6 Kisah Unik saat Mudik: Istri-Anak Ketinggalan hingga Belum Bisa Bawa Menantu

20 April 2023 8:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hafi dan keluarga pulang kampung dari Bekasi ke Pemalang menggunakan bajaj. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Hafi dan keluarga pulang kampung dari Bekasi ke Pemalang menggunakan bajaj. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Adam, pemudik yang naik motor dari Jakarta ke Kediri, Jawa Timur, tidak sadar istri dan anaknya tertinggal di Jalan Lingkar Utara (Jalingkut), Kabupaten Brebes.
ADVERTISEMENT
Ini terjadi pukul 23.40 WIB, Minggu (16/4). Awalnya, Adam melaju di Jalingkut, belok kiri di pertigaan, dan merasa salah jalan.
"Mereka berhenti sebentar, istri dan anak tersebut turun dari motor. Lalu suaminya putar balik, langsung melaju ke arah Pantura," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes M. Iqbal Alqudussy dalam rilisnya, Selasa (18/4).
Istri—belakangan diketahui bernama Siti Aminah—dan anak yang tertinggal itu lantas mendatangi Pos Pengamanan (Pospam) Jalingkut di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari, Brebes.
Menurut Iqbal, Adam baru sadar istri dan anaknya tertinggal saat sudah melintasi perbatasan Pemalang masuk Pekalongan. "Jaraknya 2 jam perjalanan," ujarnya.
"Suami tersebut berhenti dan kaget karena istri dan anaknya sudah tidak ada. Dia lalu membuka hp yang disimpan di dalam tas, melihat ada panggilan tak terjawab 21 kali," kata Iqbal.
ADVERTISEMENT
Yang menelepon Adam itu adalah polisi di pos, yang kemudian memberi tahu bahwa istri dan anaknya tertinggal dan menunggu di pos.
Penumpang Bus ke Melawi Bawa Kucing Kesayangan saat Mudik
Salah satu dari sekian banyak pemudik di Kalimantan Barat membawa 2 kucing kesayangannya pulang kampung. Ia mudik lewat Terminal Antar Negara, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Iin Hariyanti, pemudik yang akan pulang ke Kabupaten Melawi, Nanga Pinoh pada malam puncak arus mudik di Kalbar, Selasa malam, 18 April 2023.
Setiap tahun, dirinya selalu mudik lewat Terminal Antar Negara, dengan menggunakan bus Damri. Dari pantauan Hi!Pontianak, dia tampak membawa barang yang cukup banyak, dan juga membawa hewan peliharaan.
ADVERTISEMENT
“Ramai mudik tahun ini, tahun kemarin masih pandemi saya juga pulang kampung, tapi agak repot pulangnya. Kali ini agak meriah. Saya bawa peliharaan, saya bawa kucing, dua,” kata Iin.
Menurutnya, mudik Lebaran di tahun ini lebih meriah dari tahun kemarin karena Pemerintah sudah mencabut PPKM. Selama mudik menggunakan bus ini pun dia merasa tidak ada kesulitan, termasuk membawa hewan peliharaannya.
“Saya dari dulu pakai Damri terus kalau pulang kampung. Fasilitasnya lebih bagus dan pelayanannya juga bagus. Lebaran tahun ini lebih meriah lah, tahun lalu kan pandemi. Saya juga gak ada kesulitan beli tiket, karena udah beli tiketnya dari awal-awal,” terangnya.
Kisah Pemudik Asal Lampung, Minta Maaf ke Ortu Belum Bisa Bawa Menantu Idaman
Pemudik bersepeda motor melintas di jalur Pantura, jalan Raya Klari, Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/4/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Eko, salah satu pemudik asal Lampung Timur ini membawa poster yang berisikan pesan khusus untuk kedua orang tuanya yang berada di kampung halaman di Lampung Timur.
ADVERTISEMENT
"Anakmu mudik. Pak, Bu maaf anakmu pulang cuma bawa 'khong guan' belum bisa bawa menantu idaman," tulis poster di motor milik Eko.
Eko mengaku membawa poster tersebut hanya untuk iseng semata, namun dirinya menaruh harapan besar pada mudik Lebaran tahun depan bisa membawa mantu idaman di depan kedua orang tua nya.
"Siapa tau dapat jodoh biar tahun depan bisa bawa mantu idaman," kata Eko sambil tersenyum saat diwawancarai.
