97 Ribu Orang Bergabung di Klub Pembenci Mentimun

20 April 2017 12:16 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mentimun. (Foto: Pixabay)
Cucumber haters.
Begitu bunyi cover foto Facebook klub pembenci mentimun yang ramai diperbincangkan netizen Korea Selatan. Anda mungkin tidak pernah membayangkan, klub pembenci mentimun ini benar-benar ada. Klub ini bahkan sudah punya 97,528 likes, 99,588 followers yang rata-rata merupakan warga Korsel di Facebook dan masih terus bertambah.
ADVERTISEMENT
Klub pembenci mentimun ini dibuat oleh seorang mahasiswi asal Korea Selatan bernama Han Mo (20). Awalnya, Han Mo hanya sekadar iseng membuat fanpage di Facebook untuk mengekspresikan rasa tidak sukanya pada mentimun. Ia tidak pernah menduga bisa ada banyak orang yang juga merasakan hal yang sama.
"Aku tidak tahu fanpage yang ku buat asal-asalan bisa punya banyak anggota," ujar Han Mo dalam wawancara bersama News Chosun seperti dikutip kumparan (kumparan.com) Kamis (20/4/2017).
Klub pembenci mentimun. (Foto: Facebook/cucumberhaters)
Dengan moto "beberapa orang tidak suka mentimun, jadi jangan paksa mereka (untuk makan mentimun)" klub ini secara aktif memposting berbagai meme, foto para selebriti Korea yang juga tidak suka mentimun.
Mereka juga membuat postingan yang mengekspresikan bahwa normal bagi seseorang untuk tidak menyukai sesuatu termasuk mentimun. Yang menarik, setiap foto mentimun dibuat buram hampir dalam semua postingan.
ADVERTISEMENT
Han Mo menceritakan ia harus memisahkan mentimun dalam banyak makanan seperti dalam kimbab, sandwich atau mi dingin.
Di Korea sendiri mentimun adalah salah satu sayuran yang sangat sering digunakan dalam banyak sajian minuman dan makanan. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi Han Mo yang tidak suka mentimun.
Mi dingin / cold noodles Korea. (Foto: Pixabay)
"Jika seseorang bilang ia tidak suka mentimun, kita akan dijudge sebagai orang aneh bahkan disebut tidak normal. Padahal ada juga orang yang tidak suka sayuran seperti jamur atau daun wijen," ujar Han Mo.
Mereka yang tidak menyukai mentimun menjelaskan, buah ini punya bau khas yang tidak mereka suka. Beberapa orang yang sensitif bisa muntah-muntah bahkan hanya dengan mencium baunya.
Tingginya popularitas fanpage pembenci mentimun milik Han Mo menarik perhatian seorang profesor sosiologi yang tidak disebutkan namanya dari Sungkyungkwan University. Ia menjelaskan fanpage yang dibuat Han Mo tanpa sadar menyampaikan sebuah pesan soal diskriminasi sosial.
ADVERTISEMENT
"Lewat media sosial Han Mo mengatakan ia tidak mau makan mentimun. Namun ini jadi semacam fenomena budaya di mana ia menunjukkan adanya diskriminasi sosial pada mereka yang tidak suka mentimun," ujar profesor tersebut.
Meledaknya popularitas klub ini, netizen pun memberikan beragam komentar dengan 68% diantaranya adalah pria.
Komentar soal klub pembenci mentimun dalam persen. (Foto: Dok. Naver.com)
"Memilih makanan itu sesuatu yang subjektif. Masih banyak orang mengkritik pilihan makanan orang lain dan itu sangat kuno. Aku suka mentimun, tapi aku juga mengerti mereka yang tidak suka. Aku sendiri tidak suka pada beberapa makanan," ujar seorang netizen.
Seorang pekerja mengaku ia bergabung dengan klub milik Han Mo di Facebook karena merasa punya kesamaan.
"Rasanya di kantor aku adalah satu-satunya yang tidak suka mentimun. Aku langsung bergabung setelah melihat akun fanpagenya," tutur pekerja tersebut.
ADVERTISEMENT
Klub ini semakin populer saat beberapa pengguna Twitter internasional mengunggah postingan soal klub ini.
Sementara Han Mo menanggapi santai klub miliknya yang jadi perbincangan banyak orang ini.
"Sebenarnya cukup menghibur, fanpage ini jadi tempat untuk kami berbagi pikiran dan lelucon. Aku masih tidak suka mentimun, tapi mereka tidak punya dosa, akan menyenangkan jika aku tidak harus 'bertarung' dengan mentimun," tutup Han sambil tertawa.