7 Karakteristik Generasi Z yang Perlu Kamu Tahu

20 November 2017 19:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milenial dan teknologo (Foto: flickr/@StateFarm)
zoom-in-whitePerbesar
Milenial dan teknologo (Foto: flickr/@StateFarm)
ADVERTISEMENT
Generasi milenial atau generasi Y sudah sering dibahas, kini saatnya bicara tentang generasi selanjutnya, yaitu generasi Z. Generasi yang lahir pada tahun 1995 dan seterusnya ini juga disebut Generasi NET.
ADVERTISEMENT
Generasi ini lahir saat internet telah berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Mereka lahir tanpa mengetahui masa kehidupan tanpa internet, komputer, dan telepon genggam. Dengan kata lain, generasi ini lahir di era digital.
Psikolog Elizabeth T. Santosa dalam bukunya yang berjudul "Raising Children in Digital Era" mencatat ada 7 karakteristik generasi yang lahir di era digital ini. Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum 7 karakteristik generasi Z tersebut:
1. Memiliki ambisi besar untuk sukses
Antusias saat Mendengar Ide Sang Anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Antusias saat Mendengar Ide Sang Anak. (Foto: Thinkstock)
'Kids zaman now'' ini cenderung memiliki ambisi besar untuk sukses, dikarenakan semakin banyaknya role model yang mereka idolakan. Ambisi untuk menggapai mimpi ini juga didukung oleh kondisi dunia yang lebih baik, dan kondisi orang tua yang mayoritas jauh lebih mapan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ambisi atau goals inilah yang diperlukan anak sedari dini. “Jadi tugas orang tua itu mendefisinikan goals atau cita-cita anaknya dengan jelas. Misalnya, mau jadi penyanyi terkenal. Apakah itu terkenal se-Indonesia ataukah internasional? Lalu, ingin menjadi penyanyi dengan lagu genre seperti apa?” ujar Elizabeth T. Santosa, saat berbincang dengan kumparan, Senin (20/11).
2. Berperilaku instan
Ilustrasi Sarapan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sarapan (Foto: Thinkstock)
Generasi Z menyukai pemecahan masalah yang lebih praktis. Mereka enggan meluangkan proses panjang untuk mencermati suatu masalah. Hal ini disebabkan karena mereka lahir di dalam dunia yang serba instan.
“Coba deh perhatiin dari mulai bangun tidur, makan, ke sekolah, belajar, semua serba instan. Misalnya aja saat sarapan pagi sudah tersedia sarapan dan kopi instan siap saji bagi mereka. Simpel banget kan? Perlu diperhatikan, dalam menjalani hidup itu manusia dapat berperilaku praktis saat memecahkan permasalahan, namun ada juga proses yang terkadang menghabiskan waktu yang tidak cepat. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya perlu mendidik anak tentang konsep proses, daya tahan, dan komitmen dalam menyelesaikan masalah,” kata Elizabeth.
ADVERTISEMENT
3.Cinta kebebasan
Warna dan model rambut anak mewarisi gen ayah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Warna dan model rambut anak mewarisi gen ayah. (Foto: Thinkstock)
Generasi Z suka dengan kebebasan, baik itu kebebasan berpendapat, kebebasan berkreasi, kebebasan berekspresi, dan lain sebagainya. Bagaimana tidak, mereka ini lahir di dunia modern, saat rezim tirani otoriter tidak memiliki kekuasaan lagi untuk mengontrol penduduknya.
“Dalam peraturan di rumah, anak-anak ini tidak suka diberi perintah tanpa ada penjelasan yang logis. Oleh sebab itu, para orang tua perlu banget memberikan penjelasan logis terhadap peraturan yang berlaku di rumah,” tambah Elizabeth.
4. Percaya diri
Anak akan mewarisi selera humor ayah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak akan mewarisi selera humor ayah. (Foto: Thinkstock)
Karakteristik generasi Z yang keempat adalah percaya diri. Tak dapat dipungkiri, anak-anak yang lahir di generasi ini mayoritas memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Mereka juga memiliki sikap optimistis dalam banyak hal. Mental positif yang seperti ini memang hal yang utama dalam hidup, yaitu bisa melihat permasalahan dari segi positif.
ADVERTISEMENT
Namun orang tua perlu berhati-hati jangan sampai menjatuhkan rasa percaya diri mereka saat memberi masukan. “Orang tua perlu memberikan lingkungan kondusif agar kepercayaan diri dan kompetensi diri anak tumbuh subur. Misalnya, mendampingi anak saat belajar di rumah saat ujian, sampai mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga dapat meningkatkan kompetensi anak dalam bidang akademik,” katanya.
5. Menyukai hal yang detail
Milenial cenderung kritis dalam berpikir (Foto: flickr/@ITUPictures)
zoom-in-whitePerbesar
Milenial cenderung kritis dalam berpikir (Foto: flickr/@ITUPictures)
Tak hanya memiliki kepercayaan diri yang tinggi, anak-anak yang lahir di era ini juga menyukai hal yang detail. Generasi Z termasuk generasi yang cenderung kritis dalam berpikir dan detail mencermati suatu permasalahan.
“Di zaman sekarang, nyari informasi gampang banget kan, tinggal mengklik tombol search engine. Dengan menulis topik yang ingin ditelusuri melalui google engine, terbukalah jendela dunia yang berisi segala informasi dan gambar yang berkaitan dengan topik tersebut. Makanya, enggak heran kan kenapa anak-anak zaman sekarang itu kritis banget,” ujar Elizabeth.
ADVERTISEMENT
6. Keinginan untuk mendapatkan pengakuan
Ilustrasi ibu dan anak remaja perempuannya (Foto: Thikstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak remaja perempuannya (Foto: Thikstock)
Pada dasarnya setiap orang pasti memililki keinginan agar diakui atas kerja keras, usaha, dan kompetensi yang telah didedikasikannya. Namun, anak-anak yang lahir di generasi ini cenderung ingin diberikan pengakuan dalam bentuk reward (pujian, hadiah, sertifikat, dan penghargaan), karena kemampuan dan eksistensinya sebagai individu yang unik.
“Mereka kan sering menganggap bahwa diri mereka unik dan istimewa. Makanya, mereka itu membutuhkan justifikasi sebagai bentuk pengakuan terhadap keistimewaan mereka,” tambah Elizabeth.
7. Digital dan teknologi informasi
Digital dan Teknologi Informasi, (Foto: flickr/@BagoGames)
zoom-in-whitePerbesar
Digital dan Teknologi Informasi, (Foto: flickr/@BagoGames)
Sesuai dengan namanya, generasi Z atau NET lahir saat dunia digital mulai merambah dan berkembang pesat di dunia. Generasi ini sangat mahir dalam menggunakan segala macam gadget yang ada, dan menggunakan teknologi dalam keseluruhan apsek serta fungsi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
“Mereka ini lebih memilih berkomunikasi melalui dunia maya dan media sosial dibanding menghabiskan waktu bertatap muka dengan orang lain. Sisi positifnya, mereka ini menjadi bagian dari komunitas berskala besar dalam sebuah jaringan media dan teknologi tanpa mengenal satu sama lain melalui internet. Namun, sisi negatifnya mereka memiliki kemampuan komunikasi publik yang cukup rendah,” tutup Elizabeth.
Itulah 7 karakteristik kids zaman now. Apakah semua ciri-cirinya sama dengan karakter kamu?