5 Fakta Kebakaran di Pasar Inpres Pasar Minggu

14 April 2021 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinas Pemadam Kebakaran (Gulkarmat) DKI Jakarta mengerahkan satu unit robot untuk menyemprotkan air bertenaga cepat atau LUF-60 untuk menangani kebakaran yang melanda Blok C, Pasar Impres Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/4).  Foto: Instagram/@humasjakfire/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Pemadam Kebakaran (Gulkarmat) DKI Jakarta mengerahkan satu unit robot untuk menyemprotkan air bertenaga cepat atau LUF-60 untuk menangani kebakaran yang melanda Blok C, Pasar Impres Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/4). Foto: Instagram/@humasjakfire/ANTARA
ADVERTISEMENT
Pasar Inpres Pasar Minggu di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terbakar pada Senin (12/4). Kebakaran terjadi sekitar pukul 18.29 WIB.
ADVERTISEMENT
Humas Dinas Pemadam Kebakaran DKI Mulat Wijayanto mengatakan, kobaran api baru padam pada Selasa (13/4) dini hari sekitar pukul 00.58 WIB.
Sementara jumlah armada yang dikerahkan yakni 30 unit mobil pemadam dan 1161 personel.
Berikut kumparan rangkum 5 fakta kebakaran di Pasar Inpres Pasar Minggu:
Suasana lokasi pascakebakaran Pasar Inpres Pasar Minggu di Jakarta, Selasa (13/4/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

392 Kios Hangus Terbakar

Kepala Sektor IX Pasar Minggu Sudin Gulkarmat Jaksel Moch Arief menyebut, ada 392 kios yang terbakar.
"Di lantai basemen 268. Di atas 124. Di lantai dasar. Jadi lantainya itu basemen, lantai dasar, lantai 1, 2, 3," kata Arief.
Arief menyebut belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa maupun luka-luka.
"Sampai sekarang belum diketahui," jelasnya.
Warga memerhatikan lokasi pascakebakaran Pasar Inpres Pasar Minggu di Jakarta, Selasa (13/4/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Kerugian Capai Rp 2 Miliar

Arief mengatakan, luas bangunan yang terbakar secara keseluruhan mencapai 2.000 meter persegi. Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir mencapai miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
"Kerugian kurang lebih Rp 2 miliar," kata Arief.
Blok C masih dipasangi garis polisi. Sedangkan aktivitas jual beli di sekitar blok C dan blok lainnya masih normal, karena tak terdampak kebakaran.
Warga memerhatikan lokasi pascakebakaran Pasar Inpres Pasar Minggu di Jakarta, Selasa (13/4/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Diduga karena Korsleting Listrik

Arief, mengatakan dugaan sementara penyebab kebakaran karena korsleting listrik.
"Penyebab korsleting listrik," kata Arief.
Arief menuturkan, kebakaran dilaporkan ke petugas pada pukul 18.29 WIB.
"Seorang pedagang melihat adanya api di salah satu tempat usaha, lalu memberitahukan pada pedagang lainnya," kata Arief.
Para pedagang dengan dibantu security berusaha memadamkan api secara mandiri. Namun tidak berhasil.

Pemprov DKI Siapkan Lokasi Sementara untuk Pedagang Pasar

Sekretaris PD Pasar Jaya, Sumanto, mengatakan saat ini Pasar Jaya tengah menyiapkan lokasi sementara bagi para pedagang korban kebakaran. Sehingga para pedagang bisa tetap berjualan selama pemulihan pasar.
ADVERTISEMENT
"Hal utama yang dipersiapkan saat ini bagaimana rekan-rekan pedagang bisa segera berdagang di lokasi sementara yang akan kami segera siapkan," ujar Manto.
Lokasi sementara untuk pedagang Pasar Inpres Pasar Minggu akan ditempatkan di sekitar lokasi pasar.
"Di sekitar lokasi dan saat ini sedang dalam persiapan," tuturnya.
Dia menyebut pihaknya akan melakukan evaluasi teknis pengelolaan di pasar-pasar Jakarta. Pasalnya tak sampai satu minggu, ada dua kebakaran besar di pasar Jakarta, yakni Pasar Inpres Pasar Minggu dan Pasar Kambing Tanah Abang.
Petugas berdiri di lokasi pascakebakaran Pasar Inpres Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (13/4/2021) Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Sedang Banyak Pembeli, Dagangan Ludes Terbakar

Salah satu pedagang Sembako di Blok C Pasar Inpres Pasar Minggu, Jakarta Selatan, memperkirakan kerugian puluhan juta setelah kiosnya hangus terbakar pada Senin malam (12/4).
ADVERTISEMENT
"Saya rugi sekitar Rp50 juta karena habis belanja," kata pedagang sembako Kusmanto.
Dia menceritakan, sehari sebelum kebakaran sudah membeli stok dagangan untuk Ramadhan. Dia memang sudah memperkirakan akan banyak pembeli sehari jelang Ramadha.
Namun kini bawang merah, bawang putih, lada hingga gula merah dan bumbu dapur lainnya ludes terbakar.
Padahal barang dagangan itu, kata dia, biasanya habis kurang dari satu minggu. Apalagi permintaan biasanya meningkat di bulan Ramadhan.
Kini pria yang tinggal di Pasar Minggu itu hanya bisa pasrah. Dia juga menyebut belum memiliki rencana lanjutan setelah lapaknya habis terbakar.
Kisah lainnya datang dari pedagang sembako Deden. Dia tak menyangka menjelang hari pertama puasa menerima musibah.
Ia mengaku belum menghitung kerugian. Namun diperkirakan kerugian kiosnya lebih dari Rp 50 juta.
ADVERTISEMENT