92 WNI Meninggal di Kamboja Sepanjang 2024, Angka Lima Tahun Terakhir Melonjak

15 April 2025 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kementerian Luar Negeri Indonesia bersama KBRI Phnom Penh telah berhasil memfasilitasi pemulangan jenazah Almarhum MAF dari Phnom Penh, Kamboja. Foto: Dok. Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Luar Negeri Indonesia bersama KBRI Phnom Penh telah berhasil memfasilitasi pemulangan jenazah Almarhum MAF dari Phnom Penh, Kamboja. Foto: Dok. Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh mencatat lonjakan tajam angka kematian warga negara Indonesia (WNI) di Kamboja dalam lima tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2024, sebanyak 92 WNI meninggal dunia dan telah difasilitasi proses pemakaman maupun pemulangan jenazahnya. Pada 2020, hanya tercatat satu kasus.
Mayoritas penyebab kematian berasal dari penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan diabetes, serta infeksi menular seperti TBC dan HIV. Selain itu, kecelakaan lalu lintas dan kematian mendadak juga tercatat cukup signifikan.
Rincian penyebab kematian WNI di Kamboja pada 2024:
•    Penyakit jantung, stroke: 39 kasus
•    Infeksi paru (TBC, pneumonia): 19 kasus
•    Kecelakaan lalu lintas dan lainnya: 11 kasus
•    Diabetes, gagal ginjal, gagal liver: 6 kasus
•    HIV/AIDS dan infeksi menular seksual: 5 kasus
ADVERTISEMENT
•    Kanker, epilepsi, demam berdarah: 4 kasus
•    Lain-lain (bunuh diri, meninggal saat tiba di rumah sakit): 8 kasus
Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Phnom Penh, Djumara, menyebut lonjakan angka kematian merupakan konsekuensi dari meningkatnya jumlah WNI yang datang ke Kamboja.
Sepanjang 2024, tercatat 166.795 WNI masuk ke negara itu, melonjak 11 kali lipat dibandingkan 2020 yang hanya 14.564.
“Kamboja kini masuk dalam 10 besar negara tujuan WNI. Tapi yang menjadi perhatian kami, mayoritas korban meninggal adalah anak muda usia produktif. Banyak dari mereka meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup,” ujar Djumara kepada kumparan, Selasa (15/4).

Kasus Kematian WNI asal Bekasi di Kamboja

Ilustrasi KBRI Phnom Penh. Foto: Dok. KBRI Phnom Penh
Salah satu kasus terbaru menimpa Iwan Sahab, WNI asal Bekasi, Jawa Barat, yang meninggal di Kamboja.
ADVERTISEMENT
Ia ditemukan dalam kondisi luka parah oleh polisi setempat dan sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum meninggal pada Senin (14/4).
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, mengatakan pihaknya masih melacak kasus tersebut.
Iwan diduga merupakan pekerja migran nonprosedural, seperti sebagian besar WNI yang bekerja di Kamboja.
“Kami sedang telusuri. Biasanya kasus seperti ini tidak tercatat karena berangkat tidak lewat prosedur resmi,” ujar Karding di Semarang, Selasa (15/4).
Menurutnya, ada sekitar 80 ribu WNI yang bekerja di Kamboja, sebagian besar di sektor judi online dan penipuan digital (scamming). Seluruhnya tidak melalui jalur penempatan resmi pemerintah.
“Tidak ada kerja sama penempatan antara Indonesia dan Kamboja. Mereka kebanyakan direkrut lewat media sosial, ditawari pekerjaan, tapi kemudian menjadi korban penipuan,” kata Karding.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, tren baru pekerja migran tanpa dokumen juga mulai mengarah ke negara-negara seperti Kamboja dan Myanmar, terutama di kalangan anak muda yang tertarik pada iming-iming pekerjaan digital di luar negeri.