news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

7 Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon, PM Salam: Waspada Perang Baru

23 Maret 2025 19:55 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul dari Taibeh, setelah serangan Israel sebagai tanggapan atas tembakan roket lintas batas, seperti yang terlihat dari Marjayoun di Lebanon selatan, Sabtu (22/3/2025). Foto: Karamallah Daher/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul dari Taibeh, setelah serangan Israel sebagai tanggapan atas tembakan roket lintas batas, seperti yang terlihat dari Marjayoun di Lebanon selatan, Sabtu (22/3/2025). Foto: Karamallah Daher/REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan udara Israel di Lebanon pada Sabtu (22/3) menewaskan tujuh orang. Ini menjadi eskalasi terbesar sejak gencatan senjata 27 November.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam memperingatkan negaranya berisiko terseret ke dalam “perang baru”.
Militer Israel mengeklaim serangan menargetkan posisi Hizbullah, tetapi kelompok tersebut membantah keterlibatannya dalam peluncuran roket yang memicu serangan balasan.
Di Rafah, dua anak termasuk di antara korban tewas. Di Tyre, serangan udara menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya di Qlaileh.
Mengutip Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant memerintahkan gelombang serangan kedua ke puluhan titik di Lebanon selatan.
Militer Israel menyebut serangan itu sebagai respons atas tembakan roket ke wilayahnya.
Hizbullah dalam pernyataan resminya membantah bertanggung jawab atas serangan awal ke Israel di hari yang sama.
Mereka menuduh Israel mencari alasan untuk memperbarui serangan dan menegaskan kembali komitmennya pada gencatan senjata yang ditandatangani November lalu.
ADVERTISEMENT
Di tengah meningkatnya ketegangan, Menteri Pertahanan Lebanon Michel Menassa meminta negara-negara yang menjadi mediator gencatan senjata menekan Israel agar menghentikan serangan.
Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) juga mengingatkan bahwa situasi masih “sangat memprihatinkan” dan menyerukan semua pihak menahan diri untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.