6 WNI Perempuan yang Dievakuasi dari Myawaddi dalam Kondisi Hamil

Proses pemulangan 400 WNI korban TPPO dari wilayah konflik bersenjata di Myawaddy, Myanmar. Foto: Dok. KBRI Bangkok

Pemerintah berhasil mengevakuasi 400 WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dari wilayah konflik Myawwadi, Myanmar. Dari 400 yang berhasil dievakuasi, 105 di antaranya adalah perempuan.

Dari 105 WNI perempuan, 6 di antaranya terdata dalam kondisi hamil. Hal ini diungkapkan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.

"Betul, dari 105 perempuan yang berhasil kita evakuasi, 6 di antaranya kondisi hamil. Informasi terakhir yang kita terima, mereka semua memiliki suami, tapi hal ini akan kita perdalam lagi bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)," katanya di di Terminal 3 VIP, Bandara Soetta, Tangerang, Selasa, (18/3).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi di lokasi yang sama mengatakan, pihaknya akan mendampingi WNI perempuan yang dalam kondisi hamil ataupun tidak.

"Kami lakukan pendampingan baik pengecekan kesehatan, cek psikologi, sehingga saat kembali ke daerah masing masing kondisi sudah baik," ujar Arifah.

Proses pemulangan 400 WNI korban TPPO dari wilayah konflik bersenjata di Myawaddy, Myanmar. Foto: Dok. KBRI Bangkok

Kementerian PPPA juga menyiapkan perlengkapan khusus untuk menangani kondisi perempuan yang menjadi korban TPPO di area konflik Myawaddi.

"Kita siapkan perlengkapan dan tim khusus yang menangani para perempuan yang berhasil di evakuasi dengan total 105 orang. Prosesnya akan kita lakukan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta," ungkapnya.

Latar Belakang Pemulangan WNI Korban TPPO

554 WNI yang berhasil dievakuasi dari Myawaddi terdiri dari 449 laki-laki dan 105 perempuan dari berbagai daerah seperti Sumatera hingga pulau Jawa. Mereka merupakan korban TPPO, dieksploitasi untuk bekerja di bisnis penipuan daring (online scam).

Ratusan WNI itu bekerja di Myawaddi, perbatasan Thailand-Myanmar, wilayah yang dikuasai oleh kartel bersenjata. Sehingga selain pemerintah Myanmar, pemerintah Thailand juga turut turun tangan.

Proses pemulangan mereka dari daerah konflik dibagi menjadi tiga kloter. Sesampainya di Jakarta, mereka akan dibawa ke asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk pengecekan kesehatan, pemulihan psikologis dan pendataan oleh sejumlah kementerian terkait sebelum nantinya dipulangkan ke kampung halaman.

Terpisah, Kemlu RI menjelaskan, Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand, Rachmat Budiman, memimpin langsung upaya pemulangan para WNI ke Indonesia.

Sedangkan upaya tahap selanjutnya untuk menyeberangkan para WNI ke Maesot (Thailand) sebanyak 154 orang akan dilakukan pada tanggal 18 Maret 2025 dan direncanakan tiba di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2025.