yang Terjadi di Indonesia

7 Februari 2018 14:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Banjir Bandang (Foto: Igoy El Fitra/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Banjir Bandang (Foto: Igoy El Fitra/Antara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim hujan telah tiba. Hujan deras turun di hampir seluruh wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, hujan deras akan mengguyur Indonesia sejak Desember 2017 hingga Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, akibat hujan deras berhari-hari ditambah penggundulan hutan hingga sampah menggunung di sungai, menyebabkan banjir bandang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
kumparan (kumparan.com) merangkum lima wilayah di Indonesia yang pernah dilanda banjir bandang terparah.
1. Banjir bandang Wasior, Papua Barat (2010)
Sungai Batang Sala yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy, Papua, meluap pada tahun 2010 dan menyebabkan banjir bandang. Bencana alam tersebut semakin diperparah dengan hutan gundul di Pegunungan Wondiwoy. Akibatnya. 158 orang meninggal dan 145 orang lainnya dinyatakan hilang.
Tak hanya menelan ratusan korban jiwa, infrastruktur umum juga rusak karena banjir bandang tersebut. Rumah ibadah, jembatan, bandara dan rumah rata oleh air.
2. Banjir bandang Tangse, Aceh (2011)
Banjir akibat Siklon di Aceh Utara. (Foto: Rahmad/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir akibat Siklon di Aceh Utara. (Foto: Rahmad/Antara)
Setidaknya 24 orang meninggal dunia saat terjadi banjir bandang yang menerjang 10 desa di kecamatan Tangse, Aceh. Kesepuluh desa tersebut yakni Desa Blang Pandak, Desa Blang Dalam, Desa Layan, Desa Peunalom 1, Desa Peunalom 2, Desa Kuala Krueng, Desa Krueng Meriam, Desa Pucuk Sa, Desa Pucuk Dua, Desa Blang Bungong, Desa Blang Me, dan Desa Rantau Panjang.
ADVERTISEMENT
Pembakaran hutan liar di kawasan hutan Tangse menjadi penyebab datangnya banjir bandang. Sebanyak 102 rumah hancur, rusak berat dan ringan akibat bencana banjir bandang tersebut.
3. Banjir bandang di Manado (2014)
Warga menembus banjir di Kampung Mahawu, Manado. (Foto: Adwit Pramono/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menembus banjir di Kampung Mahawu, Manado. (Foto: Adwit Pramono/Antara)
Pada Januari 2014, banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Utara, meliputi Manado, Tomohon, Minahasa dan Minahasa Utara.
Air setinggi 3 hingga 6 meter menenggelamkan ribuan rumah warga. Pemerintah Kota Manado mencatat, sebanyak 86.355 jiwa dari 25.103 Kepala Keluarga (KK) terdampak dari bencana banjir tersebut.
18 orang tewas, 840 rumah hanyut, dan ribuan rumah lainnya rusak sedang hingga berat. Kerugian ditafsirkan mencapai Rp 1.871 triliun. Banjir tersebut terjadi karena pendangkalan sungai.
4. Banjir bandang di Sumatera Barat (2016)
Ilustrasi Banjir Bandang (Foto: Igoy El Fitra/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Banjir Bandang (Foto: Igoy El Fitra/Antara)
Banjir bandang dan longsor terjadi di 10 kabupaten dan kota di Sumatera Barat pada Desember 2016. Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan tercatat sebagai dua lokasi terparah yang terdampak banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan wilayah lainnya yakni Sijunjung, Tanah Datar, Pasaman, Dharmasaraya, Sawahlunto, Payakumbuh, dan Solok. Banjir bandang menyebabkan ribuan rumah di tiga kecamatan terendam. Sedangkan jalan sepanjang 35,5 meter mengalami gempa reruntuhan akibat longsor.
Banjir bandang terjadi karena meluapnya Sungai Maek dan Sungai Batang Sinamat. 5 orang dilaporkan tewas akibat bencana banjir bandang tersebut.
5. Banjir bandang Sumbawa (2017)
Banjir bandang di Bima, NTB. (Foto: Dokumen BNPB dan BPBD Bima)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir bandang di Bima, NTB. (Foto: Dokumen BNPB dan BPBD Bima)
Sebanyak 129.187 orang terdampak banjir yang terjadi di enam kecamatan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Januari 2017.
Banjir terjadi setelah beberapa hari hujan lebat dan menyebabkan air sungai meluap juga diperparah dengan air laut yang pasang sehingga sulit surut. Tak hanya merendam rumah penduduk, banjir tersebut juga mengakibatkan 175 hektare sawah gagal panen.
ADVERTISEMENT