5 Hal Paling Mengesalkan yang Dialami Pengguna KRL

3 Oktober 2017 12:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Commuter Line (KRL). (Foto: Antara/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Commuter Line (KRL). (Foto: Antara/Risky Andrianto)
ADVERTISEMENT
Pahit manis pengguna commuter line alias KRL memang hanya bisa dirasakan mereka yang sering menggunakan alat transportasi umum yang satu ini. Di satu sisi, menggunakan KRL memang bisa menghemat waktu lebih banyak, bebas macet, dan terhindar dari durasi lampu merah yang sangat lama.
ADVERTISEMENT
Namun ibarat manusia yang tidak sempurna, begitu juga sistem kereta api Indonesia yang masih berbenah untuk memberikan layanan terbaik. Ada saja gangguan teknis dan gangguan alam yang bisa menggangu kenyamanan pengguna KRL.
Apa saja hal-hal yang sering membuat pengguna KRL kesal?
1. KRL tertahan sinyal masuk
Bagi mereka yang sering menggunakan KRL pasti hapal betul dengan pengumuman masinis "KRL Anda tertahan di sinyal masuk stasiun." Entah karena terlalu banyak KRL dan sedikitnya jalur yang tersedia, KRL biasanya akan ditahan sebelum masuk ke stasiun dalam waktu yang tidak bisa diprediksi.
Bisa 5 menit atau bahkan 30 menit. Antrean KRL yang hendak masuk ke stasiun inilah yang membuat banyak pengguna merasa kesal. Selain karena harus berdiri lama bagi mereka yang tidak mendapat tempat duduk, tertahan di sinyal masuk ini juga menghabiskan waktu percuma.
ADVERTISEMENT
2. KRL mengalami gangguan
Gangguan pada satu KRL bisa berdampak buruk bagi rangkaian jadwal KRL lain. Gangguan operasional ini juga bervariasi, sinyal masuk di stasiun terganggu, KRL rusak sehingga harus dilakukan pengecekan rangkaian, gangguan aliran listrik atas, dan banyak gangguan operasional lain yang hingga saat ini masih sering terjadi.
Tidak hanya gangguan operasional, cuaca buruk yang menyebabkan rel tergenang banjir juga jadi cerita lain. Insiden kecelakaan juga bisa membuat arus perjalanan kereta terhambat yang tentu berimbas pada keterlambatan perjalanan penumpang.
3. Tidak ada jembatan penyebrangan ke peron lain
Di beberapa stasiun kereta, jalur yang terbagi sering tidak memiliki jembatan atau terowongan penyeberangan. Sebut saja Stasiun Pasar Minggu, Duri, Kalideres, dan banyak lagi. Tidak adanya fasilitas penyeberangan yang aman membuat banyak penumpang sering ketinggalan kereta.
ADVERTISEMENT
Contoh kasus, jika penumpang ingin naik KRL di peron B dan kereta sudah tersedia, sementara di peron A juga ada KRL terparkir menanti penumpang. Mau tidak mau penumpang harus menunggu peron A yang terhalang KRL aman hingga bisa menyebrang.
Waktu tunggu KRL yang pendek dan tidak adanya penyeberangan membuat banyak penumpang sering ketinggalan kereta.
4. AC KRL mati
KRL yang dimiliki PT KAI kebanyakan merupakan KRL bekas yang dibeli atau dihibahkan negara lain. Tentu rangkaian yang sudah tua menjadi sangat sering bermasalah. Salah satunya saat AC mati.
Padatnya penumpang dan AC yang tiba-tiba mati tentu membuat gerbong menjadi sangat tidak nyaman. Meski jendela bisa dibuka, tetap tidak membuat gerbong menjadi lebih nyaman.
ADVERTISEMENT
5. Antrean tiket
Antrean pembelian atau pengembalian tiket yang panjang sering membuat penumpang kesal. Meski sekarang sudah ada vending machine kartu KRL, namun karena kurangnya sosialisasi sering membuat banyak penumpang kebingungan saat hendak membeli tiket.
Meski sudah disiapkan petugas yang membantu, namun antrean tiket yang panjang masih menjadi keluhan para penumpang.