Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
7 'Rising Star' Golkar Versi LSI Denny JA: Airlangga hingga Titiek
14 Desember 2017 17:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
LSI Denny JA memprediksi Partai Golkar akan terlempar dari 3 besar pemenang pemilu legislatif 2019. Masalah yang terus menimpa Golkar sejak Setya Novanto ditahan KPK menjadi salah satu penyebab terus merosotnya elektabilitas partai berlambang beringin tersebut.
ADVERTISEMENT
Peneliti LSI Denny JA, Adrian Sopa, mengatakan Golkar memiliki potensi kembali bangkit. Sejumlah tokoh dapat menjadi darah segar bagi Golkar dan berpotensi mendongkrak elektabilitas partai.
"Partai Golkar punya tokoh-tokoh yang rising star. Mereka memang belum menjadi super star. Namun, jika partai ini terkonsolidasi, mereka sangat potensial menjadi darah segar Golkar dan politik nasional," kata Adrian saat memaparkan survei di kantornya, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/12).
Adapun 7 nama tersebut yaitu Ketum Golkar yang baru Airlangga Hartarto hingga anak mantan Presiden Soeharto yaitu Titiek Soeharto.
"Tujuh tokoh itu adalah Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Nusron Wahid, Dedi Mulyadi, Meutya Hafid, Aziz Syamsudin hingga Titiek Soeharto," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adrian kemudian merinci keunggulan dari 7 nama tadi.
"Airlangga Hartarto kandidat ketum terkuat yang membawa Golkar baru dengan semboyan bersih. Idrus Marham menjadi bintang dari timur, punya pengalaman mengelola Golkar dengan baik dan Nusron Wahid yang punya peran penting tak hanya bagi Golkar tapi bagi politik Indonesia sebagai tokoh NU dari Golkar," jelasnya.
Sementara untuk tokoh lainnya seperti Aziz Syamsudin, Adrian melihat sosok Ketua Banggar ini sebagai perwakilan dari politisi zaman sekarang karena bisa menjadi idola. Di sisi lain, Dedi Mulyadi dianggap dapat membawa pesan kultur dan pro keragaman.
Sedangkan untuk dua tokoh perempuan lainnya seperti Titek Soeharto dan Meutya Hafid, Adrian menyebut keduanya sebagai srikandi diantara para arjuna. Titek dianggap mewarisi perangkat konseptual dan ketajaman taktik politik dari sang ayah serta Meutya dianggap contoh profesional.
ADVERTISEMENT
"Titiek merupakan putri pendiri Golkar. Mewarisi darah biru Soeharto zaman sekarang. Ia punya perangkat konseptual dan ketajaman taktik politik. Kalau Meutya contoh profesional yang berhasil sebelum terjun ke politik praktis. Ia sebagai jurnalis yang berani mengambil risiko," pungkasnya.
Sebagai gambaran, survei dilakukan pada 1-14 November 2017 dengan metode Multistage Random Sampling. Margin of error +-2.9.