6 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Kalau Ingin Bikin Konten Viral

23 Februari 2019 12:39 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Head of Content Video kumparan, Dita Nadine sebagai narasumber di workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Head of Content Video kumparan, Dita Nadine sebagai narasumber di workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah maraknya pengguna media sosial saat ini, membuat konten viral penting bagi para content creator. Sebab, sebuah konten enggak akan menjangkau banyak pemirsa kalau enggak viral.
ADVERTISEMENT
Namun enggak semua orang paham apa yang harus diperhatikan saat hendak bikin konten viral. Di acara kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Sabtu (23/2), semua hal itu dibedah.
Dalam acara yang bertema "Ada Viral di Antara Kita" ini, Dita Nadine, Head of Video Content kumparan memaparkan ada enam hal yang mesti diperhatikan apabila kontenmu jika ingin viral.
Hmm apa saja ya?
1. Social Currency
"Social currency itu apa sih, (artinya) setiap orang ingin outstanding di pembicaraan mereka. 'Gue pengen kelihatan lebih pinter daripada elu, gue pengen lebih dulu'. Nah, gimana (caranya) kita bikin konten yang memenuhi desire orang-orang ini," kata Dita.
Head of Content Video kumparan, Dita Nadine sebagai narasumber di workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dita bercerita bagaimana kumparan membuat konten video tentang Lindswell Kwok yang menjadi mualaf. Di situ dia melihat bahwa ada pembicaraan di medsos, Lindswell dihujat karena pindah agama dan melepas profesinya sebagai atlet wushu.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang telah malang melintang di industri konten video ini menangkap momentum tersebut. Dita akhirnya membuat video yang benar-benar menjadi ruang konfirmasi Lindswell soal kepindahan agamanya menjadi Islam. itulah yang dilakukan Dita dalam membuat konten agar bisa memenuhi keinginan orang-orang yang menikmatinya.
Peserta yang mengikuti workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
2. Trigger
"Trigger itu sesuatu yang berhubungan atau familiar," jelas Dita
Dita mencontohkan, bagaimana video tentang Toxic Relationship yang pernah dibuat kumparan bisa populer. Sebab, video tersebut mengisahkan tentang sesuatu yang sangat mungkin dialami oleh orang-orang, namun jarang diangkat.
Head of Content Video kumparan, Dita Nadine sebagai narasumber di workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
3. Emotions
"Emosi ini kayak ramuan paling dasar dalam membuat semua konten, kita harus naruh emosinya (di dalam konten tersebut)," kata Dita.
Dia mencontohkan bagaimana kumparan membuat video tentang kecelakaan Lion Air. Di video tersebut, kumparan bisa menyentuh emosi para penontonnya dengan memainkan narasi sepatu bayi yang ditemukan di kepingan pesawat.
ADVERTISEMENT
"Ternyata orang-orang tersentuh dengan si sepatu bayi ini, pembicaraannya banyak banget dari sepatu bayi ini. Ya, siapa sih yang enggak tersentuh dengan sepatu bayi (ditemukan) di kepingan pesawat Lion Air (yang kecelakaan) kemarin," tambah Dita.
4. Public
Menurut Dita, publik ini maksudnya adalah bagaimana konten yang dibuat itu benar-benar otentik. Sifat otentik konten inilah yang membuat orang-orang akan mengikuti produk konten yang kita buat.
"Jadi kita bikin sesuatu yang memang orang akan follow, orang akan meniru secara kualitas, atau secara gaya bahasa, atau apapun. Kita harus punya ciri khas dari konten kita," ujar Dita.
5. Practical Value
Enggak cuma viral saja, tapi konten yang kita buat juga mesti bisa berguna buat orang lain. Menurut Dita, konten dibuat agar bisa menolong orang lain.
ADVERTISEMENT
"Practical value ini adalah kecenderungan konten untuk menolong orang lain. Misalnya gimana cara sih benerin audio di HP gue, terus kita cari referensi di YouTube terus kita share. Jadi kita coba untuk menolong orang," katanya.
Head of Content Video kumparan, Dita Nadine sebagai narasumber di workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
6. Story
"Story itu sifatnya sangat personal. Dari semua teori-teori tentang konten, pada akhirnya kita bicara bagaimana niat baik kita membuat konten sebagai seorang manusia," kata Dita.
Mengapa demikian? Sebab, menurut Dita, konten itu sifatnya seperti manusia yang bakal tumbuh, berkembang, berdampak baik, dan bermanfaat. Hal itu berlaku bagi semua konten, baik sebagai informasi, penghibur, hingga sebagai brand atau untuk alat membantu orang lain.
Nah, sudah tahu, kan? Selamat mencoba bikin konten viral, ya!
Peserta yang mengikuti workshop kumparan Diskusyen di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Oh ya, acara kumparan Diskusyen sendiri merupakan workshop yang digelar kumparan x YouTube. Dalam workshop ini, peserta yang hadir belajar banyak hal mengenai seluk beluk pembuatan konten.
ADVERTISEMENT
Selain dari Dita, peserta juga langsung 'eksyen' dari 4 pembicara kece lainnya. Yakni Budiman Hakim (Story Teller dan Creative Director), Dimas Djayadiningrat (Sutradara dan Penata Artistik), Agung Hapsah (YouTuber), serta Asep Herna (Creative Director dan Certified Hypnotherapist). Mereka semua memiliki latar belakang dari bidang industri kreatif.