5 Berita Populer: Motif Kolonel P Buang Jasad Sejoli; Mane Diancam Santet

10 Januari 2022 6:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Liverpool Sadio Mane usai mencetak gol ke gawang Manchester City pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Anfield, Liverpool, Inggris.
 Foto: Peter Powell/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Liverpool Sadio Mane usai mencetak gol ke gawang Manchester City pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Anfield, Liverpool, Inggris. Foto: Peter Powell/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Minggu (9/1). Mulai dari Erick Thohir beberkan kesalahan direksi PLN hingga Sadio Mane diancam mati dukun santet.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang tidak sempat mengikuti perkembangan berita-berita kemarin tersebut, berikut kumparan sajikan lima di antaranya.
Pandu Riono: Dunia Bertanya Kenapa RI Tak Ada Lonjakan Usai Nataru, Sudah Kebal
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
Pakar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono menegaskan penanganan pandemi COVID-19 di tanah air sudah membaik. Bahkan, Pandu menyebutnya dalam transisi yang terkendali.
“Lockdown bukan solusi tetapi buying time, setelah Agustus penurunan luar biasa dan sampai sekarang ndak ada lonjakan,” kata Pandu dalam sebuah diskusi daring rilis survei, Minggu (9/1)
“Dunia bertanya kenapa Indonesia bisa seperti itu, bukan karena keajaiban juga karena penduduk Indonesia akhirnya punya kekebalan baik dari vaksinasi maupun pernah terinfeksi,” tambah Pandu.
Dicontohkan Pandu, hampir 50 persen penduduk DKI sudah punya kekebalan. Sebagian besar sudah dilakukan vaksinasi oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
“Saya pernah bilang kita beruntung sebagai bangsa sebagian penduduk Indonesia divaksinasi oleh Tuhan kemudian dibooster oleh Pemerintah, (oleh) Jokowi,” seloroh Pandu.
Lebih lanjut, bagi Pandu, giat vaksinasi Jokowi dan semua menteri ikut mencari vaksin layak diapresiasi. Sebab, dampaknya saat ini bisa dirasakan.
Erick Thohir Beberkan Kesalahan Besar Direksi PLN yang Sebabkan Krisis Batu Bara
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Rudy Hendra Prastowo dari posisinya sebagai Direktur Energi Primer PLN pada 6 Januari 2022 lalu. Keputusan ini berkaitan dengan krisis batu bara yang dialami PLN sehingga pemerintah terpaksa melarang ekspor batu bara per 1 Januari 2022 supaya listrik di dalam negeri tidak padam.
Erick membeberkan alasannya memberhentikan Rudy Hendra Prastowo. Ia mengatakan, ada yang salah dalam manajemen stok batu bara PLN sehingga terjadi krisis.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebab utama krisis batu bara ini adalah PLN tidak banyak membuat kontrak jangka panjang dengan produsen-produsen batu bara. Ketika harga batu bara meroket, produsen lebih memilih ekspor karena tidak terikat kontrak dengan PLN.
"Indonesia ini negara yang produksi batu bara, kalau krisis aneh, ini ada yang salah. Hong Kong yang tidak banyak batu bara tidak krisis. Artinya apa? Ada yang harus diperbaiki. Salah satunya pada saat rapat jelas, PLN harus membuat kontrak jangka panjang," kata Erick seperti dikutip dari akun Instagramnya, Minggu (9/1).
Motif Kolonel P Dkk Buang Sejoli ke Sungai: Lepas Tanggung Jawab Kecelakaan
Danpuspom TNI AD Letjen TNI Chandra Sukotjo saat memberikan keterangan soal sejoli di Cijolang, Kabupaten Garut, Senin (27/12). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Puspom TNI AD telah merampungkan penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan dan pembuangan mayat sejoli korban kecelakaan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Total ada tiga pelaku yang merupakan anggota TNI yakni Kolonel Infanteri Priyanto, Kopda DA dan Kopda Ahmad.
Danpuspom TNI AD Letjen TNI Chandra Sukotjo mengatakan, dari penyidikan, terungkap motif Kolonel P dkk membuang sejoli yang mereka tabrak di Nagreg ke Sungai Serayu.
"Apa yang dilakukan oleh mereka apa yang ditanyakan oleh wartawan, apa yang menjadi motif yaitu upaya dari mereka untuk melepas tanggung jawab atau pun melakukan tindakan menghilangkan bukti-bukti dengan mereka awalnya kecelakaan lalu lintas," kata Chandra dikutip Minggu (9/1).
"Namun ini berlanjut menjadi sesuatu pidana yang di luar batas atau diluar perikemanusiaan," tambah dia.
Sadio Mane Santai Diancam Mati Dukun Santet: Kematian di Tangan Allah
Pemain Liverpool Sadio Mane berselebrasi usai mencetak gol saat hadapi Arsenal di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Sabtu (20/11). Foto: Phil Noble/REUTERS
Sadio Mane mendapat ancaman santet jelang Piala Afrika 2021 (2022). Menanggapi hal tersebut, Mane tampak santai dan percaya kepada keyakinannya pribadi.
ADVERTISEMENT
CMA Trends mewartakan, seorang dukun dari salah satu negara di Afrika, Benin, menebar ancaman ke Sadio Mane. Dukun tersebut mengancam Mane akan meninggal karena serangan jantung saat membela Senegal di Piala Afrika 2021.
Menanggapi ancaman tersebut, Mane memilih santai. Pemain Senegal itu tetap berpegang pada keyakinannya sebagai seorang Muslim sejati.
''Saya tumbuh dengan keyakinan bahwa kematian hanya ada di tangan Allah,'' kata Mane.
''Saya percaya bahwa hidup manusia tidak maju dan tidak mundur. Dan, saya akan tetap bermain di pertandingan nanti secara normal-normal saja,'' terangnya.
Ferdinand: Saya Sedang Dialog dengan Pikiran Digoda Setan, Bahaya Kalau Dipidana
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean di rumah SBY di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2018). Foto: Adhim Mugni/kumparan
Ferdinand Hutahaean menepis kasus dugaan ujaran kebencian atau SARA yang dilaporkan KNPI ke Bareskrim, Rabu (5/1). Polisi sudah menaikkan kasus tersebut jadi penyidikan.
ADVERTISEMENT
Ferdinand mengatakan, cuitan tersebut merupakan bentuk dialognya dengan pikirannya tentang pemahamannya terkait Allah sehingga tidak tepat masuk dan diproses secara pidana.
“Ketika saya menegaskan iman saya punya Allah yang kuat. Kalau pun ada makna lain di luar itu, ya itu di luar keilmuan saya. Saya menyampaikan apa yang saya pahami. Saya sedang berdialog dengan pikiran saya yang digoda setan,” kata Ferdinand lewat keterangannya, Minggu (9/1).
Menurutnya, ada kesalahpahaman memaknai cuitan tersebut yang berakhir dengan pelaporan dirinya. Dia menegaskan tak sedang membenturkan kelompok tertentu.