Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo melaporkan dua kuda berjenis Sandalwood ke Direktorat Gratifikasi KPK. Jokowi mendapatkan kuda tersebut dari masyarakat NTT, yang ditemuinya saat Jokowi menghadiri Parade Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat Sumba pada tanggal 25 Juli 2017.
ADVERTISEMENT
Jenis kuda sandalwood merupakan jenis kuda poni yang asli dari Indonesia, tepatnya dari Pulau Sumba dan Sumbawa. Nama tersebut berasal dari nama jenis tanaman sandalum/santalum yang merupakan komoditas ekspor daerah tersebut. Kuda-kuda jenis ini biasanya diekspor ke Australia untuk menjadi kuda poni anak-anak --memanfaatkan ukuran tubuhnya yang relatif kecil.
Dua kuda yang dilaporkan itu bernilai Rp 70 juta, yang membuat keputusan Jokowi untuk melaporkannya ke KPK layak diapresiasi. Angka tersebut relatif kecil, sebetulnya, dibandingkan dengan kuda-kuda jenis lainnya, seperti jenis Arabian, Thoroughbred, dan Friesian.
Meski begitu, ada banyak hal yang mempengaruhi mahal-murahnya sebuah kuda. Dari lima kuda termahal dunia, semua punya sejarah dan ceritanya sendiri-sendiri. Ini dia lima kuda termahal yang pernah dijual di dunia. Untuk beli kuda Jokowi, dapat berapa ya?
ADVERTISEMENT
5. Palloubet d’Halong (Rp 200 miliar)
Kuda ini merupakan kuda show jumping termahal yang pernah dijual manusia. Palloubet kerap mendapat predikat talenta show jumping terbaik yang pernah ada. Tidak mengherankan apabila ia menjadi kuda termahal dari kategori kuda tersebut.
Kuda ini pada awalnya dimiliki oleh Janika Spunger, yang kemudian menjualnya ke peraih medali emas Olimpiade, Jan Tops. Tops membelinya dengan harga yang memecahkan rekor, senilai Rp 200 miliar. Kini, Palloubet digunakan oleh Ali Yousef al-Rumaihi untuk tim Jump Showing Qatar.
4. The Green Monkey (Rp 214 miliar)
Meski menjadi thoroughbred paling mahal yang pernah dijual di perlelangan, The Green Monkey tak pernah benar-benar sesukses namanya. Ia mahal karena menjadi keturunan dari kuda bernama Northern Dancer yang legendaris. Tapi, Green Monkey adalah cerita yang berbeda sama sekali.
ADVERTISEMENT
Sebagai kuda balap, Green Monkey hanya mengikuti lomba tiga kali sebelum ia pensiun. Bahkan, ia hanya bisa mengakhiri balap di peringkat 3 meski menjadi favorit pemenang. Setelah pensiun, ia tinggal di Florida sebagai pejantan pemberi benih dengan upah Rp 66 juta saja.
3. Totilas “Toto” (Rp 280 miliar)
Toto merupakan kuda Dressage termahal di dunia. Ia tampil tidak mengecewakan, memecahkan berbagai rekor di puluhan perlombaan. Di suatu masa, ia dan pemudinya, Edward Gal, disebut sebagai “rockstar dunia kuda”.
Pada 2011, ia dijual ke Matthias Rath dari Jerman, dan justru turun performa dengan pemilik baru karena mengalami berbagai cedera.
2. Shareef Dancer (Rp 534 miliar)
Sebagai kuda pacuan, Shareef Dancer punya performa yang lumayan bagus. Ia mengikuti lima lomba, dengan rekor 3-1-0 dan mendapatkan hadiah sebesar Rp 3,2 miliar. Pada 1983, dia dibeli oleh Emir Dubai seharga Rp 534 miliar.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kemewahan yang ditawarkan bukanlah dari perlombaan balap. Ia justru terkenal sebagai kuda pejantan yang menjadi penyedia benih untuk kuda betina lain. Sekali benihnya dihargai 2 juta dollar (Rp 26 miliar) sekali menghasilkan keturunan.
1. Fusaichi Pegasus (Rp 934 miliar)
Predikat kuda termahal yang pernah dijual manusia jatuh pada Fusaichi Pegasus. Kuda balap tersebut memenangi perlombaan Kentucky Derby di tahun 2000. Ia punya karier yang cukup lumayan, sembilan kali lomba, enam kali menang, dan dua kali kalah. Dalam kariernya, ia menerima hadiah sebesar 1,9 juta dolar AS atau senilai Rp 25 miliar. Akibatnya, bahkan setelah pensiun, ia menjadi kuda yang paling dicari setelah Shareef Dancer.
Fusaichi Pegasus resmi menjadi kuda termahal dunia pada 2000, ketika peternak Irlandia, Coolmore Stud, membelinya dengan harga Rp 934 miliar. Pada awalnya, harga setiap kali menjadi sumber benih dihargai Rp 20 miliar. Tapi, karena tidak sukses, harganya turun drastis menjadi Rp 93 juta saja.
ADVERTISEMENT