5 Pernyataan Kontroversial Mumtaz Rais

7 Oktober 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua POK DPP PAN, Mumtaz Rais. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua POK DPP PAN, Mumtaz Rais. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PAN Bidang Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan (POK) Ahmad Mumtaz Rais menjadi kontroversi di media sosial. Dalam sebuah video yang beredar, Mumtaz ikut menyumbangkan uang ke Ponpes Ora Aji asuhan Gus Miftah, tetapi dengan catatan jika mendapatkan dukungan politik dari jemaah ponpes tersebut.
ADVERTISEMENT
Video tersebut pun mendapatkan banyak kritikan. Meski begitu, menantu dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu menganggap videonya yang viral itu sebagai sesuatu yang biasa.
Namun, tidak hanya sekali ini saja pernyataan anak dari Amien Rais ini menjadi viral dan bahkan menuai kontroversi.

Berikut kumparan rangkum pernyataan Mumtaz Rais yang kontroversial:

1. Sindir Hanafi Rais Keluar PAN
Mumtaz pernah menyindir kakak kandungnya sendiri, Hanafi Rais, yang memutuskan keluar dari keanggotaan PAN dan kursi anggota DPR. Menurutnya, sikap Hanafi tidak dewasa dalam berpolitk.
"Sebagai rekan berpartai, sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukkan oleh Saudaraku Hanafi Rais," ujar Mumtaz.
Hanafi Rais. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ia juga menyinggung peristiwa Pandean di rumah Amien Rais, yakni kejadian pengusiran dirinya pada Februari 2020. Saat itu baru selesai digelarnya Kongres PAN di Kendari, di mana Zulhas menang dan kubu Mulfachri Harahap yang mayoritas didukung keluarga Amien Rais kalah.
ADVERTISEMENT
“Saya, Mumtaz Rais ingin menggarisbawahi, bahwa sikap ‘baper politik’ yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya. Jalan yang kita ambil sudah berbeda,” tegas dia.
2. Berenang Jakarta-NTT Jika PAN Reformasi Terbentuk
Mumtaz pernah berujar akan berenang dari Pantai Kapuk, Jakarta Utara, ke Labuan Bajo, NTT, apabila ayahnya jadi membentuk partai baru, yang saat itu masih disebut dengan PAN Reformasi. Bahkan, ia menyebut parpol buatan Amien tidak akan pernah terwujud.
"Kalau memang PAN Halusinasi (baca: PAN Reformasi) ini sampai beneran terbentuk dan diisi oleh seperempat saja dari anggota dewan kita yang berjumlah sekitar 1.500-an, maka saya sebagai KETUA POK DPP penjaga tangguh benteng PAN ini, akan berenang dari Pantai Kapuk sampai Labuan Bajo, sebagai bentuk give away, persembahan dari saya," kata Mumtaz, Senin (31/8/2020).
ADVERTISEMENT
Ia menyebut reformasi tak adil bagi para kader yang dipimpin oleh Zulhas. Untuk diketahui, Mumtaz secara terang-terangan membela mertuanya itu.
3. Sebut PAN Reformasi 'Nyungsep' Sebelum Tumbuh
Pesimismenya terkait PAN Reformasi bakal terwujud bukan tanpa alasan. Menurut Mumtaz, PAN Reformasi tidak akan terbentuk karena tidak ada satu pun anggota DPR/DPRD Fraksi PAN atau kepala daerah PAN yang ikut bergabung membentuk partai tersebut.
"Lihatlah, tidak ada satu pun anggota dewan kita dan kepala daerah kita yang mengarah ke sana. Kenapa? Karena mereka semua sibuk bekerja, bukan seperti para pengangguran itu yang luntang-lantung berhalusinasi mau bikin partai," ucap dia.
Masih berbicara terkait parpol baru bentukan sang ayah, Mumtaz kala itu menegaskan PAN Reformasi tidak akan terwujud.
