Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
50 Jam Usai Tabrakan Maut, Layanan Kereta Api di India Kembali Beroperasi Normal
5 Juni 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Layanan kereta api di Negara Bagian Odisha, India , kembali beroperasi setelah terjadinya kecelakaan maut antara tiga kereta yang menewaskan 288 orang. Butuh waktu hingga sekitar 50 jam hingga akhirnya layanan kereta api kembali berjalan.
ADVERTISEMENT
Adapun kereta pertama yang diberangkatkan setelah pemulihan rampung adalah kereta pengangkut barang (kargo).
Dikutip dari The National, pemulihan rel kereta api di lokasi kecelakaan maut pada pekan lalu, Balasore, telah berhasil diselesaikan pada Minggu (4/6).
Sebuah kereta kargo pertama memulai perjalanannya kemarin di jalur yang telah diperbaiki di dekat stasiun kereta api Bahanaga, diikuti oleh kereta api berkecepatan tinggi Vanda Bharat Express keesokan harinya.
Kereta api tersebut — kereta api pertama yang beroperasi di lokasi kecelakaan, membawa batu bara dan menuju ke Pabrik Baja Rourkela di Odisha dari sebuah pelabuhan di Kota Vizag. Kereta ini memulai perjalanannya pada pukul 10.40 malam waktu setempat.
Adapun perjalanan kereta barang tersebut dilepas oleh Menteri Perkeretaapian India, Ashwini Vaishnaw. Dalam sebuah video di media sosial, dia tampak menengadahkan tangannya dalam doa, saat dia melihat kereta pertama melaju di lokasi bencana.
ADVERTISEMENT
“Pemulihan jalur bawah selesai. Kereta pertama bergerak di bagian tersebut,” tulis Vaishnaw dalam cuitannya di Twitter.
Namun, belum jelas apakah semua rel telah sepenuhnya diperbaiki. Sebab kereta kedua yang melintas pada Senin (5/6) hanya menggunakan jalur di satu sisi.
Dalam proses restorasi jalur kereta, lebih dari 1.000 pekerja telah dilibatkan di lokasi kejadian. Alat berat — termasuk derek kereta seberat 140 ton dan empat kendaraan derek lainnya digunakan.
Para pekerja membersihkan tumpukan gerbong yang hancur akibat benturan tabrakan yang kuat, mereka lalu memasang rel baru dan memperbaiki kabel-kabel di atas rel.
Insiden kecelakaan kereta api terparah di India dalam dua dekade pada Jumat (2/6) lalu itu bermula ketika sebuah kereta api penumpang berkecepatan tinggi Coromandel Express terperosok di dekat Stasiun Bahanaga sekitar pukul 7 malam waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Hasil penyelidikan awal mengungkapkan, sebuah sinyal telah diberikan kepada masinis Coromandel Express untuk melaju di jalur utama, tetapi kemudian kereta ini berubah haluan dan tergelincir dengan kereta cepat penumpang lainnya yang datang dari arah berlawanan, Howrah Superfast Express.
Akibatnya, tabrakan tak terelakkan dan sebuah kereta kargo yang sedang diparkir di dekat lokasi kejadian pun terlibat.
“Tabrakan tersebut membalikkan gerbong Coromandel Express ke jalur lain, menyebabkan kereta cepat Yesvantpur-Howrah Superfast Express yang datang dari arah berlawanan menabrak reruntuhan kereta dan juga tergelincir,” kata seorang otoritas senior di bidang perkeretaapian India, Jaya Verma Sinha.
Tercatat ada lebih dari 3.400 penumpang yang bepergian dengan kedua kereta tersebut. Selain menelan ratusan korban jiwa, insiden maut itu juga melukai sekitar 1.100 penumpang lainnya.
Kemarin, para pemangku kepentingan menyatakan bahwa kecelakaan terjadi disebabkan oleh faktor kelalaian manusia (human error).
ADVERTISEMENT
“Komisaris keselamatan kereta api telah menyelidiki masalah ini dan membiarkan laporan investigasi keluar, tetapi kami telah mengidentifikasi penyebab insiden dan orang-orang yang bertanggung jawab atas insiden tersebut,” kata Vaishnaw.
Selain human error, Vaishnaw juga menambahkan terdapat malfungsi pada sistem interlocking elektronik kereta api yang menyebabkan kesalahan pemberian sinyal kepada masinis.
Dikutip dari Hindustan Times, sistem interlocking elektronik adalah mekanisme keselamatan yang dirancang guna memastikan pergerakan kereta api agar tetap aman dan efisien ketika sedang melaju di persimpangan, stasiun, dan titik persinyalan.
Sehingga, sistem ini berperan penting agar kereta tidak menabrak kereta lain yang sedang melaju dari arah berlawanan atau berada di dekatnya.
Sistem interlocking elektronik juga memantau sinyal yang dapat menginformasikan kepada masinis seberapa dekat mereka dengan kereta berikutnya, seberapa cepat mereka dapat melaju, serta keberadaan kereta lain yang sedang diparkir di rel.
ADVERTISEMENT
“Sistem ini 99,9 persen bebas dari kesalahan. Tetapi 0,1 persen kemungkinan selalu ada untuk kesalahan,” kata Sinha.