5 Dokter di India Ancam Bunuh Diri Massal: Lingkungan RS Tak Manusiawi

18 April 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catatan Redaksi: Bijaksanalah membaca berita ini. Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan, segera cari pertolongan!
ADVERTISEMENT
==
Ancaman bunuh diri massal datang dari sebuah surat anonim yang mengatasnamakan lima dokter residen di Gandhi Medical College and Hospital (GMC), India.
Surat itu ditujukan kepada Ketua Menteri Madhya Pradesh, Mohan Yadav, dan Ketua Federasi Asosiasi Medis Seluruh India (FAIMA), New Delhi.
Pengirim surat menyebut kondisi di GMC sebagai "tempat beracun". Mereka mengancam akan melakukan bunuh diri massal pada 31 Mei mendatang.
Sebelumnya, terdapat dua kasus dokter bunuh diri di GMC pada 2023. Surat tersebut turut menjabarkan faktor-faktor yang memicu para dokter melakukan upaya bunuh diri.
Ketua FAIMA sekaligus dokter bedah ortopedi, Dr. Rohan Krishnan, mengunggah surat ancaman itu ke media sosial X.
Rohan mengatakan surat yang diterimanya itu sangat menyakitkan. Dia memohon pihak terkait untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saudara/i terkasih, mohon diingat bahwa bunuh diri bukanlah solusi,” tulisnya di akun @DrRohanKrishna3, Senin (15/4).
Dia juga menyatakan akan menyelesaikan masalah ini dalam waktu 24 jam.
Sebuah komite juga akan segera dibentuk dan kunjungan langsung akan dilakukan oleh perwakilan dari FAIMA untuk menindaklanjuti masalah ini secara langsung.
Dikutip dari media lokal India, Dekan GMC, Dr. Salil Bhargav, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah untuk berinteraksi langsung dengan para mahasiswa dan menyelidiki keluhan tersebut.
Ilustrasi dokter. Foto: PopTika/Shutterstock
Surat ancaman menyoroti dua kasus bunuh diri yang mengguncang GMC, yaitu Dr. Bala Saraswati pada 31 Juli 2023 dan Dr. Ankasha Maheshwari pada Januari 2023.
Namun, menurut surat tersebut, administrasi GMC belum melakukan perbaikan signifikan untuk menyelesaikan isu para residen.
ADVERTISEMENT
Berikut isian lengkap surat ancaman kelima residen GMC:
Bunuh diri massal 5 siswa pada hari yang sama setelah 2 bulan yaitu. pada 31.05.2024
Salam beracun bagi siapa pun yang menerima surat ini. Kita mengucapkan salam beracun karena siang dan malam setiap saat kita menghirup racun di Gandhi Medical College, Bhopal (Rumah Sakit Hamidiya). Kami adalah bagian dari budaya beracun ini sejak lama dan kami berpikir bahwa setelah kemartiran mengikuti dokter, sesuatu akan berubah tetapi semuanya masih sama:-
1. Dr. Bala Saraswati (Martir bagi Dokter): - Pada tanggal 31 Juli 2023, seorang dokter residen ginekologi berusia 27 tahun, tahun ke-3 yang sedang hamil 14 minggu melakukan bunuh diri dengan menyuntikkan anestesi overdosis. Dia menyerah pada toksisitas & kurangnya etika di GMC (sesuai catatan bunuh dirinya).
ADVERTISEMENT
2. Akansha Maheshwari (Martir bagi Dokter):: Pada bulan Januari 2023, seorang siswa pediatrik tahun pertama berusia 24 Tahun melakukan bunuh diri dengan menyuntikkan anestesi dan obat penghilang rasa sakit secara overdosis karena dia tidak dapat menahan tekanan (sesuai catatan bunuh dirinya).
Berikut adalah faktor-faktor yang mendorong kedua dokter di atas melakukan bunuh diri dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Lebih banyak lagi yang akan melakukan bunuh diri jika hal-hal ini tidak membaik di masa depan:-
1. Bekerja terus menerus lebih dari 24 jam tanpa tidur (terkadang lebih dari 36 jam).
2. Kita tidak dapat mengambil cuti bahkan untuk satu hari pun- Tidak ada hari Minggu, tidak ada hari libur; bahkan kami jatuh sakit parah dalam kondisi seperti itu kami tidak bisa mengambil cuti.
ADVERTISEMENT
3. Pelecehan verbal oleh senior & konsultan bahkan setelah melakukan begitu banyak pekerjaan dan tidak mengharapkan adanya kesalahan.
4. Jika kita mengatakan sesuatu maka mereka mengancam kita.
5. Kurangnya etika, budaya beracun dan penyiksaan.
6. Hanya diberikan waktu istirahat 10-15 menit dalam sehari, bahkan untuk makan, sehingga kesehatan kita semakin memburuk dari hari ke hari.
Mereka juga menyerukan solusi konkret dengan meminta pemerintah menambah staf, bukan memperpanjang jam kerja dari 24 jam menjadi 36 jam. Hal itu dianggap akan memperburuk kondisi dan terus menciptakan budaya beracun di antara mahasiswa kedokteran.