Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
60 Meter Garis Pantai Pulau Geser Hilang Akibat Erosi
31 Desember 2017 3:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Kuatnya gelombang arus pasang surut mengakibatkan Pulau Geser di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, terancam erosi pantai. Dalam 60 tahun terakhir, garis pantai di pulau tersebut bahkan telah berkurang sekitar 60 meter.
ADVERTISEMENT
"Bisa dikatakan pulau kecil ini sedang terancam, luas daratannya semakin berkurang karena proses alami gelombang arus pasang-surut air laut," kata Peneliti Fisika Oseanografi dari Pusat Peneliti Laut Dalam LIPI (PPLD-LIPI), Johanis Lekalette, dilansir Antara, Minggu (31/12).
Pulau Geser sendiri sebenarnya adalah pulau atol (kumpulan terumbu karang), yang berdampingan dengan daratan besar Seram yang luasnya tidak mencapai 2 ribu kilometer persegi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh PPDL-LIPI, abrasi yang terjadi di Pulau Geser dikhawatirkan dapat mengancam keberlangsungan pulau tersebut.
Johanis menyebutkan, pola arus pasang surut di sekitar Selat Geser tergolong kuat dan melingkari Pulau Geser searah dengan jarum jam. Kuatnya arus, ditambah gelombang pasang surut, menurut Johanis telah mengangkut butiran pasir dan menyebabkan perubahan garis pantai.
ADVERTISEMENT
"Saat air pasang arusnya melingkari Pulau Geser, ini menyebabkan transpor sedimen. Ketika arus semakin cepat kemampuan mengangkut sedimen juga makin besar, bisa melawan gravitasi. Butiran sedimen yang kecil mudah sekali hanyut karena arusnya berputar, lambat-laun pulaunya akan mengecil," tambahnya.
Untuk saat ini, menurut Johanis, pihak PPLD-LIPI telah menggelar pertemuan dengan penduduk setempat untuk menghimpun data terkait erosi pantai yang terjadi. Berdasarkan pengakuan penduduk setempat, dulunya di Pantai Geser terdapat banyak karang masif yang menjadi peredam gelombang.
Namun, seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk, karang-karang tersebut diambil untuk dijadikan bahan bangunan. Meski, sebagai gantinya, masyarakat setempat membangun talud untuk menghalau ombak yang menurut Johanis, tidak bisa disebut solusi yang tepat untuk menanggulangi erosi pantai.
ADVERTISEMENT
Johanis menyebutkan, dibandingkan talud, jetty dinilai lebih efektif karena juga bisa mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai yang sudah terbentuk. Jetty sendiri adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai.
"Sudah ada delta yang terbentuk akibat penumpukan sedimen yang bisa menyebabkan pendangkalan. Jetty biasanya tegak lurus pantai, untuk pembangunannya kita harus penelitian paling tidak satu tahun, karena mesti dihitung jarak untuk pemodelannya seperti apa," katanya.