6 Fakta Sudrajat: CEO Susi Air hingga Pernah Protes Ide Gus Dur

12 Maret 2018 12:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudrajat, Cagub Jawa Barat usungan PKS (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sudrajat, Cagub Jawa Barat usungan PKS (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gerindra mengambil keputusan yang mengejutkan banyak pihak dengan mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai cagub Jabar. Gerindra membatalkan rencana awal mengusung Deddy Mizwar dengan Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang tidak tahu siapa Sudrajat, purnawirawan jenderal yang dipilih Prabowo menjadi cagaub Jabar. Ternyata, Sudrajat pernah menjadi Kapuspen TNI dan Dubes China. kumparan (kumparan.com) merangkum 6 fakta yang perlu anda ketahui tentang Sudrajat:
1. Pernah Jadi Kapuspen TNI
Sudrajat, cagub Jabar usungan PKS (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sudrajat, cagub Jabar usungan PKS (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
Sudrajat lahir di Sumedang pada 4 Februari 1949. Karier militernya dimulai saat ia menempuh pendidikan di Akademi Militer dan lulus pada 1971. Setelah lulus, ia beberapa kali mengikuti pelatihan militer, seperti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat dan beberapa pendidikan militer di Australia dan Amerika.
Sudrajat juga memperoleh gelar Master of Public Administration (MPA) dari Harvard University. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat dan Penerangan (Kapuspen) TNI pada 1999-2000. Selama menjabat sebagai Kapuspen, Sudrajat pernah menentang ide Pangdam Wirabuana Mayjen Agus Wirahadikusumah tentang pengurangan jumlah Komando Daerah Militer) Kodam di Indonesia. Ia menyebut usulan Agus itu sebagai bentuk pelanggaran kode etik.
ADVERTISEMENT
Selama meniti karier di militer, Sudrajat telah menerima berbagai penghargaan. Di antaranya Santi Dharma Garuda VIII (untuk 1 tahun penugasan di Mesin sebagai Penjaga Perdamaian PBB), Medali PBB untuk Penjaga Perdamaian di Mesir, Legion Merit, USA (untuk peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan USA), Bintang Yudha Dharma Pratama, dan Bintang Kartika Eka Paksi Pratama.
2. Menentang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Foto: Paula Bronstein)
zoom-in-whitePerbesar
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Foto: Paula Bronstein)
Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sudrajat dicopot dari jabatannya sebagai Kapuspen TNI. Ia sempat berselisih pendapat dengan Gus Dur soal mengenai UUD 1945 yang menyebut Presiden adalah penguasa tertinggi AD, AL, AU, dan Kepolisian.
Pernyataan Gus Dur ditepis Sudrajat. Ia mengatakan pasal di UUD itu tidak serta merta diartikan Presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata.
ADVERTISEMENT
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapuspen, Sudrajat menjabat sebagai Staf Ahli Panglima TNI Bidang Ekonomi. Kemudian ia diangkat menjadi Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kementerian Pertahanan pada 2003, dan pensiun pada 2005.
3. Jadi Dubes RI untuk China
Tiananmen, China. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tiananmen, China. (Foto: Pixabay)
Sudrajat menjabat sebagai Duta Besar RI untuk China pada 2005-2009. Pada masa kepemimpinannya, Kedubes China disidik Kejaksaan Agung atas dugaan korupsi pungutan biaya kawat kepada pemohon visa, paspor, serta Surat Perjalanan Laksana Paspor di KBRI Beijing pada 2000 hingga 2004.
Kala itu, Sudrajat mempersilakan Kejagung mengusut tuntas kasus tersebut yang akhirnya menyeret Kuntara selaku mantan Dubes RI sebagai dalam kasus tersebut.
4. Jadi CEO Maskapai Susi Air
Maskapai Susi Air Mendarat di Bandara Werur. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Susi Air Mendarat di Bandara Werur. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Sudrajat merupakan Chief Excecutive Officer (CEO) Maskapai Susi Air, menggantikan Susi Pudjiastuti yang ingin fokus pada jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Sebelum menjadi CEO Susi Air, Sudrajat menjabat sebagai Presiden Komisaris Susi Air pada 2004.
ADVERTISEMENT
“Saya mau titipkan Susi Air kepada manajemen baru, yakni Mayjen (Purn) Sudrajat. Beliau akan jadi CEO Susi Air yang baru,” kata Susi (26/10/2014).
5. Deklarator Ormas NasDem
Garda Pemuda Nasdem (Foto: Rafyq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garda Pemuda Nasdem (Foto: Rafyq/kumparan)
Sebelum bergabung dengan Gerindra, Sudrajat pernah masuk NasDem yang saat itu masih berbentuk Ormas. Ia merupakan salah satu deklarator ormas Nasional Demokrat (NasDem) yang diinisiasi oleh Surya Paloh pada 2010. Sudrajat juga pernah dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Ketua DPW Ormas NasDem Jawa Barat.
Pada 2011, Sudrajat memutuskan untuk mengundurkan diri dari NasDem, karena NasDem bertransformasi dari ormas menjadi partai politik.
"Ormas NasDem terganggu dengan Partai NasDem. Saya tidak bisa melanjutkan kepemimpinan saya karena ada pendaftaran Partai NasDem. Saya memimpin NasDem dengan harapan agar semua orang bisa masuk karena awalnya memang untuk ormas," kata Sudrajat (8/7/2011).
ADVERTISEMENT
6. Masuk Gerindra
Prabowo bersama Sudrajat - Syaikhu di kediamannya (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo bersama Sudrajat - Syaikhu di kediamannya (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Keluar dari Nasdem, Sudrajat lalu merapat ke Gerindra dan menjadi salah satu jenderal yang mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Ia kemudian menjadi salah satu anggota tim pemenangan Prabowo saat Pilpres 2014.
Meski bukan pengurus Gerindra yang sering tampil di publik, Prabowo akhirnya memilih Sudrajat untuk disorongkan menjadi cagub Jabar di 2018.