news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

554 WNI Korban TPPO Myanmar Akan Di-profiling: Kasus, Kondisi Jasmani-Psikis

19 Maret 2025 1:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah Warga Negara Indonesia korban Tindak Pidana Peradangan Orang (TPPO) berjalan keluar dari pesawat setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/3/2025).  Foto: Tatan Syuflana / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah Warga Negara Indonesia korban Tindak Pidana Peradangan Orang (TPPO) berjalan keluar dari pesawat setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/3/2025). Foto: Tatan Syuflana / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memaparkan modus-modus penyiksaan yang dialami para Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah konflik Myawwadi, area perbatasan Thailand dan Myanmar.
ADVERTISEMENT
Para WNI itu dipaksa bekerja untuk mencapai target dan mendapatkan ancaman, bahkan penyiksaan fisik bila target tersebut tidak dipenuhi.
"Jadi kan mereka ini bekerja, misalnya dia bekerja depan komputer. Untuk ditarget, misalnya kamu harus sehari sekian orang. Atau sekian nominal uang yang harus kamu dapat. Kalau dia enggak tercapai, dihajar. Dan itu, satu itu modusnya. Yang kedua dia bekerja full. Enggak kenal malam. Kalau dia tidak bekerja sedikit, tidur-tidur, dihajar. Begitu-begitulah," katanya di Terminal 3 VIP, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, (18/3).
Pihaknya pun masih akan melakukan profiling pada para WNI mulai dari kasus, kondisi kesehatan jasmani dan psikis, sehingga mengetahui masalah lainnya yang dialami oleh WNI saat bekerja atau tersekap di Myawwadi, Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Kita akan profiling satu-satu, masing-masing dari 554 ini. Profiling, mulai dari kasusnya sampai kondisi kesehatan psikis dan jasmani, sehingga kemungkinan menemukan masalah-masalah lain," ujarnya.
Terkait dengan pembiayaan, Menteri Karding memastikan secara keseluruhan akan ditanggung oleh Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), baik itu proses pengecekan kesehatan, sampai dengan pemulangan.
"Untuk biaya akan ditanggung kami termasuk dengan proses kepulangannya. Tapi, saat cek kesehatan nanti ada luka, maka kalau memang perlu harus rujuk ke rumah sakit, secara fisik begitu juga secara mental," ungkapnya.
Diketahui, ratusan WNI yang berhasil kembali ke Indonesia lebih banyak berasal dari daerah Sumatera Utara, kemudian Jawa Barat, Bangka Belitung, Jakarta, Sulawesi Utara, Kalimantan, sampai Lampung.