Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Aboe Bakar ke Kapolri: Korsa, Angkatan, Pertemanan Jauh di Bawah Institusi
24 Agustus 2022 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS , Habib Aboe Bakar Alhabsyi, mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa Polri lewat kasus kematian Brigadir Yosua. Ia mengaku memaklumi lambatnya keputusan yang diambil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam menangani kasus yang melibatkan banyak perwira dan pejabat Polri, termasuk eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang menjadi otak pembunuhan.
ADVERTISEMENT
"Bukan main. Saya sadar kalau bapak-bapak lambat ambil keputusan karena terlalu dekat dengan inti pemainnya. Saya ikuti dan paham situasi," kata Habib dalam rapat dengar pendapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/8).
Menurut Habib, momen HUT ke-77 RI seharusnya menjadi momen yang membanggakan Polri. Sebab dalam beberapa tahun terakhir, Polri mendapat perhatian khususnya dalam membantu pemerintah mengatasi pandemi COVID-19.
"Tapi kita dapat hadiah HUT terburuk dengan kasus Ferdy Sambo ini. Pahitlah [tapi Kapolri] harus joget-joget. Susah, Pak, di tengah kesedihan joget," tuturnya.
Ia juga mengapresiasi langkah mitigasi Kapolri dalam kasus ini. Apalagi, Kapolri pasti serba salah karena kasus ini melibatkan banyak pihak yang notabene dekat atau merupakan bawahannya sendiri.
"Kalau saya jadi Pak Sigit enggak mudah ambil keputusan. Tapi saya ngomong dengan Pak Gatot, Irwasum, Kabag, Korsa, angkatan, persahabatan, pertemanan jauh di bawah institusi. Itu yang saya katakan. Alhamdulillah malamnya Bapak ambil keputusan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Habib menilai tidak mudah bagi Polri untuk mengembalikan tingkat kepuasan masyarakat yang turun karena kasus ini. Apalagi dengan beredarnya cerita-cerita yang menjadi bumbu kasus ini, mulai dari spekulasi motif pembunuhan Brigadir Yosua hingga judi online yang diduga diatur oleh Ferdy Sambo di dalam kepolisian.
"[Konsorsium] 303 harus diungkap, jangan cuma 3 bulan, agak panjanglah, Pak. Kasih kesempatan. Kadang 6 bulan ada pemain baru. Satgassus dibubarkan kami apresiasi, tapi apanya? Oleh karena itu, Pak, keberadaan satuan non struktural tanpa APBN buat spekulasi dari mana sumber dananya. Ada struktural dalam struktural," jelasnya.
"Nah, oleh karena itu Kapolri perlu yakinkan organisasi ini tidak ada lagi di tubuh Polri, skuad-skuad. Saya tahu sejarahnya karena sejak Pak Tito, Pak Idham, lanjut ke sini. Kita harus manfaatkan badai untuk jadikan energi reformasi untuk benahi Polri. Ini bisa di bawah kepemimpinan Pak Sigit," pungkasnya.
ADVERTISEMENT