96 Pendaftar PPDB di Jateng Dicoret karena Pakai Domisili Palsu

2 Juli 2019 22:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa dan wali murid berkonsultasi dengan petugas pusat layanan informasi PPDB di SMA 7 Solo, Jawa Tengah, Selasa (2/7). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Siswa dan wali murid berkonsultasi dengan petugas pusat layanan informasi PPDB di SMA 7 Solo, Jawa Tengah, Selasa (2/7). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi tingkat SMA/SMK di Jawa Tengah pada hari kedua diwarnai temuan kecurangan. Sebanyak 96 calon siswa yang mendaftar terpaksa dicoret karena kedapatan menggunakan Surat Keterangan Domisili (SKD) dan Kartu Keluarga (KK) asli tapi palsu.
ADVERTISEMENT
Asli karena SKD dan KK tersebut resmi dikeluarkan oleh pejabat pemerintahan terkait. Palsu, karena mereka tak tinggal di lokasi yang sesuai dengan SKD tersebut. Diduga, orang tua memalsukan domisili agar bisa masuk dalam zonasi sekolah yang diinginkan.
"Ketentuannya sudah jelas, kalau mau pindah dan menggunakan SKD, minimal sudah bertempat tinggal di lokasi itu selama enam bulan. Namun ternyata masih ada yang berbuat curang," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ditemui di Rumah Dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (2/7).
Ganjar menerangkan hingga hari kedua pendaftaran PPDB online, sudah ada 1.117 pendaftar yang menggunakan SKD. Setelah diverifikasi, dari jumlah itu hanya 1.021 SKD valid, sementara sisanya sekitar 96 SKD tidak valid.
"Terhadap mereka (yang curang) langsung kami coret. Ya itu, calon siswa yang mendaftar menggunakan SKD yang tidak valid, langsung kita coret," tegas Ganjar.
ADVERTISEMENT
Jumlah 96 calon siswa yang dicoret ini tersebar di sejumlah daerah. Mulai dari Kendal, Purworejo, Purwokerto, dan terbanyak ada di Pekalongan dan Pati.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memantau posko aduan di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Senin (1/7). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Meskipun dicoret, bukan berarti calon siswa tersebut tidak mendapatkan sekolahan. Ganjar meminta calon siswa dan orang tua untuk kembali ke jalan yang benar dengan cara mendaftar lagi tanpa menggunakan SKD atau KK baru.
"Kecuali kalau memang ada orang tua yang menyatakan selama ini memang tinggal di dekat sekolah, namun lupa mengurus surat-surat, silakan saja. Namun akan tetap kami verifikasi," ucapnya.
Seluruh administrasi dari 96 calon siswa yang kedapatan menggunakan SKD tidak valid tersebut langsung dikembalikan. Ganjar meminta mereka untuk mendaftar kembali dari awal ke zonasinya masing-masing atau menggunakan jalur prestasi.
ADVERTISEMENT
"Tapi jangan berbohong. Jangan bikin susah anak anda, kasihan. (Pencoretan) Ini sekaligus juga warning saya kepada orang tua, bahwa saya serius, ini saya coret beneran. Tolong kembali ke jalan yang benar, kembali ke zona masing-masing atau menggunakan jalur prestasi," tegasnya.
Terkait temuan SKD aspal itu, Ganjar langsung menggelar rapat dadakan. Pihaknya langsung memerintahkan kepada seluruh kepala sekolah di Jateng untuk melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap SKD dan KK yang baru.
"Saya perintahkan malam ini juga dicek semua SKD dan KK baru, karena itu sebagai satu indikasi, kemungkinan ada ketidak benaran. Ini kan masih hari kedua pendaftaran, maka masih ada waktu. Mulai malam ini sampai pendaftaran ditutup, semua harus melakukan verifikasi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Jumeri, mengatakan pihaknya akan ketat dalam pengecekan SKD dan KK yang dibawa orang tua. Pengecekan dilakukan apakah SKD dan KK baru tersebut benar-benar valid.
"Kalau ada data tidak valid, penipuan atau pemalsuan, akan kami cabut. Langsung kami gugurkan. Kami juga akan melakukan visitasi rumah guna mengecek kondisi di lapangan," kata Jumeri.
Jumeri mengimbau kepada seluruh orang tua calon siswa untuk tidak menggunakan SKD yang palsu. Sebab, semua bentuk pemalsuan akan dapat diketahui karena proses verifikasi dilakukan secara ketat.
"Jadi, kalau ketahuan akan kami coret," tegasnya.