ADVERTISEMENT
"Mengapa? Karena PAN Reformasi ini alih-alih akan terbentuk serta dideklarasikan, malah yang ada 'nyungsep sebelum tumbuh'," tegas Mumtaz.
4. Cekcok dengan Pimpinan KPK Nawawi Pomolango
Nawawi Pomolango dan Mumtaz Rais. Foto: ANTARAFOTO & Instagram Mumtaz Rais
Selanjutnya, Mumtaz pernah terlibat cekcok dengan Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango dan pramugrari di pesawat Garuda Indonesia GA 643 rute Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/8/2020).
Dalam insiden itu, Mumtaz tak terima ditegur karena menggunakan HP, tepatnya asyik telepon, saat pesawat sedang boarding dan mengisi bahan bakar di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Sementara Nawawi yang juga dalam posisi sebagai penumpang mengingatkan Mumtaz agar mematuhi aturan penerbangan.
Namun teguran yang disampaikan Nawawi saat itu justru dibalas dengan nada ketus oleh Mumtaz. Bahkan, Mumtaz membawa-bawa jabatan rekannya selaku anggota DPR yang saat itu ikut dalam penerbangan.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini pun sempat dilaporkan Nawawi ke Pos Polisi Bandara Soetta. Mumtaz pun akhirnya meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Saya mengaku khilaf dan telah melakukan tindakan yang tidak sepantasnya. Pada saat itu saya sedang mengalami kelelahan dan terpancing emosi. Namun tetap tindakan itu tidak dapat dibenarkan dan saya meminta maaf sebesar-besarnya," ungkap Mumtaz.
5. Sumbang Rp 100 Juta ke Ponpes tapi Minta Dukungan Pileg
Gus Miftah. Foto: Dok. Istimewa
Yang terbaru, sebuah video beredar dan memperlihatkan Mumtaz mendoakan agar jemaah Kinthiliyah mewabah. Mumtaz juga menyatakan diri akan menyumbang Rp 100 juta.
"Bang Jago langsung aksi bukan teori. Menyumbang uang tunai sebesar Rp100 juta rupiah untuk semua Kintiliyah. Mantap. Gus, ingat pemilu 2024 jangan jual DPR RI dari partai lain. Tunggal, Mumtaz Rais. Jangan Kamto, jangan Kamta, jangan Mbah Badri, jangan Gandong, jangan yang lain-lain. Kalau nggak, saya setop sumbangan ke Ponpes Ora Aji," kata Mumtaz dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
Menanggapi video Mumtaz, Gus Miftah selaku pengurus ponpes mengaku tak ambil pusing. Sebab, selama ini di ponpesnya tidak ada donatur tetap dan banyak yang ikut menyumbang. Namun, tidak ada yang meminta syarat sedikit pun.
"Ya nggak ada (syarat). Mohon maaf teman saya nyumbang dari itu saja banyak dan silent. Dan nggak ada syarat apa-apa. Banyak yang kemudian tahu perjuangan saya ngurusi santri semua saya gratiskan macam-macam, kemudian mereka ngasih itu biasa dan tanpa syarat apa pun," kata Gus Miftah dihubungi wartawan, Selasa (5/10).
Menurutnya, Ponpes Ora Aji tidak dijual untuk kepentingan apa pun. Apalagi jika sumbangan itu lantas mensyaratkan sikap politik dari para jemaah.
Sementara soal Mumtaz, Gus Miftah mengatakan Mumtaz tidak rutin menyumbang. Dia hanya menyumbang di momen seperti Idul Adha saja.
ADVERTISEMENT
"Biasa-biasa saja. Kalau ada kepentingan, misalnya Idul Adha, kurban itu biasa to. Yang kurban juga tidak hanya dia. Ya kan kalau dia kurban itu sering aku sebutkan, teman-teman wartawan juga tahu toh. Misalnya kalau kurbannya Pak Menteri, semua saya sebutkan," tutupnya.