5 Berita Populer: Suara Dentuman di DKI hingga Pasien Corona Talangi Tagihan

21 September 2020 7:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dentuman. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dentuman. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Minggu (20/9). Mulai dari sejumlah warga di Jakarta yang mendengar bunyi dentuman misterius, hingga cerita pasien corona di Tangsel yang harus talangi tagihan Rp 584 Juta.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang tak sempat mengikuti perkembangan berita terkini di hari sebelumnya, kumparan merangkum lima berita populer di antaranya. Apa saja?
Suara Dentuman Misterius di Jakarta
Hasil monitoring BMKG saat dentuman di JKT. Foto: Dok. BMKG
Sejumlah warga di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mendengar bunyi dentuman misterius pada Minggu (20/9) malam. Suara dentuman yang keras itu terdengar sekitar pukul 20.00 WIB sebanyak dua kali.
Salah satu akun twitter yakni @BangPitung_AJW menuturkan suara dentuman sangat keras. Suara dentuman itu terjadi dalam interval waktu berdekatan.
Epidemiolog UI Sebut Corona RI Selesai 2022
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, dr Iwan Ariawan, MS memberikan pandangannya kapan pandemi COVID-19 akan berakhir di Indonesia. Menurutnya penanganan virus corona di Indonesia masih jauh dari kata selesai.
ADVERTISEMENT
"Kemudian ini pertanyaan menarik ya, sampai kapan kita? Terus terang enggak tahu sampai kapan, kalau berdasarkan kondisi sekarang, kondisi kita yang ini 2021. Masih panjang," kata Iwan dalam sebuah diskusi daring, Minggu (20/9).
"Kalau kita memburuk, bisa yang merah mungkin selesainya sih sama aja ya, di tahun 2022. Tapi kalau semakin tinggi puncaknya, ini adalah kasus baru ya, jumlah kasus baru COVID di Indonesia yang bisa terjangkau oleh tes kita saat ini," tambahnya.
Nadiem: Tak Ada Rencana Hapus Mapel Sejarah
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberi klarifikasi atas isu yang beredar soal rencana penyederhanaan kurikulum dengan penghapusan mata pelajaran (mapel) Sejarah.
Isu itu mencuat setelah beredar petisi agar Presiden Jokowi mengembalikan posisi mata pelajaran Sejarah sebagai mapel wajib untuk siswa SMA/SMK sederajat. Petisi ini dibuat oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) di laman change.org pada 15 September.
ADVERTISEMENT
"Saya terkejut dengan betapa cepat informasi tidak benar menyebar mengenai isu mapel Sejarah. Saya ingin ucapkan tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi, atau perencanaan penghapusan mapel sejarah di kurikulum nasional," ucap Nadiem dalam keterangan yang dibagikan Kemendikbud di media sosial, Minggu (20/9).
Tito: Apa Jamin Corona Selesai Jika Pilkada Diundur?
Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian. Foto: Kemendagri RI
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjawab sejumlah desakan yang meminta Pilkada 2020 ditunda. Penyebabnya, pandemi COVID-19 belum melandai dan dikhawatirkan akan terjadi klaster penularan saat Pilkada.
Terkait hal itu Tito menegaskan, hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Sehingga tidak ada jaminan yang pasti.
"Pilkada tahun 2021 kalau kita undur apakah menjamin akan selesai, apakah enggak mungkin terjadi ledakan baru?" kata Tito dalam diskusi daring Kelompok Studi Demokrasi Indonesia (KSDI) bertajuk 'Strategi Menurunkan COVID-19, menaikkan Ekonomi' Minggu (20/9) malam.
ADVERTISEMENT
Pasien Corona di Tangsel Talangi Tagihan Rp 584 Juta
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Loki -bukan nama sebenarnya- harus menerima kenyataan pahit terinfeksi virus corona. Ia kemudian dirawat di sebuah rumah sakit rujukan COVID-19 di Tangerang Selatan.
Saat masuk ke rumah sakit pada 29 Agustus, sang anak sudah diberi tahu bahwa semua biaya rumah sakit ditanggung pemerintah. Namun, sistemnya, pasien harus membayar dulu ke rumah sakit baru kemudian mengurus reimburse.
Sang anak tentu mengiyakan saja, tanpa mengecek dan bertanya lebih banyak soal detail biaya. Namun saat tagihan keluar pada 18 September, sang anak pun kaget. Ia harus menalangi pembiayaan perawatan sebanyak Rp 584 juta.
***
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.