5 Fakta Gempa 7,4 M di NTT: Sama Seperti saat 1992; Ada 97 Gempa Susulan

15 Desember 2021 7:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah rusak akibat dampak gempa 7,5 M di NTT, terasa hingga ke Kabupaten Selayar Sulsel. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rumah rusak akibat dampak gempa 7,5 M di NTT, terasa hingga ke Kabupaten Selayar Sulsel. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Larantuka, NTT, pada Selasa (14/12) pukul 10.20 WIB. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan di sejumlah daerah terdampak.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan dari Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, per pukul 22.15 WIB, sebanyak 346 rumah mengalami kerusakan. Adapun rinciannya, 134 rumah mengalami rusak berat, 212 lainnya rusak ringan.
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta terkait gempa tersebut:
Gempa berpusat di Laut Flores, berpotensi tsunami. Foto: USGS
Pusat Gempa di Laut Flores
Menurut BMKG, pusat gempa ini berada 112 Km barat laut Larantuka, NTT di kedalaman 12 Km.
Guncangan gempa pada Skala IV MMI dirasakan di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara, dan Lembata.
Skala III MMI dirasakan di Tambolaka, Waikabubak, Waingapu. Skala II-III MMI dirasakan di Makassar, Takalar, dan Pangkep.
BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk sejumlah daerah mulai dari NTT hingga Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
Tsunami Terdeteksi di 2 Daerah di NTT
Akibat gempa tersebut, tsunami terdeteksi di dua lokasi di NTT. Kedua daerah tersebut adalah Maropokot dan Reo.
"Hasil monitoring muka laut sementara di stasiun tide gauge Pantai Reo Flores milik BIG tampak ada catatan impuls gelombang 7 cm. Semoga tidak terjadi tsunami signifikan," cuit Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Twitter.
Koordinator Bidang Mitigasi, Gempa Bumi, dan Tsunami BMKG, Daryono dalam seminar daring yang diselenggarakan UI bertajuk 'Kesiapsiagaan Mitigasi Gempa Bumi & Bencana Hidrometeorologi' pada Selasa (27/7). Foto: Media Relations UI
Gempa Hampir Sama dengan Tahun 1992
Bupati Flores Timur, Antonius Hadjon, mengungkapkan gempa besar disertai tsunami pernah terjadi di Flores Timur pada 12 Desember 1992. Ia bahkan menyebut guncangan gempa 7,4 M pada selasa (12/14) sama dengan gempa yang terjadi pada tahun 1992.
"Pernah terjadi sekali itu ketika tahun 1992 tanggal 12 Desember yang terjadi tsunami besar waktu itu, ya. Kemudian di tahun 2000-an ada juga tapi tidak terlalu besar," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Tadi [kekuatan] 7,4-7,5 [magnitudo] cukup besar karena tahun 1992 angkanya hampir seperti itu," lanjutnya.
Ilustrasi Gempa. Foto: Indra Fauzi/kumparan
97 Gempa Susulan
Daryono mengungkapkan, terjadi 97 gempa bumi susulan usai gempa utama mengguncang NTT. Gempa tersebut mencapai 6,8 magnitudo sedangkan magnitudo gempa susulan terkecil 2,9 magnitudo.
"Hingga pukul 19.00 WIB mala mini hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 97 kali," kata Daryono.
Meski begitu, kata Daryono, sumber gempa kali ini di Laut Flores secara seismisitas sebenarnya jarang terjadi aktivitas gempa berdasarkan data seismisitas regional periode 2009-2021.
Cerita Warga di Makassar Rasakan Dampak Gempa NTT
Seorang warga di Makassar bernama Jessica (21) bercerita bahwa dia tengah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat gempa mengguncang NTT.
ADVERTISEMENT
Ia membagikan sebuah video yang menggambarkan situasi tersebut. Terdengar sejumlah mahasiswa berteriak, sementara seorang dosen kemudian membubarkan sesi pembelajaran untuk turun dari bangunan.
"Saya ada sedikit video merekam tadi setelah gempa di Makassar, ini posisinya lagi nge-zoom kuliah tadi. Stay safe teman-teman di Makassar," tulisnya lewat akun @Jessicarinai2.
Dikonfirmasi kumparan, Jessica membenarkan dia sedang melakukan perkuliahan daring saat dia merasakan guncangan yang cukup besar.
"Saat gempa berlangsung itu saya lagi kuliah zoom dan memang guncangan gempanya itu keras sekali. Saya yang tadinya tiduran terbangun karena teman-teman di zoom berteriak," tuturnya.
Menurut Jessica, saat ini kondisi sekitarnya sudah mulai kondusif. Namun ia tetap waspada dikarenakan status yang masih siaga.
"Kalau situasinya sekarang sudah aman walaupun saya dapat info Sulsel itu status siaga. Tapi yang saya khawatirkan teman-teman di kampus," ungkapnya.
ADVERTISEMENT