7 DPW NasDem Usul Surya Paloh Jadi Capres 2024

9 November 2019 21:50 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kongres II Partai NasDem menyepakati usulan 34 DPW menjadikan Surya Paloh sebagai ketua umum lagi. Selain sebagai ketum, setidaknya ada 7 DPW yang juga mengusulkan Paloh sebagai capres di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Sekjen NasDem, Johnny G Plate, usulan tersebut belum dibahas lebih lanjut. Sebab, pembahasan capres baru dilaksanakan dalam rapat pleno, Minggu (10/11) esok.
"Ada 7 di antara DPP DPW juga mengusulkan (Surya Paloh) sebagai calon presiden tahun 2024. Namun, karena agenda calon presiden tidak ditetapkan dalam empat rapat pleno ini, maka rapat pleno ini hanya menampung saja. Selanjutnya, pembicaraan akan berkembang di rapat komisi dan rapat pleno besok," kata Johnny di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11).
Sekjen DPP Partai Nasdem Johnny G Plate saat konferensi pers menjelang Kongres II di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (6/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Johnny mengungkapkan 7 DPW yang mengusulkan Surya Paloh sebagai capres di antaranya NTT, Jambi, NTB, Gorontalo, dan Banten.
Meski begitu, Johnny mengatakan, pihaknya belum bertanya ke Paloh apakah bersedia menjadi capres.
ADVERTISEMENT
"Kami juga belum bertanya kepada Pak Surya Paloh apakah bersedia menjadi calon presiden kami belum tahu," tuturnya.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Untuk menjaring capres yang akan diusung NasDem, partainya akan menggunakan sejumlah metode. Di kesempatan lain, mereka juga menunggu perkembangan dinamika politik setelah Pilpres 2019.
"Salah satunya melalui proses demokratisasi bottom up. Bisa saja memilih model konvensi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, dunia perguruan tinggi, tokoh tokoh agama, tokoh masyarakat, pegiat sosial lembaga swadaya, rekan-rekan partai politik, organisasi massa untuk berpartisipasi dalam konvensi," tuturnya.
"Misalnya, salah satu opsi apa mekanisme akhir nanti dalam rangka pencalonan akhir presiden 2024. Kami menunggu perubahan perkembangan dan dinamisnya politik Indonesia setelah 2019," pungkasnya.