75 Tahun Hubungan RI-Filipina Alasan Jokowi Tetap ke Filipina Meski Ada HUT PDIP

10 Januari 2024 15:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri peringatan HUT ke-51 PDIP. Foto: Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri peringatan HUT ke-51 PDIP. Foto: Setwapres
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi berada di Filipina untuk rangkaian kunjungan kenegaraan. Hari ini, Jokowi telah bertemu Presiden Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr. dan menyepakati sejumlah penguatan kerja sama.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kunjungan Jokowi ke Filipina ini bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Filipina.
"Pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina dilakukan di Istana Malacanang. Kunjungan ini bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Filipina. Bapak Presiden menyampaikan bahwa momentum 75 tahun ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama kedua negara," kata Retno dalam keterangannya, Rabu (10/1).
Kunjungan Jokowi ke Filipina bertepatan dengan peringatan HUT ke-51 PDIP. Pada tahun-tahun sebelumnya, Jokowi selalu datang ke acara HUT PDIP.
Namun, tahun ini Jokowi tidak datang karena lebih memilih untuk mengunjungi tiga negara ASEAN -- Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam.
Kembali lagi ke agenda kunjungan Jokowi ke Filipina, Retno mengatakan ada sejumlah kesepakatan yang dilakukan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Pertama, kedua negara sepakat mendorong percepatan revisi Border Patrol Agreement, Border Crossing Agreement untuk mengatasi dinamika tantangan dan perubahan struktur.
"Kemudian mendorong penyelesaian batas landas kontinen antar kedua negara serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk pengadaan alutsista," ungkap Retno.
Menlu RI Retno Marsudi, saat memberikan keterangan pers, di Tokyo, Jepang, Minggu (17/12/2023). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Di bidang ekonomi, kedua negara sepakat untuk terus saling membuka akses pasar baik untuk komoditas Filipina ke Indonesia dan sebaliknya.
"Secara khusus, Presiden mengharapkan dukungan Filipina untuk meninjau kembali special safeguard measures terhadap produk kopi Indonesia sehingga kebijakan tersebut dapat segera dicabut," ujarnya.
Jokowi, lanjut Retno, juga mengapresiasi kepercayaan Filipina pada BUMN Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur penting di Filipina.
"Serta mendorong percepatan groundbreaking North-South Commuter Railway Project," pungkasnya.