Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
5 Fakta Pembunuhan Dufi yang Mayatnya Ditemukan dalam Drum
20 November 2018 8:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Kematian Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi masih menjadi misteri. Jasad mantan wartawan RRI itu pertama kali ditemukan seorang pemulung bernama Sartika (56). Dufi terbungkus dalam sebuah drum berwarna biru di Desa Kembang Kuning, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Minggu (18/11) sekitar pukul 06.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Saat ditemukan, mayat Dufi menurut Sartika dalam kondisi tidak berbusana dan terikat. Atas kejadian tersebut, polisi tengah mendalami kasus ini guna mengetahui titik terang pembunuhan Dufi.
kumparan menghimpun lima fakta pembunuhan Dufi. Simak selengkapnya dalam daftar berikut:
1. Mobil Tidak Ada Stasiun Rawa Buntu
Berdasarkan penuturan sang adik, Muhammad Ali Ramdoni, Dufi memarkirkan mobilnya di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, pada Jumat (16/11). Informasi tersebut dikirimkan Dufi kepada istrinya. Sehari-hari Dufi selalu memarkirkan mobilnya di Stasiun Rawa Buntu dan berangkat ke tempat kerja dengan kereta Commuter Line.
kumparan kemudian menelusuri kebenaran itu di Stasiun Rawa Buntu. Seorang tukang parkir bernama Hilman mengaku tidak mengetahui mobil dengan ciri-ciri seperti milik Dufi, yakni Toyota Kijang Innova berwarna putih dengan nopol B 1906 SZI, terparkir di Stasiun Rawa Buntu.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak begitu hafal sih mas, ada mobil itu apa enggak pas itu," kata Hilman di lokasi, Senin (19/11).
Meski tak tahu, Hilman kemudian menunjukkan daftar mobil yang masuk serta parkir inap pada Jumat (16/11) di Stasiun Rawa Buntu. Dari daftar yang ditunjukkan Hilman, tidak ada mobil Dufi bernopol B 1906 SZI.
"Saya adanya (daftar) parkir mobil yang menginap saja mas. Kalau keseluruhan mobil yang parkir, itu sudah ada di sistem. Kebetulan leader (pihak parkir berwenang di Stasiun Rawa Buntu) sudah pada pulang, jadi saya enggak bisa nunjukin," ujar Hilman.
2. Mayat Tak berbau
Sartika yang pertama kali menemukan mayat Dufi menyebut dirinya sempat mengira pria tersebut masih bernyawa. Mengingat, saat itu dia tak mencium bau apapun dari mayat Dufi.
ADVERTISEMENT
"Enggak (enggak ada bau), Saya kira itu masih hidup. Kakinya kayanya dipaksa itu, enggak muat (tapi) dipaksa, kakinya itu masih lemas. Enggak kaku, enggak. Dampalnya (telapak kaki) juga bersih," ujar Sartika di Klapanunggal saat ditemui kumparan, Senin (19/11).
Sartika juga mengatakan mayat Dufi tidak berbusana.
"(Mayat) juga enggak pakai celana, enggak. Telanjang, baju enggak pakai. Tapi enggak keliatan tangannya mah, cuma pantat sama kaki dua aja," ucap Sartika.
Sementara, dari keterangan polisi sebelumnya, jasad Dufi mengenakan kaus warna putih.
3. Ada Luka Sayat di Leher dan Punggung
Tim Forensik RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, telah melakukan autopsi kepada mayat Dufi. Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan sejumlah luka akibat benda tajam.
ADVERTISEMENT
"Ada luka akibat benda tajam seperti sayatan di bagian leher dan punggung korban," kata Kepala Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo saat dihubungi kumparan, Senin (19/11).
Edy mengugkapkan, melihat luka yang ada di sekitar badan korban, diduga kuat Dufi merupakan korban pebunuhan.
4. Diduga Dibuang di Bogor Jelang Subuh
Keterangan tambahan soal mayat Dufi juga dituturkan oleh seorang satpam yang bertugas di pabrik plastik dekat penemuan. Pada mulanya Rahmat tidak menyangka, kerumunan masyarakat tersebut terjadi karena adanya temuan mayat. Dia mengira masyarakat yang berkerumun itu hendak demo di pabrik plastik yang dia jaga.
Rahmat lalu berjalan ke lokasi yang hanya berjarak kurang dari 30 meter dari lokasi pabrik tempat dia bekerja. Nyatanya orang berkerumun karena melihat mayat Dufi.
ADVERTISEMENT
Rahmat menduga pelaku membuang Dufi jelang Subuh. "Saya masuk pukul 12 malam, enggak ada (drum itu). Kalau dugaan saya dibuangnya sekitar pukul 03.00 WIB ke sini," tutur Rahmat.
Dugaan itu dikuatkan oleh sejumlah warga yang memancing di lokasi itu. Rahmat sempat menanyai sejumlah warga yang memancing dan mereka mengaku tak melihat drum saat pulang.
"Soalnya kan yang pada mancing juga pulangnya pukul 01.00 WIB, enggak ada yang lihat. Mungkin juga drumnya ada di pinggir, kan drum jatuh juga gara-gara ada si ibu pemulung (yang mencari sampah)," tambah Rahmat.
5. Mobil Diduga Dibawa Kabur Pelaku
Adik Dufi, Doni, menuturkan berdasarkan pemeriksaan polisi mobil Innova putih milik Dufi tidak ada di tempat parkir. Padahal Dufi selalu memarkir mobil di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
“Iya baru semalam, polisi ngecek tidak ada di parkiran. Menurut pengakuan istrinya si emang parkirnya di situ. Karena emang setiap hari di situ parkirnya. Sekarang mobilnya sudah tidak ada,” kata Doni di rumah duka, Yayasan Yatim Piatu Al-khairiyah Blok R Gang 3, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11).
Doni curiga mobil tersebut dibawa oleh pelaku pembunuhan Dufi. Sebab, seluruh barang milik Dufi hilang dan ada bekas luka memar serta sayatan pada tubuh adiknya tersebut.
“Dia emang kalau kerja, selalu parkir di situ di Stasiun Rawa Buntu, kan rumahnya di Tangerang. Kejadian itu bersamaan dengan mobilnya, dia mungkin saat mau parkir mobil feeling saya sudah diadang, karena banyak luka sayatan di leher, di dada,” tutur Doni.
ADVERTISEMENT
Kini jenazah Dufi sudah dimakamkan di TPU Budi Darma, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11) pagi. Dia menempati liang yang sama dengan ayahnya, HM Zain Rasihun.