Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
647 Preman Ditangkap Polres Jakarta Barat Selama 2017
29 Desember 2017 11:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Sebanyak 647 preman ditangkap Polres Jakarta Barat selama tahun 2017. Dari jumlah tersebut, 119 orang preman ditahan karena melakukan tindak kejahatan lain.
ADVERTISEMENT
"Dalam tahun ini, kita menangkap 647 preman dengan rincian 119 ditahan, 528 dibina," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi dalam jumpa pers di Mapolres Jakarta Barat, Jalan S Parman, Jumat (29/12).
Meski begitu, dia mengklaim bahwa indeks kejahatan di Jakarta Barat menurun hingga 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan tren kejahatan, dijelaskan Hengki, meningkat. Hal itu disebabkan kurangnya peran serta masyarakat untuk mengungkap tindak kriminal yang terjadi di lingkungannya.
“Bahwa tren kejahatan meningkat 27 persen, mengapa demikian? Secara represif polisi bekerja, tapi kurang maksimal dalam hal peran serta masyarakat, stakeholder dan bagaimana menjadikan orang agar tak berbuat jahat masih butuh perhatian,” imbuhnya.
Dari sejumlah aksi kejahatan yang ditangani, Polres Jakarta Barat juga menyita sejumlah senjata api dan senjata tajam yang digunakan pelaku kejahatan.
ADVERTISEMENT
“Untuk barang bukti dari tanggal 7 sampai 22 Desember ada 12 senjata tajam, 2 senjata api, 2 air softgun, dan 12 anak peluru kaliber 9 mm,” tambahnya.
Hengki mengatakan, pencurian sepeda motor merupakan tindak kejahatan yang paling menonjol di Jakarta Barat.
“Yang paling tinggi kasus kami adalah curanmor. Curanmor ini tidak menutup kemungkinan laporan palsu. Tapi kami akan buat SOP agar hal ini bisa ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir angka kejahatan di wilayahnya, Polres Jakarta Barat akan membuat sebuah program, yakni dengan memetakan jenis ancaman yang terjadi berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
“Ke depan kita akan adakan program nantinya akan berbasis data. Kami akan petakan terkait ancaman, berdasarkan intelijen, dan dinas sosial," ujar Hengki.
ADVERTISEMENT