Eko mengaku sudah selama tujuh tahun ini merantau ke Cikande, Banten dengan bekerja di sebuah pabrik. Ia memanfaatkan momen libur Lebaran untuk pulang ke kampung halamannya karena rindu dengan orang tua dan keluarga besarnya.
"Udah mulai libur dari hari Senin kemarin, tanggal 26 April nanti masuk. Tahun 2022 kemarin mudik, kalau bisa pulang ya mudik, tapi waktu Covid-19 itu dua tahun saya enggak mudik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Cerita Pemudik Bawa Barang 300 Kg Pakai Motor demi Anak-Istri di Lampung
Demi anak dan istri, Edi Mustofa (25) rela bawa barang 300 kg di motornya saat mudik ke Lampung. Foto: Dok. Istimewa
Edi Mustofa (25 tahun) menarik perhatian di Pelabuhan Ciwandan, Banten.
Pada Selasa dini hari (18/4), kala ribuan pemudik menunggu antrean masuk kapal, Edi nampak kecil tertutup barang bawaan.
Barang-barang itu: Beras sekarung (30 kilogram—kg), parsel, perkakas seperti gergaji, dan lain-lainnya. Total beratnya mencapai 300 kg.
Saat ditanya untuk apa barang-barang itu, dia bilang untuk di kampungnya di Kalianda, Lampung.
"Daripada dimarahi istri enggak bawa apa-apa, mau enggak mau semua barang dibawa untuk anak dan istri di sana," kata Edi.
Edi yang berusia 25 tahun itu merasa senang-senang saja meski harus menempuh 6 jam perjalanan dengan barang bawaan sebanyak dan seberat itu.
ADVERTISEMENT
"Apalagi nanti bisa bertemu anak di rumah," katanya sambil tersenyum.
Mudik Naik Angkot dari Pulau Jawa ke Sumatra Lewat Pelabuhan Bakauheni
Mudik naik mobil atau motor mungkin sudah biasa, beda dari yang lain rombongan pemudik dari Pulau Jawa ini terpantau menggunakan Angkot (Angkutan Kota) untuk mudik lintas pulau, Rabu (19/4/2023).
Berdasarkan pantauan Lampung Geh, angkot berwarna putih merah yang berisi rombongan pemudik dari Pulau Jawa tersebut turun dari atas kapal di Dermaga 6, Pelabuhan Bakauheni, Lampung sekitar pukul 04.48 WIB.
Di atas angkot dengan pelat nomor berwarna kuning tersebut juga terdapat barang bawaan yang ditutupi oleh terpal berwarna biru, terpantau di dalamnya diperkirakan terdapat lebih dari 5 orang.
Bahkan salah satu penumpang duduk di pintu angkot yang terbuka mengarah keluar, belum diketahui pasti dari daerah mana rombongan pemudik yang menggunakan angkot tersebut berasal.
ADVERTISEMENT
Cerita Mudik Hafi dan Keluarga, Tempuh Perjalanan Jakarta-Pemalang Naik Bajaj
Hafi dan keluarga pulang kampung dari Bekasi ke Pemalang menggunakan bajaj. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Hafi dan keluarga pulang kampung dari Bekasi ke Pemalang menggunakan bajaj. Foto: Dok. Istimewa
Kendaraan yang menarik perhatian itu adalah Bajaj yang dikemudikan oleh Hafi dan ditumpangi keluarganya. Mereka rela menempuh perjalanan ratusan kilometer dari Jakarta demi bisa berkumpul dengan keluarga di Pemalang.
"Iya, mau ke Pemalang, setiap tahun memang mudik sekeluarga pakai bajaj," kata Hafi saat beristirahat di simpang Bekasi Barat, Kalimalang, Bekasi, Selasa (18/4).
Menurutnya, mudik menggunakan Bajaj ke Pemalang dapat ditempuh sekitar 12 jam apabila kondisi jalan sedang lancar.
Tak sendiri, dia pulang ke kampung halamannya bersama rekan yang juga menggunakan bajaj. Total ada tiga bajaj yang mereka gunakan. Kendaraan roda tiga itu dipilih untuk pulang kampung karena dinilai lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Ini kita konvoi 3 bajaj, isinya total ada 3 orang di masing-masing bajaj. Enak, lebih murah," ucapnya.
Dia mengeklaim, menempuh perjalanan dari Jakarta ke Pemalang mengeluarkan uang hanya sekitar Rp 200 ribu untuk bensin.