50 Babi Warga di Pasuruan Mati Mendadak, Ditakutkan Tertular Virus Babi Afrika

11 Februari 2025 21:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mati mendadak. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mati mendadak. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Puluhan ekor babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mati mendadak. Kejadian ini diketahui oleh warga sekitar dua minggu lalu, sejak saat itu babi yang mati bertambah setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Sedaeng, Abdul Hadi, mengatakan total sudah ada sekitar 50 ekor babi yang mati mendadak tanpa ada gejala milik warga Dusun Moroseneng dan Dusun Sedaeng.
"Jadi warga ini kaget karena kemarin babi miliknya masih sehat bugar dan hari ini tiba-tiba mati," kata Hadi, Selasa (11/2).
Hadi menjelaskan, sekitar 700 KK di Desa Sedaeng, hampir semuanya memelihara satu hingga dua ekor babi.
Babi-babi itu tidak diternak melainkan dibeli sejak kecil dan dipelihara hingga besar, lalu disembelih atau dijual ke warga.
"Kalau saya punya satu ekor babi, bobotnya 1,2 kuintal, belinya dari kecil dan saya besarkan. Kalau ada yang butuh, ya saya jual atau saya berikan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah, belum mengetahui penyebab pasti dari kematian puluhan babi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pihaknya telah mengambil sampel darah beberapa babi yang mati milik warga desa itu. Hasilnya baru diketahui rentan waktu 5-7 hari ke depan.
Puluhan babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mati mendadak. Foto: Istimewa
"Kita ambil sampel darah untuk kita uji labkan. Hasilnya nggak sampai seminggu, Insyaallah sudah keluar," kata Alfiah.
Alfiah menyampaikan, kebanyakan babi-babi yang dipelihara warga dari pedagang di Malang. Ditakutkan, babi-babi yang mati itu tertular virus African Swine Fever (ASF).
"Kalau di Malang kan memang ASF yang menyerang babi di sana. Dikhawatirkan virus yang sama kemudian ditularkan ke babi-babi milik warga Sedaeng dan Wonokitri," ungkapnya.
Alfian mengatakan, belum ada vaksin yang tersedia untuk babi saat ini. Namun, untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah babi yang mati, pihaknya memberikan obat-obatan serta melakukan disinfektan pada sejumlah kandang babi milik warga.
ADVERTISEMENT
"Kalau vaksin masih belum ada. Kita cuma ngasi obat-obatan dan penyemprotan disinfektan ke beberapa kandang babi yang kita sampling tadi," terangnya.
Dengan adanya kematian puluhan babi itu, Alfiah mengimbau kepada warga untuk rajin membersihkan kandangnya dan rutin memberikan vitamin kepada babi.
"Rajin-rajin disinfeksi kandang. Jangan lupa vitamin untuk daya tahan tubuh hewan," ujarnya.