Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
7 Ekor Kukang Korban Peliharaan Menderita Malnutrisi dan Stres
23 Desember 2017 9:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia telah menyelamatkan sedikitnya 7 ekor hewan Kukang hasil serahan masyarakat dari sejumlah daerah, yang sebagian besar merupakan kukang 'korban' peliharaan.
ADVERTISEMENT
Setibanya di Pusat Rehabilitasi IAR Indonesia, Kukang-kukang tersebut menjalani pemeriksaan medis. Hasilnya, sebagian besar dari mereka mengalami stres dan malnutrisi. Bahkan beberapa ada yang telah kehilangan gigi taringnya.
Kukang Jawa bernama Aidel salah satunya. Aidel yang diserahkan ke pusat rehabilitasi IAR pada November 2017 lalu ini, mayoritas giginya telah dipotong dan rusak. Kini sedikitnya 20 gigi Aidel yang rusak harus dicabut dan ditambal oleh tim medis untuk mengurangi infeksi.
Prameswari Wendi selaku Manager Animal Care IAR Indonesia menjelaskan, hal tersebut biasa dilakukan para pemburu dan pedagang sebelum menjualnya agar tidak membahayakan calon pemiliknya. "Padahal perbuatan itu akan menyebabkan kukang menderita karena infeksi, sulit makan hingga akhirnya mati," ujar Prameswari dalam keterangan tertulis, Jumat (22/12).

Kukang Jawa lainnya yang juga mengalami penderitaan serupa bernama Doqi. Tidak kurang dari 14 gigi Doqi ditangani oleh tim medis. "Jika tidak segera ditangani, infeksi yang ditimbulkan akan menyebar ke gigi lain dan bisa memperparah kondisi Kukang malang itu," imbuh Prameswari.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Kukang lain yang bernama Melinda, memiliki kondisi yang jauh lebih baik dari Aidel dan Doqi.
Melinda merupakan kukang serahan seorang warga di Bandung ke BBKSDA Jawa Barat. Menurut warga yang menyerahkan Melinda, kukang betina itu ditemukan di sisi jalan raya dan hampir diambil orang yang tidak bertanggung jawab.
"Hasil pemeriksaan, kondisi Melinda sehat, dan liar. Gigi taringnya pun masih lengkap dan utuh. Melinda hanya stres. Namun Melinda masih akan menjalani pemeriksaan menyeluruh, memastikan dia benar-benar dalam kondisi baik dan sehat," papar Prameswari.

Salah satu dokter hewan yang menangani Kukang-kukang tersebut, drh Wendi, mengatakan seluruh Kukang tersebut saat ini tengah menjalani serangkaian tahap karantina guna memastikan mereka bebas dari penyakit. Selanjutnya, Kukang-kukang itu akan menjalani rehabilitasi untuk memulihkan sifat liar sebelum dilepaskan kembali ke habitatanya.
ADVERTISEMENT
“Karena biasanya kukang 'korban' pemeliharaan akan kehilangan sifat liar alaminya. Mereka akan sulit survive dan bertahan hidup di alam. Sebab itu, rehabilitasi ini penting. Mereka akan diperkenalkan dengan pakan alami dan pengayaan perilaku,” kata drh Wendi.
“Untuk kukang yang telah banyak kehilangan giginya, kemungkinan besar mereka akan menetap selamanya di pusat rehabilitasi. Karena jika dilepasliarkan mereka akan sulit mencari makan dan tidak bisa bertahan hidup di alam bebas,” lanjutnya.

Robithotul Huda selaku Manajer Program IAR Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menjadikan Kukang sebagai hewan peliharaan. Sebab menurutnya hak tersebut sama saja dengan membunuh Kukang secara perlaham
"Kukang adalah satwa liar yang berbahaya dan satu-satunya primata yang memiliki bisa atau racun. Memelihara Kukang juga merupakan perbuatan melanggar hukum yang sudah jelas diatur dalam UU No 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem,” terang Huda.
ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, Kukang merupakan jenis primata yang gerakannya lambat, dengan berat tubuh maksimal 0,9 kilogram dan panjang tubuh maksimal 30 cm. Dari delapan spesies Kukang yang masih ada, enam di antaranya masih dapat ditemukan di Indonesia, yakni di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Perawakan Kukang yang kecil nan menggemaskan, membuat banyak orang tertarik untuk memeliharanya. Hal itulah yang lama-kelamaan membuat Kukang terancam kepunahan.