6 Fakta soal Peminta Sumbangan yang Ngamuk di Minimarket di Aceh

13 Mei 2019 6:51 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pria yang mengamuk di minimarket di Aceh menyampaikan permohonan maaf. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pria yang mengamuk di minimarket di Aceh menyampaikan permohonan maaf. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Warganet sempat dihebohkan dengan viralnya video seorang pria mengamuk di minimarket di Aceh. Ia mengamuk karena saat meminta sumbangan, hanya diberi Rp 1.000 oleh kasir minimarket.
ADVERTISEMENT
Tak ayal, banyak yang menyayangkan tindakan pria tersebut. Pihak kepolisian kemudian memediasi pria itu bersama dengan pegawai minimarket dan tokoh agama setempat.
Kesepakatan pun telah diambil. Kedua belah pihak sepakat menyelesaikan dengan cara kekeluargaan.
Berikut sejumlah fakta terkait kejadian tersebut yang kumparan rangkum:
Kejadian ini menjadi viral di media sosial, lantaran video berdurasi sekitar satu menit itu, memancing banyak komentar warganet. Dalam video itu, tampak beberapa pria memakai baju koko dan gamis putih, melabrak kasir minimarket lantaran tidak terima diberikan sumbangan Rp 1.000.
Bahkan, salah seorang pria meluapkan amarahnya sambil menunjuk kasir dengan mengatakan nilai sumbangan yang diberikan merupakan bentuk pelecehan.
“Seribu kalian kasih ini, pelecehan ini. Seribu kalian kasih untuk sedekah,” kata pria itu.
ADVERTISEMENT
Lalu dia menjelaskan bahwa sumbangan yang diberikan itu bukan untuk mereka. Kemudian dia mencontohkan seorang pedagang sayur yang memberikan sumbangan sebanyak Rp 100.000.
“Kalian cari untung saja di Matangkuli ini. Mendingan enggak dikasih, kalau seribu kalian kasih,” lanjut pria itu.
Insiden ini terdengar oleh pihak kepolisian. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kecamatan Matangkuli, Iptu Sudiya Karya, mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan camat dan tokoh agama setempat terkait masalah tersebut. Dan tokoh setempat memohon ke pihaknya agar masalah tersebut tidak diperpanjang.
“Menyikapi kejadian ini kita masih menunggu laporan dari pihak Indomaret, sudah kita bicarakan dengan supervisor Indomaret Matangkuli,” ujar Kapolsek Matangkuli.
Ia menuturkan bahwa pihak Indomaret Matangkuli masih menunggu tim dari manager Indomaret yang ada di Medan untuk turun ke Matangkuli.
ADVERTISEMENT
“Tindak lanjutnya kita tunggu besok (Minggu), jika mereka datang membuat laporan tetap kita tindaklanjuti,” tutur Sudiya.
Para ulama Aceh pun turut mengomentari terkait kejadian ini. Karena, tindakan yang dilakukan tersebut terlihat memaksa seseorang untuk memberikan sumbangan. Hal itu jelas dilarang oleh ajaran agama Islam.
"Orang yang memaksakan pemberian orang lain adalah perilaku yang tidak terpuji, tidak boleh itu, dilarang dalam agama. Jangan dilakukan oleh orang Islam hal seperti itu," kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Teungku H. Faisal Ali, kepada acehkini --- media partner kumparan, Minggu (12/5).
Teungku Faisal menambahkan, pemberian sedekah atau sumbangan harus seikhlas orang yang memberikan. Dan orang yang meminta harus menerima berapa pun diberikan. Kecuali, sedekah wajib atau zakat yang memang sudah ada ketentuannya.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, kata Teungku Faisal, hukum meminta-minta dibolehkan, walaupun itu hal yang kurang bagus. Kemudian, orang yang dimintai sumbangan tersebut memberikan seikhlasnya dan barang yang diberikan kepunyaan dia sendiri.
"Jadi kasir itu bukan milik dia sendiri, jadi tidak boleh dia kasih, sebab itu bukan punya dia. Kecuali diberi seribu dua ribu itu kan hal yang lumrah, jadi itu bisa tidak minta izin," kata pria akrab disapa Lem Faisal.
Kapolsek Matangkuli, Iptu Sudiya Karya, mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan camat dan tokoh agama setempat terkait masalah tersebut. Dan tokoh setempat memohon ke pihaknya agar masalah tersebut tidak diperpanjang.
“Menyikapi kejadian ini kita masih menunggu laporan dari pihak Indomaret, sudah kita bicarakan dengan supervisor Indomaret Matangkuli,” ujar Sudiya.
ADVERTISEMENT
Kepolisian bertindak cepat dengan menginterogasi pria yang terekam dalam video tersebut. Untuk proses hukum, kepolisian masih menunggu keputusan dari pihak Indomaret. Namun, sang pria memohon kepada kepolisian agar kejadian itu diselesaikan secara kekeluargaan.
"Dalam pengakuan kepada polisi, pelaku merasa bersalah dan mengaku khilaf serta bermohon untuk tidak diproses hukum dan berharap untuk diselesaikan secara kekeluargaan," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, Iptu Rezki Kholiddiansyah, kepada jurnalis, Minggu (12/5).
Rezki menyebut, pria yang terekam video tersebut memohon untuk dilakukan mediasi dan menyelesaikan kejadian itu secara kekeluargaan dengan pihak minimarket.
Rencananya, mediasi akan dilakukan di Masjid Matangkuli, Aceh Utara, pada Minggu, usai salat Asar. Sementara yang menjadi penengah yaitu pihak kepolisian dan unsur Muspika Kecamatan Matangkuli.
ADVERTISEMENT
"Rencananya mediasi dilakukan selepas Asar di Masjid Matangkuli," kata Rezki.
Pria yang mengamuk di Indomaret gara-gara hanya diberi sedekah Rp 1.000 akhirnya meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan langsung dalam video yang diunggah di akun Instagram resmi Polres Aceh Utara. Dalam video tersebut, pria yang diketahui bernama Jakfar Kuba, merupakan seorang ketua remaja masjid AL-Khalifah Ibrahim, Matangkuli.
Dalam video tersebut Jakfar tampak didampingi oleh tokoh masyarakat, agama, manajemen Indomaret, dan Kapolsek Matangkuli.
“Saya Jakfar Kuba selaku Ketua Remaja Masjid Besar Al-Khalifah Ibarahim, Matangkuli, Aceh Utara. Sebelumnya saya memohon maaf kepada semua pihak atas video yang viral di berbagai media dan berita yang mungkin sudah meresahkan masyarakat,” ujarnya dalam video, Minggu (12/5).
Surrat permohonan maaf dari pria yang mengamuk di minimarket di Aceh. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT