Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
8 Saluran Air Kuno Ditemukan di Situs Keraton Pleret, Apa Fungsinya?
14 Maret 2023 22:28 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebuah saluran air kuno atau paralon kuno ditemukan di benteng sisi barat yang disebut Kedaton IV di Situs Keraton Pleret, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.
ADVERTISEMENT
Saluran air kuno itu ditemukan oleh Dinas Kebudayaan DIY melalui Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya Benda, Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya dan Seksi Museum dalam ekskavasi atau penggalian arkeologi di lokasi tersebut.
"Tepat pada Kamis (8/3/2023) justru ditemukan saluran air tanah liat kuno di penggal benteng sisi barat Keraton Pleret," kata Tenaga Ahli Ekskavasi, Danang Indra Prayudha, dalam keterangannya, Selasa (14/3).
Saluran atau paralon kuno itu terbuat dari tanah liat. Oleh masyarakat kerap disebut Plempem atau Riul.
Ada sekitar 8 plempem yang ditemukan. Panjangnya antara 62 cm sampai 66 cm dengan diameter 35 cm per Riul.
Saluran yang ditemukan ini akan diidentifikasi fungsinya apakah untuk saluran pembuangan air atau saluran air bersih.
ADVERTISEMENT
"Dari hipotesis awal, tim menduga saluran kuno ini satu konteks dengan benteng sisi barat keraton karena derajat kemiringan yang sama di dengan benteng yaitu 10 derajat," kata Danang.
Hipotesis lain, benteng ini memiliki saluran dari dalam keluar dan berhenti di mulut benteng sisi dalam. Di dalam benteng, saluran digantikan bata putih ditumpuk bata merah sehingga ada mulut saluran keluar benteng.
"Ini temuan yang baru pertama dan unik karena ada saluran air, kami menduga ini satu periode namun masih perlu dibuktikan," jelasnya.
"Tetapi sementara ini adalah bagian dari benteng karena kemiringannya sama dan bagian menyatu antara benteng dengan saluran airnya. Jika ternyata saluran air ini benar bagian dari benteng maka menunjukkan bentengnya punya saluran air . Kita akan coba uji sampel tanah yang di dalam saluran isinya apa apakah itu kotoran atau air bersih," ujar Danang.
ADVERTISEMENT
Temuan baru arkeologi era Raja Amangkurat I ini berada di lokasi yang ke depan akan dikembangkan sebagai pengembangan Museum Pleret. Sehingga desain museum harus menyesuaikan dengan temuan baru ini.
"Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Cagar Budaya apabila mendirikan bangunan baru setidaknya ada jarak dua meter dari objek cagar budayanya," katanya.
Danang menuturkan, ekskavasi ini berawal dari rencana pengembangan Museum Pleret. Ada sejumlah perencanaan seperti bangunan, gedung, pembuatan pagar dan lain sebagainya.
Sehingga perlu dilakukan survei pengembangan lahan apakah ada objek diduga cagar budaya atau tidak.
"Tindak lanjut itu kami lakukan dengan survei di lapangan yang dilakukan pada 2022 lalu. Dalam survei tersebut, kami menemukan tumpukan bata yang terlihat di permukaan di dua titik, dari temuan inilah kami kerjakan ekskavasi Kedaton IV tahap pertama pada 4 hingga 29 Maret 2022 untuk penelitian dan penyelamatan objek di bawahnya," ucap Danang.
ADVERTISEMENT
"Ekskavasi Kedaton IV tahap berikutnya dilanjutkan pada 2023, tepatnya sejak 14 Februari hingga 13 Maret 2023. Kami tidak menduga setelah tanah dibebaskan ternyata ada temuan benteng sisi Barat Keraton Pleret ditambah temuan baru saluran air kuno," tutup dia.