Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Hal yang Patut Diteladani dari Ir. Sutami
18 Oktober 2017 18:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Sosok Ir. Sutami, pria sederhana di balik Jembatan Semanggi yang fenomenal memang tak banyak yang mengenal. Namun apalah arti dikenal jika tak menebar kebermanfaatan.
ADVERTISEMENT
Ir. Sutami adalah potret menteri yang bekerja keras dalam diamnya, ia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (sekarang PUPR) dari zaman Orde Lama hingga Orde Baru.
Pada tahun 1980, saat ajal menjemput karena penyakit liver yang di deritanya, Ir Sutami tetap memikirkan nasib negara. 19 Oktober besok adalah hari ulang tahunnya yang ke 89 tahun.
Di mata keluarga dan para sahabatnya, Ir Sutami memiliki lima keteladanan yang harus ditiru khususnya bagi generasi sekarang. Berikut kumparan (kumparan.com) lima keteladanan Ir Sutami yang patut dicontoh.
1. Pekerja keras
Saat menjalankan tugas yang diberikan Presiden Sukarno untuk membangun Jembatan Semanggi, Ir Sutami menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
Sifat pekerja keras yang ada dalam dirinyapun diungkapkan oleh sang istri dan ketiga anaknya.
"Bapak biasa-biasa saja. Dia tahunya cuma kerja, kerja. Ngabdi sama negoro," kata Sri Haryati yang merupakan istrin Sutami.
2. Tak mengenal pamrih
Bahkan di detik-detik akhir hayatnya akibat penyakit liver yang diderita semakin parah, Ir Sutami mengumpulkan seluruh orang terdekatnya dan memberikan pesan sebelum akhirnya meninggal.
"Bapak bilang voorschoot, bayar uang rumah sakitnya. Sambil terseguk (terbata-bata-red). Itu pesen Bapak, luar biasa kan? Seorang pejabat negara tak mau menuntut, tak mau meminta-minta. Selama ia merasa mampu, maka ia akan menyelesaikannya sendiri," ungkapnya.
Hingga akhirnya, pada 13 November 1980 Ir Sutami menutup mata untuk selama-lamanya.
ADVERTISEMENT
3. Mencintai keluarga
Di mata istri dan ketiga anaknya, Ir Sutami adalah sosok yang bertanggung jawab, pekerja keras dan mencintai keluarga. Anak kedua Ir Sutami, Dewi Susilowati ia merasa bangga terhadap ayahnya karena dedikasinya untuk bangsa dan keluarga.
4. Sederhana
Meski hidup berkecukupan, Ir Sutami tak pernah tampil bermewah-mewahan, ia adalah sosok yang sederhana dan apa adanya. Hal ini diungkapkan langsung oleh Emir Sanaf, sosok yang semasa muda sering berdiskusi dengan Sutami dan telah dianggap anak sendiri oleh Sutami,
"Bapak enggak model seneng wah-wahan. Pokoknya Bapak itu kerja kerja untuk negara," ungkap dia.
5. Cerdas
Di usia yang masih 33 tahun ia telah mengemban tugas negara, Sutami menemukan sebuah teknik konstruksi yang begitu mengagumkan dan dianggap sebagai pelopor teknik baru perbetonan. Teknik tersebut dikenal dengan istilah prestressed-concrete.
ADVERTISEMENT
Tanpa teknik prestressed itu beton bentangnya cuma 25 meter, tapi kalau ada prestressed concret, ada kabel yang menegang maka menjadi 50 meter. Itu pertama kali di Indonesia, perguruan tinggi belum mengajarkan, seorang insinyur umur 33 tahun berhasil mencetuskan ide brilian.