5 Negara Tuntut Iran Bayar Kompensasi atas Jatuhnya Pesawat Ukraina

17 Januari 2020 9:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa barang-barang korban jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines di Iran.
 Foto: Nazanin Tabatabaee / WANA / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa barang-barang korban jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines di Iran. Foto: Nazanin Tabatabaee / WANA / via REUTERS
ADVERTISEMENT
Lima negara menuntut Iran membayar kompensasi kepada para keluarga korban jatuhnya pesawat Ukraina. Kelima negara itu adalah yang warganya tewas dalam insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, kelima negara itu adalah Kanada, Ukraina, Swedia, Afghanistan, dan Inggris. Dalam pernyataan bersama usai pertemuan para pejabat tinggi kelima negara di London, Kamis (16/1), mereka juga mendesak Iran melakukan penyelidikan yang terbuka, transparan, independen, dan melibatkan penyidik internasional.
Belum diketahui berapa nilai kompensasi yang diminta. Namun sebelumnya Perdana Menteri Negara Bagian Ontario, Kanada, telah mengajukan proposal kompensasi berupa beasiswa masing-masing sebesar 10 ribu dolar Kanada (Rp 104 juta) kepada keluarga 57 warga Kanada yang tewas.
Petugas memeriksa barang-barang korban jatuhnya pesawat Ukraina International Airlines di Iran. Foto: Nazanin Tabatabaee / WANA / via REUTERS
Seluruh 176 kru dan penumpang tewas dalam insiden jatuhnya pesawat maskapai Ukraine International Airlines pada 8 Januari lalu. Setelah berhari-hari membantah, Iran akhirnya mengakui pesawat tersebut jatuh akibat ditembak oleh rudal militer mereka.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan korban adalah warga keturunan Iran yang punya kewarganegaraan lain. Sebagian di antara mereka adalah mahasiswa, akademisi, atau orang tua yang baru mengunjungi sanak famili di Iran.
Kelima negara meminta Iran untuk melakukan proses identifikasi korban dengan bermartabat dan transparan, lalu memulangkan jenazah ke tanah airnya.
"Mata masyarakat internasional tertuju kepada Iran saat ini. Saya rasa Iran punya pilihan, dan dunia menyaksikan," kata Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne dalam konferensi pers di London.