6 Jenazah Jatuhnya SAM Air Sulit Diidentifikasi, Tim DVI Ambil DNA Keluarga

28 Juni 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim SAR Gabungan tengah mengevakuasi para korban di bangkai pesawat SAM Air. Foto: Dok. SAR Jayapura
zoom-in-whitePerbesar
Tim SAR Gabungan tengah mengevakuasi para korban di bangkai pesawat SAM Air. Foto: Dok. SAR Jayapura
ADVERTISEMENT
Tim DVI Polda Papua kesulitan mengidentifikasi keenam jenazah korban jatuhnya Pesawat SAM Air PK-SMW di Distrik Welarek, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (23/6) lalu.
ADVERTISEMENT
Kabid Dokkes Polda Papua Kombes. dr. Nariyana, mengatakan proses identifikasi kini menggunakan DNA dari keluarga korban.
“Iya, untuk mendukung proses identifikasi melalui DNA keluarga,” kata dr. Nariyana di RS. Bhayangkara Polda Papua, Rabu (28/6).
Tim DVI Polda Papua mengambil sampel darah darah salah satu keluarga korban. Foto: kumparan
Menurutnya, sampel DNA menjadi jalan satu-satunya cara untuk mengidentifikasi identitas jenazah korban.
“Kondisi korban seluruhnya tak memungkinkan untuk melakukan identifikasi lain, baik data primer, rekam gigi maupun sidik jari. Jadi memang hanya bisa melalui tes DNA,” ucap dia.
“Alhamdulillah seluruh keluarga korban sudah kita ambil sampel darahnya. Saat ini kita mempersiapkan administrasi dan lain-lain untuk segera dikirim ke LAB DNA Pusdokkes Polri,” jelasnya.
Nariyana menjelaskan, pemeriksaan sampel DNA baru akan keluar setelah dua pekan. Namun mereka akan berupaya agar hasil pemeriksaan bisa keluar secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
“Estimasinya itu dua pekan, tapi saya sudah berkoordinasi agar ini menjadi atensi kami. Sehingga hasilnya dalam waktu sepekan bisa keluar,” ucapnya.
Kabid Dokkes Polda Papua Kombes. dr. Nariyana. Foto: Dok. SAR Jayapura
Pesawat Grand Caravan milik PT. Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) dengan nomor register PK-SMW dipiloti Hari Permadi dan Kopilot Levi Murib.
Pesawat hilang kontak setelah take off dari Bandara Elelim menuju Airstrip Poik, Kabupaten Yalimo Provinsi Papua Pegunungan, untuk selanjutnya ke Ilaga di Papua Tengah.
Setelah dilakukan pencarian, pesawat ditemukan jatuh di pegunungan Yalimo. Tepatnya 12 km dari Lapter Elelim Distrik Welarek, Yalimo, Papua Pegunungan.
Pesawat tersebut mengangkut empat penumpang, yakni Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17), dan Kilimputni (20).