Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
5 Negara Mayoritas Islam dan Arab yang Melembek Punya Hubungan dengan Israel
18 September 2020 12:29 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Yang terbaru, Israel berhasil membuka hubungan diplomatik dengan dua negara Arab dan mayoritas Muslim, Uni Emirat Arab dan Bahrain. AS bahkan mengklaim lima negara lainnya akan menyusul.
Sampai saat ini, banyak negara mayoritas Muslim dan Arab yang tidak mengakui Israel. Data Kemlu Israel, 19 anggota Liga Arab dan 11 negara mayoritas Muslim yang memilih tak membina hubungan resmi, termasuk Indonesia.
Arab Saudi pada tahun 2002 mengisiniasi Prakarsa Perdamaian Arab (Arab Peace Initiative) yang isinya syarat normalisasi atau perdamaian Arab-Israel.
Salah satu poin dari prakarsa itu adalah penarikan penuh Israel dari wilayah Palestina yang didudukinya dalam Perang Enam Hari 1967 dan berdirinya Negara Palestina.
Negara-negara itu memilih tak berhubungan resmi sebagai bentuk solidaritas perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel.
ADVERTISEMENT
Mengutip berbagai sumber, berikut lima negara mayoritas Muslim dan Arab yang menjalin hubungan resmi dengan Israel:
Turki
Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel.
Hubungan kedua negara resmi terjalin pada 1950. Pada 2011, Turki menurunkan tingkat hubungan bilateral dengan Israel. Penyebabnya terbunuhnya sembilan aktivis Turki di kapal bantuan Mavi Marmara yang menuju Gaza.
Setelah sempat bersitegang pada 2016, Turki dan Israel resmi memperbaiki tingkat hubungan bilateral.
Mesir
Israel dan Mesir membuka hubungan resmi pada 1980. Di tahun itu pula pertukaran dubes dilakukan.
Sebelumnya, kedua negara ini sempat terlibat berbagai perang dari 1940-an sampai 1970.
Seusai perang berkepanjangan, Israel dan Mesir resmi berdamai pada 1979. Perdamaian merupakan pembuka jalan bagi pembukaan hubungan bilateral resmi dua negara.
ADVERTISEMENT
Yordania
Hubungan resmi kedua negara bermula pada perjanjian damai Israel-Yordania pada 1994.
Sebelumnya, Yordania memberlakukan kebijakan anti-Zionis. Namun, karena faktor seperti kedekatan geografis dua negara serta orientasi Barat Raja Hussein, kebijakan itu ditinggalkan.
Pada 1994, Raja Hussein dan PM Israel Yitzhak Rabin sepakat berdamai. Perjanjian itu dideklarasikan di Gedung Putih.
Usai menyatakan damai, Israel dan Yordania resmi membuka hubungan bilateral.
Uni Emirat Arab
Dua dekade lebih tidak ada negara Arab dan Islam membuka hubungan bilateral dengan Israel. Pada 2020, UEA tiba-tiba datang dengan kabar menggemparkan. Mereka memutuskan berdamai dengan Israel.
Dulunya UEA sama seperti negara Arab dan Muslim lain memilih tak membuka membina hubungan bilateral. Presiden pertama UEA Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan bahkan menyebut Israel musuh Arab.
Namun, pada 2020 UEA akhirnya memilih berdamai. Kedua negara bahkan sudah membuka penerbangan langsung.
ADVERTISEMENT
Perjanjian damai pun diteken di Gedung Putih dan disaksikan Presiden AS Donald Trump.
Bahrain
Selang beberapa hari setelah UEA mengumumkan damai, Bahrain mengambil langkah serupa.
Bahrain adalah negara di Arab yang memiliki komunitas warga Yahudi. Walau tak punya hubungan resmi, beberapa kebijakan Bahrain dianggap pro-Israel.
Mereka juga sudah lama menjalin hubungan dengan Israel secara tersembunyi. Bahkan pejabat pemerintahan kedua negara dikabarkan kerap bertemu.
Pada 2020, Bahrain akhirnya memilih damai dan membuka hubungan. Kesepakatan damai dilakukan di Gedung Putih bersama dengan UEA.