Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kasus penggelapan dana umrah oleh First Travel terus bergulir bagai bola salju. Kerugian ternyata tidak hanya dialami oleh para calon jemaah tetapi juga mitra atau rekan bisnis First Travel. Seperti halnya calon jemaah, para mitra ini terbuai oleh janji-janji manis First Travel.
ADVERTISEMENT
Satu persatu, akhirnya mereka ikut buka suara. Mulai dari uang jasa yang belum dibayar, tunggakan dana miliaran rupiah hingga curahan hati agen First Travel yang dituduh menyelewengkan dana umrah.
kumparan (kumparan.com) merangkum pengakuan sejumlah mitra First Travel yang merasa dirugikan oleh biro umrah milik pasutri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan tersebut.
1. Jeritan dari agen First Travel di Padang
Adalah Roza Nazir, agen First Travel asal Padang, Sumatera Barat yang ikut menanggung rugi akibat ulah First Travel.
Roza pada awalnya merupakan jemaah First Travel. Ia kemudian tertarik menjadi agen dengan niat ingin membuka jalan bagi saudara seiman untuk menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Untuk menjadi agen, Roza diwajibkan menyetor Rp 2,5 juta dan mengikuti pelatihan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Tadinya memang dijanjikan, untuk setiap jemaah yang berangkat akan diberikan upah Rp 200 ribu untuk promo dan Rp 400 ribu untuk reguler. Tapi sampai saat ini enggak ada. Tadinya saya pikir, ya sudah lah, toh itung-itung ibadah setiap ada jemaah yang berangkat melalui saya," ujar Roza.
Ulah First Travel yang menggelapkan dana umrah mengakibatkan 1.100 jemaah dari agennya gagal berangkat ke tanah suci. Roza makin sedih karena banyak jamaah yang datang dari daerah.
"Saya mau nangis pun sampai sudah tidak bisa lagi. Air mata saya sudah habis. Kasihan jemaah-jemaah saya, belum lagi yang datang dari daerah. Kasihan," ungkapnya.
Bahkan dirinya juga harus rela disemprot oleh para jemaah yang tak kunjung berangkat. Dia juga dituduh menyelewangkan uang milik jemaah. Meski begitu ia tetap sabar menerimanya.
ADVERTISEMENT
"Saya jelaskan baik-baik. Karena kan memang ada buktinya. Semua uang jemaah yang masuk ke saya, langsung saya setorkan seluruhnya ke pusat. Jadi saya memang tidak dapat apa-apa. Saya juga korban. Sekarang sudah banyak dibahas di media, semua orang sudah tahu. Jadi memang salahnya ada di pihak First Travelnya," tutur Roza.
2. Curahan hati rekan bisnis asal Arab Saudi
Sungguh luar biasa memang First Travel, bukan hanya dana jemaah yang digelapkan tetapi dana milik rekan bisnisnya juga mereka sikat. First Travel diketahui menunggak tagihan Rp 24 miliar kepada pemilik dan pengelola Diar Al-Manasik. Pihak Diar Al-Manasik bahkan sudah melaporkan First Travel ke Bareskrim Polri.
"Jadi klien kami dari Diar Al-Manasik Arab Saudi melaporkan adanya penggelapan dana sebesar Rp 24 miliar yang dilakukan oleh direktur First Travel," ujar Turaji, kuasa hukum Diar Al-Manasik
ADVERTISEMENT
Diar Al-manasik merupakan rekan bisnis First Travel yang mengurusi hotel berbintang 4 dan 5 di Makah dan Madinah serta katering jemaah. Pihak First Travel mengakui bahwa pembayaran kamar hotel akan lancar karena uang yang akan digunakan untuk membayar sudah berada di rekening First Travel.
Namun kenyataanya pembayaran tersebut tertunda sejak Maret 2017.
"Memang pada awalnya pada awal tahun 2017 itu lancar enggak ada masalah sama sekali, tetapi begitu masuk bulan Maret 2017 tunggakan kian banyak pada akhirnya per 7 Juli 2017 tunggakannya masih Rp 24 miliar," kata Turaji.
Turaji mengungkapkan, First Travel berdalih memiliki masalah internal perusahaan, First Travel mulai berulah dengan menunggak pembayaran biaya hotel dan katering jemaahnya.
ADVERTISEMENT
3. Sentil gaya hidup mewah bos First Travel
Pemilik Diar Al-Manasik, Ahmed Saber Ahmed Amin, mengetahui gaya hidup mewah pasutri Bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan. Ahmed menyebut, untuk bepergian saja, Andika dan Anniesa selalu memesan penerbangan kelas satu.
