5 Kesaksian Kunci Johannes Marliem ke FBI yang Ungkap Peran Setnov

23 Januari 2018 6:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Setnov dan Johannes Marliem (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setnov dan Johannes Marliem (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peran Setya Novanto dalam kasus dugaan korupsi proyek e-KTP semakin jelas. Dalam agenda persidangan, Senin (22/1), jaksa penuntut umum KPK memutar rekaman pemeriksaan agen Federal Bureau Investigation (FBI), Jonathan Holden, dengan penyedia produk automated fingerprint indentification sistem (AFIS) merek L1 di proyek e-KTP, Johannes Marliem.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus e-KTP, KPK memang melakukan kerja sama dengan FBI untuk menggali peran Setya Novanto lewat Johannes Marliem. Dalam rekaman yang diputar di persidangan, Jonathan dan Marliem membahas soal permintaan Setya Novanto yang meminta Marliem selaku penyedia software e-KTP agar setiap keping kartu e-KTP diberikan diskon. Pembahasan pemberian diskon terjadi di rumah Setya Novanto.
Berikut adalah kesaksian Marliem kepada agen FBI yang diperdengarkan dalam sidang:
1. Temui Setya Novanto di Rumahnya
Dalam percakapan yang diperdengarkan dalam sidang, Jonathan sempat menanyakan keperluan Marliem datang ke rumah Novanto bersama dengan Andi Narogong. Marliem mengungkapkan mengajukan diskon Rp 5 ribu per kartu.
"5 ribu rupiah per kartu, dan diskon disesuaikan dengan kartu. Apakah mereka juga membahas hal itu? Harga e-KTP per kartu? Dibicarakankah dengan Anda?" tanya Jonathan.
KPK putar penyadapan percakapan Johannes Marliem (Foto: Marcia Auditia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KPK putar penyadapan percakapan Johannes Marliem (Foto: Marcia Auditia/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Jadi Novanto bersama Agustinus di rumah Novanto sarapan pagi. Jadi apa tujuan Anda berada di sana?" tanya Jonathan lagi.
"Untuk meyakinkan Novanto soal harga yang ditentukan. Terlalu murah karena Novanto menduga simulasi saya akan ditolak," jawab Marliem.
2. Janjikan Pembagian Jatah 50 Persen
Kepada Jonathan, Marliem mengaku menjanjikan pembagian jatah 50 persen dari pemberian diskon Rp 5 ribu per kartu.
Jadi ini adalah antara dia (Novanto) dan Andi. Tapi pada saat itu hanya ada kami yang satu-satunya L1 untuk menyelesaikan tahap akhir dan mega guna. Jadi mereka tak punya pilihan lain. Maka akan diperbarui lagi," kata Marliem.
Setya Novanto dan Andi Narogong. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A dan Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setya Novanto dan Andi Narogong. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A dan Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Lalu posisi Novanto untuk menyetujui atau tak menyepakati pemenangnya? Kenapa? Mengapa berbeda, mengapa ada pembicaraan soal itu?" tanya Jonathan.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa lebih pada faktor menghormati. Dan faktor kedua, saya rasa Andi ada di pihak yang menyetujui anggaran," jawab Marliem.
3. Belikan Jam Tangan Richard Mille untuk Novanto di California
Marliem mengaku membeli jam tangan Richard Mille untuk Novanto. Marliem membeli jam tangan tersebut atas permintaan Andi Narogong.
Jam tangan tersebut dibeli Marliem di Beverly Hills Boutique, California dengan alasan harganya jauh lebih murah apabila dibeli di Amerika. Uang untuk pembelian jam tangan ia akui didapatkan dari Andi Narogong. Jam tangan Richard Mille seri RM-011 itu dibeli Marliem pada November 2012.
Jam tangan yang digunakan oleh Setya Novanto (Foto: Instagram/@s.setnov)
zoom-in-whitePerbesar
Jam tangan yang digunakan oleh Setya Novanto (Foto: Instagram/@s.setnov)
"Saat itu kasih uang kah dia?" tanya Jonathan.
"Iya, dia kasih," jawab Marliem.
"Ok,"
"Dan saya bilang oke, dan saya berikan untuknya," kata Marliem.
ADVERTISEMENT
"Berapa harga jam tangan itu?" tanya Jonathan.
"Sekitar 120-130 (ribu dolar AS)," jawab Marliem.
4. Perbaiki Jam Tangan Novanto yang Rusak
Setelah diberikan kepada Novanto, Marliem mengungkapkan jam tangan tersebut sempat rusak. Jam tangan itu kemudian diberikan kembali ke Marliem lewat Andi Narogong untuk diservis di toko yang berbeda dengan toko tempat ia membeli jam tangan tersebut.
Peristiwa itu terjadi sebelum Setya Novanto mengembalikan jam tersebut ke Andi di awal 2013, lantaran sudah tahu ada 'keributan' soal e-KTP.
"Saya sebenarnya sudah memberikannya ke KPK dan saya bilang dengan baik apa yang terjadi adalah saya memberikannya kepada Andi dan kemudian apa yang terjadi, itu rusak di toko yang berbeda," papar Marliem.
Jam Tangan Setya Novanto dan Johannes Marliem (Foto: Instagram @s.setnov dan Tumblr bleugatti.tumblr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Jam Tangan Setya Novanto dan Johannes Marliem (Foto: Instagram @s.setnov dan Tumblr bleugatti.tumblr.com)
"Baiklah, saya paham kamu bilang itu rusak," kata Jonathan.
ADVERTISEMENT
"Ya, itu rusak. Kemudian saya bawa kembali untuk diservis ke toko itu," tutur Marliem.
"Siapa yang kembalikan ke Anda?" tanya Jonathan.
"Andi," jawab Marliem.
"Dan Anda berikan ke Andi atau kasih untuk Andi?" tanya Jonathan lagi.
"Saya berikan ke Andi," jawab Marliem lagi.
5. Marliem Akui Menyuap Novanto
Saat berbicara dengan Marliem, Jonathan sempat menyinggung soal penyuapan yang dilakukan Marliem kepada Novanto. Kepada Jonathan, Marliem mengaku menyuap Novanto.
"Jadi kita berbicara soal penyuapan dan berbicara tentang apa yang Anda ketahui bahwa orang lain mungkin menempatkan Anda dalam posisi memaksa untuk melakukannya dan tidak memberi anda pilihan," ujar Jonathan.
"Maaf pak, jika menuduh saya menyuap langsung, jawaban saya adalah," kata Marliem yang kemudian langsung dipotong oleh Jonathan.
ADVERTISEMENT
"Langsung atau tidak langsung, memberikan sesuatu sama dengan sogokan," tutur Jonathan.
"Iya," jawab Marliem.