ABK Hilang 4 Bulan usai Loncat dari Kapal China, Ortu Minta Kejelasan Pemerintah

28 Juli 2020 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal penangkap ikan ABK. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal penangkap ikan ABK. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Seorang Anak Buah Kapal (ABK) bernama Aditya Sebastian hilang di perairan Malaysia usai loncat dari kapal berbendera China, Fu Yuan Yu 1218. Namun, sudah 4 bulan keberadaannya tak diketahui.
ADVERTISEMENT
Padahal, ia loncat bersama lima ABK WNI lainnya. Empat orang berhasil selamat, sedangkan dua lainnya, salah satunya Aditya, masih hilang.
Dalam Webinar kumparan bertajuk Pencarian Keadilan Korban Perdagangan Orang ABK di Kapal Ikan Asing, Selasa (28/7), tangis orang tua Aditya, Basrizal, tak bisa terbendung. Komunikasi terakhir Basrizal dengan anaknya itu terjadi pada 4 April lalu.
Menurut Basrizal, saat itu, anaknya menceritakan kehidupan di atas kapal yang membuatnya tidak betah dan ingin pulang ke Indonesia. Namun, dia dan teman-temannya tidak diperbolehkan meninggalkan kapal oleh Kapten Kapal.
“4 April, dia cerita tidak betah di atas kapal, karena perlakuan tidak nyaman, tidak bisa lagi katanya, dan dia, anak saya dan teman-temannya, minta pulang, tapi tidak dibolehkan kapten, dan tidak dikasih visa atau paspor,” ucap Basrizal sambil menahan tangis.
ADVERTISEMENT
Pada 7 April, Basrizal mendapat informasi mengenai perkelahian di atas kapal anaknya bekerja itu. Perkelahian itu turut melihatkan anaknya bersama 12 awak dari China.
Hingga pada akhirnya, Aditya dan beberapa temannya meloncat ke laut. Keputusan Aditya semakin menguatkan terjadi kekerasan dan eksploitasi di dalam kapal.
“Lalu tanggal 7 April terjadi perkelahian antara anak saya orang Indonesia dan beberapa dari orang China, dan perkelahian itu mengakibatkan anak saya loncat ke laut, 4 orang selamat, 2 orang termasuk anak saya, belum diketemukan sampai sekarang dan saya tidak bisa omong-omong apa-apa lagi, sudah 4 bulan tidak ada kepastian,” kata Basrizal.
Menurut Basrizal, pihaknya sudah melaporkan hal ini Polri hingga Komnas HAM. Namu belum juga ada kejelasan.
ADVERTISEMENT
Basrizal pun meminta bantuan pemerintah untuk mencari tahu keberadaan Aditya. Termasuk pemenuhan hak-hak anaknya itu.
Ilustrasi korban perdagangan manusia Foto: Reuters
“Saya sudah lapor Kapolri, Komnas HAM, ini surat-surat saya ke Polri, dan belum ada kejelasan tentang anak saya, sekarang saya pinta saya terkait pihak-pihak pemerintah untuk memberikan kejelasan dan hak-hak anak saya itu yang pinta ke pemerintah, tolong beri kejelasan dan hak anak saya, saya tidak bisa omong apa-apa lagi, sudah 4 bulan,” terangnya.
Dilansir Antara, berdasarkan dokumen pemberitahuan dari PT Mandiri Tunggal Bahari, kapten kapal tidak mengetahui ada enam ABK yang terjun ke laut. Kemudian, kapten kapal menyadari enam ABK tersebut terjun ke laut setelah melihat rekaman CCTV.
Menurut kapten kapal, mereka ingin pulang karena posisi kapal sudah dekat antara Selat Malaka dan Singapura. Saat kejadian, empat ABK berhasil diselamatkan kapal lain yang melintas, dan dua ABK lainnya, termasuk Aditia, belum ditemukan hingga hari ini.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Saksikan video menarik di bawah ini.