600 Anggota TNI Dikirim ke Nduga, Kebut Pembangunan Trans Papua

10 Maret 2019 9:24 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi pembangunan jalan Trans Papua  Foto: IG @riko.dwiputra
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pembangunan jalan Trans Papua Foto: IG @riko.dwiputra
ADVERTISEMENT
600 prajurit TNI dari Batalyon 431 Kostrad Makassar dan Batalyon Zipur 8 Makassar yang sudah berada di Timika sejak Sabtu (9/3), akan segera dikirim ke Kabupaten Nduga. Mereka akan melanjutkan pekerjaan jalan dan jembatan Trans Papua.
ADVERTISEMENT
"Mulai pagi ini kita akan geser mereka ke titik masing-masing. Nanti ada dua sektor, satu sektor di wilayah Kenyam dan satu lagi di wilayah Mbua. Jadi kita bekerja paralel dari dua sektor itu," kata Komandan Korem 172 /Praja Wira Yakti Kolonel Jonathan Binsar Sianipar di Timika, dilansir Antara, Minggu. (10/3).
Binsar sendiri dipercayakan sebagai Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua.
Ia menjelaskan, prajurit TNI yang akan segera dikirim ke Nduga itu terdiri atas 150 prajurit Batalyon Zipur 8 yang bertugas mengerjakan jalan dan jembatan Trans Papua serta 450 prajurit Batalyon 431 Kostrad yang melakukan pengamanan selama pekerjaan berlangsung.
Prajurit TNI yang akan didroping ke Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga, akan melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dari arah Kenyam menuju Batas Batu dan Mumugu Kabupaten Asmat.
ADVERTISEMENT
Sektor lainnya di wilayah atas akan melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dari arah Mbua menuju Paro.
Ilustrasi anggota TNI AD Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Dua lokasi di ruas jalan Trans Papua itu sebelumnya ditangani oleh PT Brantas Abipraya dan PT Istaka Karya, namun terhenti sejak awal Desember 2018 menyusul insiden pembantaian belasan pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB.
Para prajurit TNI yang dikirim ke Nduga itu diberi target hingga akhir tahun menyelesaikan pembangunan 30 jembatan di ruas jalan Trans Papua yang belum terselesaikan.
"Kita harapkan paling tidak setengah dari proyek ini bisa selesai sampai akhir tahun. Di 2019 ini paling tidak 70-80 persen dari 30 jembatan yang ditargetkan itu bisa kita selesaikan. Penugasan ini normalnya sekitar sembilan bulan, tapi bisa saja dalam perkembangan bertambah satu sampai dua bulan. Yang jelas, kami menargetkan, proyek ini harus tuntas, apa pun ceritanya," tegas Kolonel Binsar.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, akan terus berkoordinasi dengan Markas Besar TNI di Jakarta serta Kementerian PU-PR untuk menambah personel pasukan Zipur yang akan terlibat dalam pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua agar progres pembangunan lebih cepat.
Menurut Danrem, pasukan yang dikirim ke Nduga untuk melanjutkan pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua tidak terlibat dalam pengejaran KKSB pimpinan Egianus Kogoya selaku pihak yang dinilai paling bertanggung jawab dalam serangkaian aksi kekerasan bersenjata di Nduga selama ini.
"Mereka ini khusus untuk bangun jalan dan jembatan. Yang melakukan pengejaran KKSB ada satuan lain yang sudah ada saat ini di wilayah pegunungan," ujarnya.