"Sebenarnya gaya hidup mereka yang serba mewah, kalau ke mana-mana dia VIP bisnis, pasti akan ada uang di mana-mana dan dia terlalu percaya," ujar Ahmed Saber.
Ahmed juga membeberkan janji manis Andika yang mengaku akan segera melunasi tunggakan biaya kamar hotel beserta katering jemaah. Namun menurutnya itu hanya omong kosong belaka.
"Kalau Andika itu janji dia mau bayar uang, kalau adiknya si Rahmad (salah satu direksi First Travel-red), dia bilang mau kasih rumah dan mobil, rumah di daerah Kebagusan, tetapi nyatanya sebelum kami terima semua rumah dan mobil sudah disita," beber Ahmed.
ADVERTISEMENT
Ahmed juga mengeluhkan sikap First Travel yang dinilainya kurang profesional. Ahmed mengatakan, Andika selalu memesan kamar hotel dalam tempo waktu yang berdekatan dengan kedatangan jemaah.
Baginya, hal itu menyulitkan karena membuatnya tidak dapat mempersiapkan fasilitas terbaik bagi jemaah.
"Saya juga sempat bilang ke mereka kalau pesan kamar jangan dadakan biar kami bisa siapkan tempat untuk tamu Allah dari yang jauh, dari indonesia. Berkali-kali kami ingatkan jangan pesan mendadak bagaimana kalau kami tidak bisa sediakan kamar," ungkap Ahmed.
4. Ungkap Anniesa Hasibuan minta cari investor baru
Salah satu agen First Travel, Zuhirman, mengungkapkan bos First Travel, Anniesa Hasibuan pernah memanggil dirinya beserta 5 orang perwakilan agen lainnya pada 25 juli 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
"Kebetulan 25 Juli lalu ada 6 orang dipanggil oleh pemilik First Travel untuk mendengarkan kesulitan-kesulian yang diungkapkan kepada kami. Kebetulan Pak Dwi Librianto, dari pengacara kami juga hadir," ujar Zuhirman.
Ia menyebutkan dalam pertemuan yang dilakukan di butik Anniesa Hasibuan, Kemang, Jakarta tersebut, Anniesa meminta bantuan kepada mereka untuk mencari investor karena kondisi perusahaan sedang kacau.
Zuhirman juga sempat mengunjungi Andika di Bareskrim Polri. Andika mengakui memiliki investor yang akan memberikan bantuan dana Rp 10 juta bagi setiap jemaah yang akan digunakan untuk berangkat umrah.
"Dia bilang, 'saya bisa aja investor saya turun tapi cara untuk nguruskannya kan perlu proses. Saya harus di luar. Salah satu, antara saya atau Anniesa. Tapi kita enggak berani melangkah jauh. Karena kalau udah masalah hukum saya enggak berani pegang. Saya serahkan ke Pak Dwi," ungkap Zuhirman.
ADVERTISEMENT
5. Merugi karena uang jasa sebesar Rp 1,2 miliar tidak dibayar
First Travel tidak hanya dilaporkan ke Bareskrim oleh Diar Al-Manasik. Mantan rekan bisnis First Travel, Muhammad Syarif, juga melaporkan Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan ke Bareskrim Polri karena merasa dirugikan Rp 1,2 miliar setelah menyediakan jasa penanganan jemaah umrah First Travel di Madinah.
"Kita di sini lapor sebagai vendor yang mengurus handling makanan, orang sakit, bus, kamar hotel, dan lain-lain, untuk melaporkan ada uang jasa yang belum dibayar oleh First Travel sebesar Rp 1,2 M," kata Muhammad Kamil, kuasa hukum Syarif.
Syarif menceritakan, kerja sama antara dia dan First Travel sudah berlangsung selama 3 tahun. Pada awalnya, tidak nampak gelagat mencurigakan dari Andika dan Anniesa. Bisnis antara keduanya berjalan lancar. "2014-2015 semua berjalan lancar karena dari jemaah juga masih standar. Belum kelihatan masalahnya," kata Syarif.
ADVERTISEMENT
Memasuki 2016, Syarif mulai sering bermasalah dengan First Travel sampai akhirnya utang menumpuk sampai Rp 1,2 miliar. Andika dan Anniesa pun mulai putus kontak dan menghindar darinya
"Saya serahkan kepada tim hukum karena memang sudah enggak ada kontak sama sekali. Karena sudah tidak bisa dihubungi," kata Syarif.