8 Pahlawan Nasional yang Gugur di Usia Muda

30 Juli 2020 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
ADVERTISEMENT
Pahlawan Nasional adalah mereka yang maju tak gentar membela yang benar, jiwa-jiwa bergetar menahan lapar agar penjajah mati terkapar.
ADVERTISEMENT
Berjuang sekuat tenaga atas nama bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya. Tak peduli tua atau muda, semua bersatu untuk merdeka.
Mereka juga tak peduli dengan nyawa apalagi usia, beberapa dari Pahlawan Nasional ada yang wafat muda saat membela negara. Perjuangan mereka menunjukkan betapa tinggi semangat kebangsaan kaum pemuda Tanah Air.
kumparan merangkum delapan pahlawan yang gugur di usia muda demi kemerdekaan Indonesia. Berikut daftarnya:
Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817. Setelah memimpin berbagai aksi melawan Belanda, ia pun kemudian tertangkap dan diasingkan ke Batavia. Selama di perjalanan, ia melakukan aksi mogok makan hingga jatuh sakit dan meninggal di usia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Supriyadi merupakan Komandan Kompi Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar. Perjuangannya menentang dan melawan kekejaman Jepang saat Romusha membuat ia tertangkap dan tewas diduga dibunuh pasukan Jepang.
Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
R.W Monginsidi berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pasukan sekutu, NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda) kembali datang ke Indonesia untuk melakukan penyerangan.
Monginsidi bersama dengan para pemuda di Makassar membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk melawan Belanda. Namun akhirnya dia ditangkap dan pada 5 September 1949 ia dieksekusi oleh tim penembak Belanda.
Radin Inten II memimpin berbagai serangan rakyat Lampung kepada Belanda. Berkali-kali ia melakukan perlawanan langsung, hingga gugur dalam perjuangan pada 5 Oktober 1858.
ADVERTISEMENT
Wanita tangguh yang lahir dari keluarga ningrat Jepara ini dikenal karena gerakannya memperjuangkan hak dan emansipasi perempuan. Lewat tulisan, pemikiran Kartini bisa terdengar hingga Belanda. Kartini sering mengirim surat kepada temannya di Belanda, dia juga mengirimkan tulisannya ke media lokal di Belanda.
Dia mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak perempuan untuk mewujudkan cita-citanya. Kartini meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904, tiga hari setelah melahirkan putranya.
Setelah meninggal, surat-surat Kartini dibukukan dan dikenal dengan buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Halim Perdanakusuma adalah pilot andalan TNI AU. Saat kembali ke Tanah Air, ia bergabung dengan angkatan udara. Ia membuka hubungan luar negeri untuk mencari senjata bagi pejuang kemerdekaan. Pesawat yang ditumpanginya jatuh saat ia dalam perjalanan pulang dari tugas negara di Malaysia bersama Opsir Iswahyudi pada 14 September 1947. Usianya saat itu 25 tahun.
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
Pierre Tandean adalah ajudan Jenderal Nasution. Dia tewas saat peristiwa G-30S ketika sedang berjaga di rumah Jenderal Nasution. Namun diduga kelompok penyerang salah tangkap, mengira ia adalah Nasution. Ia pun dibunuh di lubang buaya bersama Pahlawan Revolusi lainnya.
Keberanian I Gusti Ngurah Rai bersama dengan rekannya menyerang Belanda di Tabanan, membuat satu detasemen pasukan Belanda menyerah. Akibatnya Belanda melancarkan aksi balasan hingga membuat pasukan Ngurah Rai terdesak dan guguri pada 20 November 1946.
Simak story menarik lainnya mengenai hari pahlawan dalam topik 10 November 1945