5 Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

27 Desember 2024 20:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan udara Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, Sabtu (30/11/2024). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan udara Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, Sabtu (30/11/2024). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
ADVERTISEMENT
Stasiun TV Palestina menyatakan lima jurnalisnya tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza bagian tengah. Para jurnalis tersebut berada di dalam mobil van Quds Today yang diparkir di luar rumah sakit al-Awda, tempat istri salah satu jurnalis akan melahirkan, di kamp pengungsi Nuseirat bagian tengah.
ADVERTISEMENT
Stasiun TV tersebut mengunggah video kendaraan yang terbakar dengan tanda "pers" di pintu belakang.
Dikutip dari BBC, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah menargetkan anggota Jihad Islam yang menyamar sebagai jurnalis. Mereka mengeklaim telah berupaya menghindari adanya warga sipil yang terluka.
Dalam beritanya, BBC belum bisa memverifikasi klaim yang dibuat oleh kedua belah pihak, sebab media internasional dicegah oleh Israel untuk masuk dan bekerja dengan bebas di Gaza.
Militer Israel menyebut lima orang yang tewas adalah Ibrahim Jamal Ibrahim Al-Sheikh Ali; Faisal Abdallah Muhammad Abu Qamsan; Mohammed Ayad Khamis al-Ladaa; Ayman Nihad Abd Alrahman Jadi; dan Fadi Ihab Muhammad Ramadan Hassouna.
Menurut pihak Israel, berbagai sumber informasi menyatakan bahwa empat dari lima korban itu adalah anggota Palestinian Islamic Jihad (PIJ).
ADVERTISEMENT
Sementara, dalam sebuah pernyataan, Quds Today mengatakan bahwa kelima orang itu terbunuh saat mereka menjalankan tugas media dan kemanusiaan.
Hingga 20 Desember, setidaknya 133 wartawan Palestina telah terbunuh selama perang tersebut, menjadikannya konflik paling mematikan bagi wartawan.